Part 1

389 63 47
                                    

"Prill"....

"Prill"....

"Prillya" dengan nada panggilan yang rendah dan sangat halus, prilly sudah tau itu suara siapa. Tetapi tetap saja suara pekikan itu mengagetkan serta memecahkan lamunan prilly.

"Eh ..eh.. iya iya ada apa?" prilly langsung mengarah kepada orang yang telah menghancurkan lamunannya itu.

"Kamu lagi mikirin apaan sih? Awas kamu entar ke sambet setan baru tau rasa" dengan nada menertawai membuat prilly ikut tersenyum.

"Kamu lagi mikirin apa sih, nak? Tuh makanannya entar basi gara-gara di diemin gitu aja". ibu prilly langsung menuangkan segelas air untuk seorang putrinya yang sedang melamun di meja makan.

Iya itu ibu prilly yang menurut prilly itu adalah seorang malaikat tanpa sayap. Setiap keluhnya dia pasti selalu memeluk ibunya dan menceritakan semua yang terjadi tanpa sedikit kata pun tak ada yang tertinggal, menurut prilly ibunya itu beda dari ibu-ibu yang lain. Sangattt...sangat beda, dan prilly memanggilnya mommy atau mama dan yang ada dilamunan prilly sekarang itu adalah ibunya.

"Mom kok semua orang kalau udah waktu pulang sekolah masih banyak yang bercanda gitu? masih ada yang keluyuran dijalan, atau mereka pergi jalan sama temen-temen entah mereka mau kemana!!! Beda banget sama aku mom aku pasti langsung buru-buru kayak di kejar setan gitulah mom untuk segera pulang. Apakah mereka enggak dimarahi oleh orang tuanya mom?". dengan wajah serius prilly membuat mommynya menatap prilly tajam dan suara rendah dan membingungkan prilly membuat mommy prilly ingin memeluk seorang putrinya itu.

"Sayang, kamu tau gak semua orang itu beda cara mendidik seorang anaknya, dan salah satu contohnya itu mommy. Mommy menyuruh kamu cepat pulang itu supaya kamu enggak keluyuran entah kemana, coba kamu pikir apa kata orang!! Kamu itu seorang gadis yang tak boleh dibiarkan sedikitpun untuk pergi kemana-mana tanpa sepengetahuan mommy dan daddy. Kalau kamu mau pergi jalan juga, seperti teman kamu yang lain, mommy dan daddy pasti siap mengantarkan dan menemani kamu. Dan itupun kalau kamu mau jalan-jalan ke pantai, ke mall atau kemana yang kamu inginkan sama teman-teman kamu, kakak kamu harus ikut nggak boleh pergi sendirian. Okey!!!"

"Oke deh mom" dengan suara yang rendah dan mata yang memalas serta wajah yang sedikit murung membuat prilly beralih ke makanannya dan segera memakannya.

Setelah menghabiskan makanannya prilly langsung berpamitan ke mommynya untuk naik ke kamarnya. Prilly langsung merebahkan badannya di sebuah kasur yang berada di sudut kamarnya yang telah di renovasi sedemikian rupa dan itu semua maunya prilly. Ruangan yang tak begitu luas tapi semua barang- barang yang prilly inginkan semuanya ada termasuk alat musiknya, dengan gabunggan warna pink dan sedikit polesan warna putih serta hitam membuat prilly begitu tenang berada di ruangan kesayangannya itu.

"Drrrr...drrrr...drrr"
Suara handphone berbunyi membuat tangan prilly meraba-raba di sekitarnya dan matanya pun terbuka walaupun itu sedikit sulit karena baru 1 jam lebih dia beristirahat tetapi ada saja yang menggangunya.

"Mm sial.. oh my god. Kenapa sih harus saja ada yang ganggu aku" prilly dengan wajah yang agak malas mengangkatnya tetapi apa boleh buat dia harus mengangkatnya karena ketika dia sudah melihat nama yang tertera di handphonenya ternyata orang yang memanggilnya adalah orang yang termasuk penting dalam hidupnya.

"Halo, ada apa sih? Kamu tuh yah nggak pernah liat orang senang aja. Kamu tau nggak aku baru aja istrahat dan kamu menghancurkan semuanya. Oke kamu ada perlu apa? Cepat jawabnya dan lo harus to the point, gue sangat lelah hari ini"

"Iya iya gue langsung to the point, gue boleh kesitu nggak?" Dengan suara yang samar-samar bagaikan orang yang sedang nangis.

"Hah? Kesini!!! lo mau ngapain? Tau ah, yaudah cepat yah gue tunggu pasti dia mau curhat lagi deh dasar cewek maunya disakitin terus" batin prilly. Sebelum menjawabnya prilly sudah mematikan handphonenya terlebih dulu. Mungkin karena dia masih ngantuk.

Tak lama kemudian terdengar suara mobil di halaman rumah prilly.

"Tok..tok.tok..."
Suara ketukan pintu membuat mommy prilly segera membukanya.

"Oh syifa, ayo masuk. Prilly ada dikamarnya tuh mungkin dia lagi istrahat. Langsung masuk aja yah, tante lagi buat kue nih jadi maaf tante nggak bisa bangunin prilly."

"Oh iya tante nggak apa-apa, aku ke kamar prilly dulu ya tan." Syifa dengan melangkahkan kakinya yang akan menaiki tangga karena kamar prilly berada di lantai atas.

"Iya. Kalau dia nggak mau bangun langsung lempar aja bantal" suara itu membuat tawa syifa dan mommy prilly pecah.

"Oke. Siap tan."
Setelah sudah berada di lantai atas, segara syifa memutar pegangan pintu untuk membuka pintu kamar prilly.

"Oh lo udah bangun, kirain belum. Hampir gue lemparin bantal, itu perintah mommy lo yah. Tapi udahlah kamunya aja udah bangun " syifa langsung tertawa lepas.

"Apaan sih lo. Kalau lo emang lemparin gue bantal tadinya gue nggak bakalan dengerin curhat lo."dengan wajah yang memalas membuat prilly merebahkan badannya ke kasur.

Mendengar perkataan prilly membuat syifa tersadar bahwa tujuan dia kesini itu hanya satu dia ingin curhat.

Syifa langsung memeluk prilly dengan penuh harapan akan memberinya jalan keluar ataupun nasehat. Prilly langsung terbangun dan langsung duduk dengan membalas pelukan dari syifa.

"Masa orang yang ada di samping kelas kita itu nggak peka banget deh sama gue, gue udah mempergunakan banyak jurus memikatnya tetapi dia juga nggak bisa peka-peka dan dia malah menatapku bingung bagaikan aku adalah orang sangat menjijikkan di dunia ini. Pokoknya gue udah nggak mau ngejar-ngejar cowok lagi deh capek gue. Gue udah muak ketika ada satu cowok yang memperlakukan gue seperti itu". Syifa makin mempererat pelukannya kepada sahabatnya.

"Udah ah nggak usah lebay deh, makanya jangan jadi cewek yang ngejar-ngejar cowok terus tunggu sampai cowok itu yang ngejar loh". Prilly memasang wajah yang sedih ketika melihat sahabatnya sesakit itu.

"Iya aku nggak bakalan gitu lagi deh, gue akan jadi cewek yang sebenarnya, kan dulunya aku terus yang ngejar cowok semoga sebaliknya deh orang yang gue suka malah ngejar-ngejar gue".

"Dan satu lagi kamu itu nggak boleh genit-genit ama cowok. Buatlah cowok itu memperjuangkanmu terlebih dahulu sebelum memilikimu".

"Oh gitu ya? Oke mulai dari sekarang gue akan mengikuti saran loh dan..n gue akan mengikuti langkah-langkah yang akan lo beri ke gue".

"Ngomong-ngomong, lo kan dari tadi ngomonin cowok yang ada di samping kelas. Kalau gue boleh tau itu siapa sih?" Prilly memasangkan wajah yang bingung

"Itu loh yang tinggi, pinter, cool, keren, dan dia sangat mahir dalam berbahasa asing termasuk bahasa inggris, kata orang sih dia baik tapi kok sama saya beda. Maka dari itu saya nggak menyebutnya baik, kamu tau nggak orangnya?". Syifa langsung mendongakkan wajahnya menatap prilly yang sedang bingung.

"Enggak, gue nggak tau tuh. lo tuh ya nggak tau gue aja, gue kan jarang keluar kelas. Entahlah dia itu siapa aku nggak tau, yang jelasnya lo yang sabar yah aku selalu ada kok buat kamu".

"Makasih bie, love you". Dengan memeluk dan mendekatkan pipinya ke pipi prilly.

Bersambung...

Sorry yah belum seru, ini masih awal kok tenang aja...

KALAU INGIN LIAT KELANJUTANNYA YANG LEBIH SERU, VOTE AJA. BIAR AKU MAKIN SEMANGAT NULISNYA👌

Aku Salah Memaknai CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang