Part 2

110 2 0
                                    

Setelah kepergian Gerald, Abi hanya berbaring diranjangnya sambil mendegarkan musik kesukaannya menggunakan haedset.

" Menjauh dariku, aku malu berteman denganmu, dan sekarang aku sadar, kau ini pantas disebut dengan hama, lihat kau hanya wanita jelek dengan badan lebarmu dan juga kacamata mu itu, semua itu menjijikan, mulai sekarang menjauh dariku anggap saja aku orang asing begitupun sebaliknya , dan ingat aku membencimu "

Membencimu
....

Benci

Abi tersentak  dengan wajahnya yang sudah basah dengan keringat dan juga air matanya. Dia mengerjapakan matanya berulangkali memastikan jika kini dia kembali kedunia nyata, buka lagi bermimpi.

Sedikit helaan nafas lega keluar dari mulut gadis itu. Dengan sedikit terhuyung gadis itu berdiri lalu berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya. Abi menatap pantulan bayangannya dicermin sambil menggenggam erat kedua sisi westafle.

" Mimpi buruk itu lagi  " ucap Abi sambil menatap bayangannya di cermin.

" Aku harus segera membalas dendam ku " ucap Abi sekali lagi tapi kali ini dengan seringai yang menakutkan diwajah cantiknya.

Gadis itu lalu keluar dari kamarnya menuju ruang tv.

" Rolan " panggil Abi saat melihat laki-laki itu sedang duduk sambil menikmati acara berita di tv.

" Hei Abi, sini duduk " ucap Rolan.

Gadis itu tersenyum lalu duduk disamping Rolan dan menyandarkan kepalanya didada bidang milik laki-laki itu.

" Lan, sebagai permulaan aku akan melamar bekerja diperusahaan Marcel bagaimana?" tanya Abi.

" Boleh, oh ya lebih baik kau pindah di apartemen yang sama dengan Marcel " ucap Rolan.

" Memangnya dimana?" tanya Abi.

" Di Green Land kamar no.123 " ucap Rolan.

" Siap " ucap Abi dengan semangat.

" Ab kau harus berhati-hati tapi ya, ingat Marcel sudah bertunangan jadi kau harus berhati-hati dengan wanita Marcel , informasi yang kudapat wanita Marcel itu sedikit emosional " ucap Rolan.

" Iya terimakasih Rolan " ucap Abi sambil mengeratkan pelukannya dipinggang Rolan, laki-laki itu pun membalas pelukannya dan mencium pucuk kepalanya.

Ah sebenarnya ada sedikit perasaan tak rela didalam hati kecil laki-laki itu saat Abi harus kembali berurusan dengan si brengsek Marcel . Rasa bencinya sampai sekarang belum pulih terhadap Marcel , buka persaingan bisnis yang meyebabkan Rolan sangat benci dengan Marcel , tapi karna Marcel lah yang dulu hampir membuat Abi menjadi wanita stress, Marcel lah yang dulu selalu membuat Abi mengurung dirinya dikamar, bahkan Abi pernah ditemukan dikamarnya tak sadarkan diri karna memotong nadinya sendiri. Tapi entah apa yang ada dalam pikiran gadis itu sampai sekarang Abi masih mencintai Marcel , bagi Abi dia tetap Marcel -nya.

Rolan menghela nafasnya gusar, ada kekhawatiran disetiap hembusan nafas yang keluar dari hidung laki-laki itu. Dia khawatir kepada Abi, bukan khawatir karna Abi akan kembali kepelukan Marcel, tapi khawatir jika ia harus kehilangan gadis kecilnya. Bagi Rolan Abi memang adiknya walaupun tidak sedarah, tapi ia juga laki-laki normal yang bisa merasakan perasaan nyaman mendekati cinta, ada sepercik perasaan untuk Abi sebenarnya tapi Rolan lebih memlih untuk bungkam. Bukan karna dia pengecut, kalau dia bisa memilih mungkin hari itu juga dia akan menikahi Abi, tapi dia lebih memilih bungkam karna demi kebahagiaan gadis itu. Rolan sadar kebahagiaan  gadis itu bukan bersamanya.

" Rolan " panggil Abi.

" Hm ?" ujar Rolan.

" Rolan doa kan aku ya " ucap Abi.

Handsome and The BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang