Setelah memanggil pelayan dan memesan dua porsi soup cream dan menunggu akhirnya pesanan mereka tiba. Sepertinya Abi, gadis itu sangat antusias saat semangkuk soup cream itu tersaji didepan mejanya, dengan cepat ia menyendokan sesendok soup cream kedalam mulutnya. Abi memejamkan mata saat sensi gurih menjalar dimulutnya lalu turun ketenggorokanya.
" Tidak seenak buatan bunda, tapi ini juga enak " ucap Abi sambil menyuapkan kembali soup cream kedalam mulutnya.
Rolan hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil terkekeh. Ah entah mengapa dia sudah merasa kenyang saat melihat Abi makan se-semangat itu.
" Rolan makan soupnya nanti keburu dingin " ucap Abi jengkel.
Rolan hanya menggeleng sambi menyesap coklat panasnya.
" Ck, kau harus mencobanya ini sangat enak " ucap Abi.
" Kalau kau suka buat kau saja " ucap Rolan sambil mendorong pelan mangkuknya kehadapan Abi.
" Boleh?" tanya Abi.
Sekali lagi Rolan mengangguk. Dan ia hanya tertawa kecil bagaimana melihat cara makan gadis dihadapannya itu.
" Makannya pelan-pelan saja Abi, kau ini seperti tidak makan setahun saja " ucap Rolan.
Abi mencibir dan tidak memilih untuk mengatakan apapun karna saat ini ia sangat memikmati soup creamnya.
" Sudah " ucap Abi sambil mengelap bibirnya dengan tisu.
Rolan mendongak dan melihat mangkuk Abi. Benar saja kedua soup itu telah lenyap, dan telah berada didalam lambung gadis itu.
" Mau pulang?" tanya Rolan.
" Ya, aku sudah sangat kenyang " ucap Abi.
Rolan pun memanggil pelayang dan membayar semua pesanan mereka. Setelah membayar mereka berdua pun berjalan menuju parkiran mobil. Dan Rolan pun melajukan mobilnya menuju rumah.
**
Setelah makan malamnya dengan Rolan kini Abi sedang duduk dibalkon kamarnya sambil meikmati secangkir teh lemon hangat buatan Bi Laras pembantu dirumah ini. Abi kembali menyesap tehnya dan memandang langit yang kini semakin gelap dan juga hujan rintik yang kembali membasahi ibu kota Jakarta.Sedangkan Rolan, laki-laki itu kini tengah mengerjakan pekerjannya diruang kerja. Proyeknya kali ini memang sedikit memakan waktu karna memang bukan proyek kecil tapi proyek besar. Tapi Rolan tak ingin mengeluh kerna dia bersyukur perusahaan yang telah dibangun ayahnya dengan jerih payah ayahnya kini dapat Rolan kembangkan dengan baik, bahkan Rolan berencana ingin membuka cabang lagi di Washington DC.
Mungkin karna terlalu serius mengerjakan pekerjaannya itu Rolan tak menyadari keberadaan Mamahnya yang kini tengah memandangi anak bontotnya." Lan " panggil Rosi.
Rolan pun menoleh kearah Mamahnya dengan tatapan terkejut.
" Kamu ngeliatinnya kayak ngeliat hantu aja sih " ucap Rosi jengkel.
" Mamah kapan masuk?, kok aku nggak denger pintu kebuka?" tamya Rolan bingung.
" Kamu serius banget sih ngerjainnya, Mamah mau ngomong benter deh lan " ucap Rosi.
" Tentang?" tanya Rolan masih dengan tatapannya yang fokus pada laptop.
" Tentang Abi " ucap Rosi.
Mendegar nama Abi disebut Rolan kembali menoleh ke Mamahnya dengan satu alis yang diangkat.
" Memang Abi kenapa?" tanya Rolan.
Rosi menghela nafasnya sebelum berbicara.
" Abi emang bener-bener nggak punya keluarga lan?" tanya Rosi.
![](https://img.wattpad.com/cover/91884226-288-k561223.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Handsome and The Beast
RandomBeauty and The Beast, kisah hidupku sebenarnya sedikit mirip dengan cerita fiksi itu, hanya saja jika aku akan lebih tepat Handsome and The Beast, ya aku bukan wanita cantik dengan tubuh yang seski, aku hanya seorang gadis gendut yang jelek tapi mem...