The Truth and The Realized

237 18 2
                                    

February, 07th  2013

Sepertinya Rose hanya bisa menerima kenyataan bahwa umurnya hanya tinggal tujuh hari. Dan kelihatannya ingin memperbaiki hubungannya dengan sahabatnya dan juga mantannya itu. Rose pun berjalan kearah meja Danielle dan Eleanor. Menyapanya, “Hi, guys! Wanna go canteen with me?” Tanya Rose dengan nada riangnya, tapi nampaknya tidak berguna bagi Danielle dan Eleanor. “mau apa kau? Jangan dekati kami lagi! We’re not friends anymore!” balas Eleanor dengan tatapan sinisnya itu, pergi meninggalkan kelas yang diikuti dengan Danielle. Rose? Hanya bisa mematung disana.

~(‘O’)~

Saat di perpustakaanpun, sepertinya Rose menggunakan kesempatannya untuk berbicara dengan Danielle, entahlah kali ini berhasil atau tidak. “Dani?” sapa Rose pelan, tapi itu berhasil membuat Dani menoleh, walaupun dengan tatapan sinis. “You must remember that on 14th February there’s something, right?” Tanya Rose dengan penuh harap. Berharap Dani mengingatnya. “14th? Aku tidak merasa ada sesuatu pada hari itu.” Jawab Danielle dingin. “What?! That’s my birthday Dan!” jawab Rose terkejut. “Then, what?” balas Danielle dan meninggalkan Rose sendirian berdiri sambil menunduk. Tidak percaya, semua orang menjauhinya. Rose hanya bisa meneteskan airmata melihat semuanya.

Sepertinya itu hari terakhir Rose menampakkan diri di sekolahnya.

 

Rose pun berjalan kearah kursi taman yang berdekatan dengan pohon besar yang menjadi kenangan antara dia dan Zayn. Sungguh kenangan yang manis, dimana mereka selalu menghabiskan waktu mereka disana hanya untuk sekedar memakan makanan siang mereka, bersantai, mengerjakan tugas kuliah mereka, dan hal lainnya. Pohon besar itu, tempat dimana Rose selalu bersandar di dada Zayn yang bidang, menyanyikan lagu lagu romantic dengan suara indah Zayn, yang akhirnya membuat Rose tertidur. Huh, mengingat kenangan itu hanya akan menampar Rose kedunia nyata. Ya, tadi siang pun Rose melihat Zayn yang semakin dekat dengan Perrie. Sepertinya Zayn sudah melupakan semuanya dan ingin memulai hubungan baru dengan Perrie. Rose hanya tersenyum kecut mengingatnya. Ya, harusnya jam empat sore tadi, Zayn berada dirumahnya. Membicarakan hal penting pada Mrs. Mendler, bahwa ia ingin menikah dengan putrinya itu. Benar, harusnya tadi sore Zayn datang untuk melaksanakan pertunangannya dengan Rose. Tapi, sepertinya itu hanya mimpi indah bagi Rose.

Sebelum kembali pulang pun, Rose mendekati pohon besar itu. Mengingat semua memori yang pernah dibuatnya bersama Zayn disini. Menangis sepuasnya, lalu menyelipkan sesuatu di lubang pohon itu. Lubang itu mereka yang buat, mereka selalu meletakkan sesuatu yang berharga dalam hubungan mereka disana. Apapun itu. Hebatnya, tidak ada satupun orang yang mengetahui lubang itu. Seakan lubang itu hanyalah untuk mereka berdua. Selesai dengan urusannya Rose pun pulang dan berjanji tidak akan pernah kembali ke taman ini sambil berharap Zayn yang akan kembali kesini dan menemukan sesuatu yang ditinggalkan Rose tadi.

~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”

February, 13th 2013

Hampir seminggu ini Rose tidak lagi menampakkan dirinya di unversitasnya. Para dosen yang mengajar dikelasnya pun mulai kebingungan, karena Rose tidak pernah absen dalam urusan kuliahnya, dia termasuk mahasiswi paling rajin diuniversitasnya. “Rose? Apakah Rose hari ini datang?” Tanya Mr. Frank pada muridnya itu. Mereka tidak menjawab, karena tidak ada satupun dari mereka yang mengetahui keberadaan si ‘mantan yang masih dicintai’ oleh seorang Zayn Malik itu. “huh, jika begini saya harus mengutus beberapa orang.” Bisik Mr. Frank pada dirinya sendiri sebelum melanjutkan kata-katanya “Kalau begitu, saya ingin meminta Eleanor, Danielle, dan Zayn untuk menemui orangtuanya, ya tentu kalian harus datang kerumahnya. Saya mengharapkan secepatnya, jika bisa tolong datang setelah semua mata pelajaran kalian selesai. Kalian bisa kan?” Tanya Mr. Frank penuh harap. Yang diminta pun hanya mengiyakan permintaan Mr. Frank, karena sebenarnya mereka juga ingin mengetahui alasan Rose tidak pernah datang lagi.

Dan kelihatannya ini saatnya mereka semua mengetahui apa yang terjadi pada Rosalie sejak bulan lalu…

Liam mulai menekan bel rumah besar didepan mereka semua itu,- mereka maksudku Eleanor, Danielle, Perrie, Zayn, Liam, Niall, Louis, Harry, mereka semua benar-benar datang-. Tak lama, pintupun terbuka, namun yang membukakannya hanyalah seorang pembantu rumah ini. “Maafkan saya, tuan nona. Saya lama membukakan pintunya tadi” ujar Mrs. Bannet atau yang akrab dipanggil Jenna. “Tidak apa, Jenna. Mana Rose? Aku ingin menemuinya” balas Zayn sekaligus bertanya pada Jenna, ia juga bingung kenapa rumah ini terasa sepi sekali? “Oh, maaf tuan Zayn, tapi Ms. Rose tidak ada disini sejak seminggu yang lalu” jawab Jenna. Sontak, mereka semua terkejut dengan pengakuan housemaidnya rumah itu. “Tidak ada? Apa maksudmu? Dia masih tinggal disini kan?” Tanya Zayn dengan nada yang super bingung. Maaf aku berlebihan, itulah kenyataannya. “Maaf tuan, maksud saya Rose sejak seminggu yang lalu berada dirumah sakit, dia belum pernah kembali kerumah.” Jawab Jenna sekadarnya, karena hanya itu yang ditanyakan Zayn, memang Zayn yang selalu berceloteh sejak tadi. “Jadi? Maksudmu bagaimana Jenna? Ceritakan padaku lebih jelas!” tegas Zayn pada Jenna.

“uh, jadi begini tuan. Sejak seminggu yang lalu Ms. Rose sudah di rumah sakit, untuk menjalani perawatan, karena sejak awal bulan kemarin, Ms. Rose didiagnosa menderita penyakit, jadi harus selalu kerumah sakit” jelas Jenna panjang lebar, Zayn terkejut. “penyakit apa? Kau tau?” Tanya Zayn penasaran. “uh, maaf tuan. Saya lupa, Lemukia, Likemua…-“ “Leukimia?” tebak Perrie. “Ah! Iya itu namanya non.” Ujar Jenna, sedangkan yang mendengar langsung tercengang. Tidak percaya. “Ap,- apa?! Le.. Leukimia?” ulang Zayn dengan terbata-bata. “Iya tuan, ah maaf saya tidak memberitahu tuan ataupun nona sebelumnya. Ms. Rose yang meminta saya untuk tidak bilang pada siapapun.” Tutur Jenna berhati-hati. Ia takut si Zayn tiba-tiba mengamuk tidak jelas padanya. “Jadi Jenna, dia dirawat dimana?” Tanya Harry yang memulai pembicaraan saat terjadi hening beberapa detik sebelumnya. “Oh, di rumah sakit St. Maria Evelyn, ruangan Rose 14.” Jelas Jenna secara rinci. “Jesus, besok tanggal 14. Tomorrow is her birthday…” akhirnya Danielle mengeluarkan suaranya, sedari tadi ia hanya menangis mendengar berita tentang Rose, begitu pula Eleanor, Liam dan Louis pun hanya bisa mengelus pundak kekasih mereka pelan, berusaha menenangkan kedua gadis itu.

Mendengar bahwa besok adalah hari ulang tahunnya Rose, membuat Zayn semakin merasakan pilu. Ia pun baru menyadari, bahwa seminggu yang lalu dia dan Rose sudah bertunangan…

“Baiklah, kalau begitu. Terima kasih Jenna, kami akan mengunjunginya besok. It’s too late for go to hospital…” Niall member saran, dan langsung disetujui oleh yang lain,-kecuali Zayn, ia ingin sekali bertemu Rose sekarang juga-. Merekapun pamit pulang dan menyiapkan semuanya.

~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”~”

Wdyt? Sorry for typos, bad story.

I'll try my best

would you like to leave a comment, or vote? to appreciate my efforts and that I may know if you've read my story =))

Last Present * z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang