First AF

75 7 3
                                    

3x + y = 15 |× 2 --> 6x + 2y =30
x + 2y = 10 |× 1 --> x + 2y = 10
--------------------------- -
5x = 20 --> x = 4

☆ 3x+y = 15 -- 3(4)+y = 15
12+y = 15
y = 15- 12
y = 3
Jadi, koordinat titik A adalah (4,3)


Setelah menulis tugas rumah Mira yang terakhir, ia menutup buku yang sedari tadi ia hadap sejak pukul 7. Mira kemudian meletakkan kacamata bacanya kembali pada tempatnya.

Wajahnya ia tenggelamkan kedalam lipatan tangan diatas meja belajarnya itu. Senandung kecil terdengar dari bibir kecil Mira

I won't lie to you

I know she's just not right for you

And you can tell me if I'm off

But I see it on your face

When you say that she's the one that you want

And you're spending all your time

In this wrong situation

And anytime you want it to stop

I know I can treat you better

Than she can

Isakan Mira semakin terdengar jelas. Awalnya ia tidak berniat untuk mengingat semua kenangan kenangan pahit yang ia peroleh 6 bulan lalu bersama orang yang pernah dicintainya untuk saat itu. Bahkan mungkin masih untuk saat ini dan untuk selamanya, Rafa.

Kenangan pahit yang ditorehkan di lembar kisah hidup Mira. Ditorehkan dengan tinta hitam beruncing tajam yang begitu jelas terlihat dan meninggalkan bekas yang begitu dalam. Bekas yang tak akan pernah hilang.

And any guy like you deserves a woman

Tell me why are we wasting time

On all your wasted crying

When you should be with me instead

I know I can treat you better

Better than she can

Senandungan lagu Mira terhenti ketika terdengar suara ketukan pintu kamar yang ia duga pelakunya adalah kakaknya, Bang Farhan

"Ra... are you okay"

Tepat bukan, tebakan Mira

Kakaknya itu memang mengenal Mira lebih dari diri Mira sendiri. Kakaknya mengetahui semua yang Mira rasakan baik dalam posisi mereka yang dekat ataupun berjauhan. Entah mungkin karena insting seorang kembaran atau emang ikatan batin yang menghubungkan keduanya

"Ra, please jangan bikin gue panik gini. Buka ya pintunya" Suara Farhan yang terdengar panik itu sedikit membuat iba Mira

"I'm okay" elak Mira dari dalam kamar "Aku gak papa, Do not be too worrying me"

"Gak Ra, gue gak percaya sebelum gue liat keadaan lo sendiri. Jadi tolong buka pintunya" pinta Farhan untuk kesekian kalinya

Karena takut ketukan demi ketukan pintu yang tak kunjung berhenti itu membangunkan orang seisi rumah, akhirnya dengan langkah gontai Mira membukakan pintu untuk kakaknya itu

"Ohhh damn, you really got me very worried" sembur kakaknya langsung ketika Mira membuka pintunya
"Why are you crying?"

Mira yang ditanya hanya mampu menundukan kepalanya semakin dalam. Tidak tau harus membalas apa ucapan kakaknya itu

"You still think about him a jerk again?" Raut wajah Farhan berubah keras ketika mengetahui apa sebab adiknya menangis "Please Ra forget him. He's gone, he's dead, he's not right for you, there is no point you're thinking about him again until you were crying because him"

"He has not died!" bentak Mira tanpa sadar

"For me he is dead Ra. He was already not exist in this world. Fan should he not have to be born into this world" kemarahan sudah tercetak jelas diwajah Farhan karna ucapan Mira barusan

"Not well say so" peringat Mira untuk Farhan walau terdengar lirih

"I do not understand the way your mind Ra. You harmed still to defend him. He has obviously made you hurt Ra" ucap Farhan frustasi

"Hikkss... hiksss... i... i still loving him hikss. I can't forget him. Aku gak bisa kak. Sampe sekarang su.. susah untuk aku bisa lu...lupa" suara sesenggukan Mira yang terdengar lirih karna ia sudah berada didalam rengkuhan lengan kokoh Farhan

Sebagaimanapun Farhan marah kepada kembarannya itu, tak akan mungkin tega bila ia membiarkan Mira menanggung semuanya sendiri.

"Udah.. udah... jangan nagis lagi. Gue ngerti lo belum bisa ngelupain dia dengan cepat, tapi tolong usaha ya Ra, buat lupain dia demi gue, ayah sama bunda. Kita gak mau liat lo terpuruk kayak gini terus" pinta Farhan selembut mungkin agar tidak membuat adiknya kembali menangis

"Maafin gue kalo tadi ngebentak lo. Sekarang lo tidur, besok lo masih harus sekolah kan" Farhan memecah keheningan yang sempat terjadi

Mira mengangguk namun masih belum melepaskan kaitan tangannya dipunggung tegap Farhan

"Ayo Ra tidur gihh" Farhan yang sudah mencoba melepaskan pelukan erat yang masih melekat itu

Mira tiba - tiba saja menggelengkan kepalanya

"Lohh tadi ngangguk, sekarang geleng. Kenapa lagi nihh kembaran tercintaku" goda Farhan pada adiknya itu

"Temenin" rajuk manja Mira kepada Farhan

"Uluh uluhh tayang.... adik gue minta ditemin tidur abang ganteng rupanya" kekeh Farhan diakhir kalimat

Mira hanya mencebik, tapi tetap tidak melepaskan pelukannya dibadan kakaknya itu

"Yaudah yukk tidur. Besok kesiangan lagi" tuntun Farhan kepada Mira yang masih memeluk tubuhnya

"Kak...." ucap Mira ketika mereka sudah tidur bersisihan

"Hmm" sahut Farhan singkat karna sudah tak kuat melawan kantuk yang menyelimuti

"Thanks ya"

"Buat?" Tanya Farhan walau dengan mata yang sudah tertutup, ia mencoba untuk tetap mendengarkan ucapan adiknya itu

"Semuanya. Kamu yang salalu ada buat aku, kamu yang gak pernah marah, kamu yang selalu ngerti semua perasaan dan kondisi aku. Mungkin kalo gak ada Kakak aku gak tau harus lampiasin ini semua kesiapa. Sekali lagi makasih" ucapan terimakasih Mira itu berakhir dengan kecupan singkat yang ia berikan kepada pipi kanan Farhan yang Mira kira telah jauh terbawa kealam mimpi

"With pleasure, my beautiful princess" balas Farhan yang kemudian membelai singkat rambut Mira

Keduanya kemudian terseret oleh pusaran gelap yang membawa mereka mengarungi mimpi malam yang sudah ditentukan pencipta-Nya. Mimpi yang diharapkan berakhir baik untuk keduanya

-------------------------------------------------------------

TBC

Regards, fath🙇

Annoyed FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang