Part 11

162 31 5
                                    

"Fa, ada yang gue ingin omongin sama loh tapi kamu jangan marah ataupun kesal sama gue ya".

"Iya ada? Kapan sih aku marah ke loh. Okay apapun yang loh akan katakan sama gue, gue akan denger dan nggak akan marah sama kamu".

"Syifa karena loh itu adalah sahabat gue maka gue akan ceritain semua tentang gue apapun itu. Mungkin ini akan membuat loh sedikit sakit tapi akan lebih sakit kalau gue ungkapin yang sebenarnya di saat yang ngga tepat dan membuat gue udah ngga bisa ngejelasin dengan tenang akibat salah paham". Ucap sisil tegang dengan menggembuskan nafas sejenak.

"Sebenarnya gue itu udah punya pacar, tapi yang tau soal ini hanya kakak gue dan loh karena gue nggak mau kalau semua orang tau". ucap prilly sedikit lega tapi inilah awal dari ketegangan selanjutnya bagi prilly.

"Ih prilly buat apa sih gue marah kalau emang itu yang mau loh omongin ke gue. Malah gue seneng banget kalau loh udah nemuin kebahagiaan loh dan loh harus kenalin gue sama dia, gue akan tanya ke dia bahwa loh harus jagain sahabat gue, pokoknya nggak boleh di sakitin sedikitpun dan jika hal itu terjadi maka dia harus berhadapan sama gue". ucap syifa panjang lebar

"Iya fa pasti gue kenalin kok tapi orangnya loh pasti udah kenal". ucap prilly

"Emangnya siapa sih?". ucap syifa kebingungan

"Ali". ucap prilly dengan cepat sambil menutup matanya dan membukanya dengan pelan-pelan ketika sudah memberitahukannya.

"Ali, yang di samping kelas kita?". ucap syifa dengan mengangkat alisnya untuk meyakinkan prilly".

"Iya fa, sorry yah. Mungkin gue udah jahat banget sama loh tapi gue akan ngejelasin semuanya. Waktu itu gue udah pacaran tapi gue baru tau kalau orang yang loh maksud waktu itu bahwa orang itulah yang akan merubah hidup loh, itu baru gue tau pas loh nunjukin ali yang saat itu berada di depan ruang guru ".

"Hmm iya, gue ngga marah kok". Ucap sisil sambil berlalu di hadapan prilly.

"Tuh kan syifa marah sama gue". Ucap prilly bagaikan sangat bersalah kepada sahabatnya

"Maaf yah prill, mungkin saat ini gue pengen sendiri dan ngga mau di ganggu sama siapapun apalagi loh". Batin syifa yang sedang berada di perpustakaan dengan wajah yang sangat sedih.

"Akankah aku terus menjadi seorang penjahat bagi kehidupan sahabatku? setelah apa yang telah aku perbuat sekarang itu akan menggores hatinya dan membuat hatinya terluka". Batin prilly yang sedang memikirkan perasaan syifa.

"Mengapa hidupku sekelam ini? Akankah hidup yang akan aku jalani selanjutnya akan terus suram? argh". Batin syifa dengan sedikit frustasi

Setelah syifa sudah berada di ruang perpustakaan terlalu lama maka syifa beranjak dari tempat duduknya dan segera meninggalkan ruang tersebut. Lorong demi lorong telah di lewati syifa dengan suasana yang begitu sangat sepi yang membuat syifa melirik jam yang melingkar di tangan manisnya dan ternyata sudah 1 jam waktu pulang sekolah telah berlalu.

~Sesampainya syifa di kelas, syifa hanya melihat satu orang di dalam ruangan tersebut.

"Fa, loh dari mana aja? Gue udah nungguin loh daritadi. Loh ngga apa-apa kan?" . Ucap prilly khawatir melihat ekspresi syifa.

"Iya ngga apa-apa kok, loh ngga pulang? Loh ngga takut dimarahin sama mama loh?". Ucap syifa .

"Gue khawatir banget sama loh fa, masalah mama loh ngga usah pikirin yang terpenting sekarang itu loh fa, maafin gue yah". Ucap prilly dengan memasang wajah yang sangat bersalah.

Aku Salah Memaknai CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang