Chapter 5

66 1 0
                                    

Matahari menyembul malu-malu di balik awan dan menyebarkan sinarnya pertanda hari mulai pagi. Semua orang sudah melakukan aktivitasnya sehari-hari, bahkan jalan raya sudah dipenuhi lalu lalang pengendara. Begitupun dengan Abi, gadis itu sudah siap dengan rok pensil hitam selututnya dan juga kemeja putihnya, tadi pagi-pagi sekali Rolan sudah mengantarkan bajunya kesini dan juga sekalian pamit kalau laki-laki itu harus pergi dinas ke Makassar selama dua minggu.

Gadis itu sekali lagi manatap pantulan bayangannya pada cermin. Wajahnya yang polos kini sudah terpoles make-up tipis, dan rambut coklatnya ia kuncir setengah. Gadis itu meliirk jam tangan kecil pada tangan kirinya, pukul tujuh ia harus cepat, wawancara dimulai pukul delapan pagi. Ia pun memakai stilettonya dan segera mengambil tas selempang hitamnya. Setelah semua siapa gadis itu pun berjalan keluar dari kamarnya menuju lift. Setelah berada dalam lift ia pun memencet tombol angka 1.

Ting.

Pintu terbuka. Buru-buru gadis itu berjalan keluar dari lift dan segera berjalan menuju parkiran mobil, ia sengaja memakirkan mobilnya diparkiran bukan dibasment agar lebih cepat dan tidak perlu repot-repot harus turun ke basment lagi. Segera gadis itu mengahampiri mobilnya dan masuk kedalam. Setelah menyalakan mesin ia pun mulai melajukan mobilnya menuju ketempat yang ia tuju.

Setelah tiga puluh menit perjalan akhirnya gadis itu pun sampai ditempat tujuannya. Setelah memakirkan mobilnya gadis itu pun keluar dari mobilnya, dan sedikit merapihkan kembali pakaiannya sebelum berjalan memasuki gedung tinggi dihadapannya. Ia mengadahkan kepalanya keatas untuk melihat papan nama besar diatas gedung yang bertuliskan Abraham's Corp. Abi mengehka nafasnya sekali lagi untuk mencoba mengumpulkan kekuatannya.

Ia pun mulai melangakahkan kakinya memasuki gedung itu.

" Permisi Mba, saya ingin ketemu dengan Ibu Hana bisa?" tanya Abi saat berada didepan meja receptionis.

" Oh Mba yang ngelamar jadi sekertaris Bapak Marcel ya ?" tanya wanita itu dengan senyuman ramah.

Abi mengangguk.

" Saya panggilkan sebentar " ucap Wanita itu lalu mulai menelpon seseorang. " Sebentar lagi Ibu Hana akan kamari, Mbanya duduk aja " lanjut wanita itu.

Abi mengangguk lalu duduk disalah satu bangku. Hampir lima menit Abi duduk tanpa melakukan apapun, saat seorang wanita cantik mendatanginya. Pasti Ibu Hana pikir Abi. Buru-Buru Abi berdiri dari duduknya dan merapikan pakaiannya.

" Pasti anda Abi ya ?" tanya wanita itu ramah dan sopan.

" Ah ya saya Abi, dan ini pasti Ibu Hana " ucap Abi juga tak kalah sopan.

" Kau benar, mari biar saya tunjukkan ruangan Bapak Marcel " ucap Hana sambil tersenyum.

Abi mengangguk lalau mengikuti langkah kaki wanita didepannya itu. Degup jantungnya makin berpacu saat mereka tiba didepan pintu yang terdapat tulisan CEO Marcel Abraham.
Abi menelan ludahnya susah payah, keringat dingin mulai bercucuran disekitar dahinya. Cepat-cepat Abi mengahapusnya agar tidak ketahuan.

Abi melihat Hana mengetuk pintu itu pelan. Lalu terdengar sahutan dari dalam ' Masuk ' begitu yang ia dengar.

" Ayo masuk Bapak Marcel sedang menunggu " ucap Hana sambil membuk pintu itu.

Saat pintu terbuka terlihat seorang laki-laki tampan sedang duduk dikursi kebesarannya. Abi melangkah dengan gemetar memasuki ruangan itu.

" Permisi Pak, ini sekertaris Bapak yang baru " ucap Hana.

Pandangan laki-laki itu kini tertuju pada Abi. Ia melihat Abi dengan tatapan intimidasinya, membuat yang ditatap harus menelan ludah susah payah. Kini Abi harap-harap cemas takut kalau Marcel akan mengenalinya.

Handsome and The BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang