chapter 10

1.6K 80 3
                                    

Rosa POV

Aku terus berlari hingga aku melihat pintu kelasku. Ketika sampai di depan pintu, qku membukanya dengan terburu- buru. Ternyata di dalam sudah ada Rika Sensei, sang guru sejarah terkejam di dunia yang sedang mengajar.

'Great' pikirku.

Rika Sensei menatapku dalam.

"Rosa? Silahkan masuk" ucapnya tersenyum manis

"Oh? Baiklah" ucapku agak sedikit kaget dan berjalan masuk ke kelas.

'Kenapa dia tiba-tiba baik? Mungkin ini hari keberuntunganku' pikirku.

Namun, ketika aku ingin berjalan ke tempat dudukku...

"Rosa? Kau mau kemana?" tanya Rika Sensei. Nada suaranya seperti anak kecil yang bertanya kemana mamanya akan pergi.

"E..eh? Aku mau duduk, sensei" aku melihat ke arahnya. Rika Sensei ternsenyum.

"Kau berharap masuk ke kelasku 15 menit setelah bell? Not today, miss. Berdiri didepan" senyumannya seketika hilang. Seisi kelas tertawa kecil atas penderitaanku.

Dengan langkah gontai aku berjalan ke dekat pintu kelas dan berdiri disitu hingga pelajaran selesai.

3rd POV

DING...DONG....

"Baiklah, sampai disini pelajaran kita. Rosa, kau boleh kembali ke tempat dudukmu" Rika Sensei membereskan barangnya dan berjalan keluar kelas. Dan tak lama dari Rika Sensei keluar, Biela berjalan kearah rosa.

"It's your karma, b*tch" dia mendorong kepala Rosa sehingga kepalanya terdorong kebelakang dan membentur dinding dan menghasilkan suara yang agak keras.
Dia tersenyum sinis dan berjalan keluar kelas dengan gaya catwalk seperti model Victoria Secret.

"Slut" Rosa mengelus belakang kepalanya yang terbentur dinding. Zie, Lenia, dan Rie berjalan mendekati Rosa

"Dasar wanita ular" Rie menggeram. Zie mengelus pundaknya dan menyuruhnya untuk sabar.

"Kita ke kantin yuk" Lenia mencairkan suasana. Dia merangkul Rosa, yang memang lebih pendek darinya. Rosa mengangguk dan mereka berjalan ke arah kantin.

"Hari ini dessertnya kira-kira apa?" Lenia melepaskan rangkulannya di Rosa dan membuka pintu kelas.

Rosa POV

Lenia membuka pintu kelas, dan di depan kelas muncul orang yang tidak ingin aku temui.

Aki.

Dia menatapku seolah ingin menjelaskan sesuatu.

"Ros-"

"Permisi" ucapku memontong perkataannya dan berjalan melewatinya.

Ketika aku berjalan aku merasa tatapannya menusuk dari belakangku. Ketiga temanku hanya terdiam melihat kejadian itu.

~Time Skip~

"Bagaimana kalau weekend nanti kita ke bioskop? Aku kemarin liat ada Kimi no Nawa mau tayang" Lenia sambil membuka handphonenya

"AAH!! BOLEH, BOLEH!" Rie meloncat kegirangan. Zie hanya tertawa kecil melihat tingkahnya yang seperti anak kecil.

"Nanti kita lanjut di group chat, ok? Aku dan Zie lewat arah sini" Lenia menunjuk arah yang berlawanan dari lorong rumahku dan Rie

"Oh okeyy, hati hati" Rie melambaikan tangannya. Aku juga melambai ke arah mereka.

Aku dan Rie berjalan dalam hening.

"Rosa? Dari tadi kamu diem terus, kamu sakit?" Rie memegang dahiku.

"Bad day" ucapku menghela napas. Dia menghela nafas dan menepuk pundakku.

"Sudahlah, lupakan saja" aku menoleh ke arahnya dan tersenyum. Dia membalas senyumanku. Tanpa sadar, ternyata kami sudah didepan rumahnya.

"Salam ke mamamu, Rie" aku tersenyum lemah. Dia mengangguk dan melambaikan tangannya. Aku membalas lambaiannya dan berjalan ke rumah.

"Aku pulang" aku membuka sepatuku dan melihat ke sekeliling.

"Tidak ada orang, ya" aku masih mengedarkan pandanganku berharap ada orang di rumah. Ketika aku melihat ke meja ruang tamu, aku melihat ada lipatan kertas. Aku mengambilnya dan membukanya.

Bagaimana kalau kita bermain tebak-tebakan? Aku akan memberi sebuah clue. Clue ini akan memberi tahu apa yang terjadi denganmu di masa lalu. Rahasia yang disembunyikan oleh keluargamu. But first, izinkan aku untuk menyingkirkan pengganggu ini.

P.s: kuharap kau menyelesaikannya dengan cepat. I miss you honey.

"Hah! Dia kira aku akan terjatuh ke pranknya 2 kali? Miya bodoh" aku meremukan kertas itu dan membuangnya sembarangan.

"Aku pulang" aku melihat ke arah pintu masuk dan melihat Miya sedang melepaskan sepatunya.

"Hey kau nenek lampir! kau kira aku bodoh?!" ucapku sambil berkacak pinggang. Miya menatapku dengan aneh, seolah aku ini orang asing yang tiba-tiba masuk ke rumah.

"What?" aku menaruh tanganku di pinggang. Dia berjalan masuk dan menuju ke arahku dengan tergesa-gesa. Dia menaruh tangannya di dahiku. Aku menepis tangannya dan menatapnya dengan aneh.

"Aku tau masa SMA sangat sulit. aAku tidak menyangka kau akan stress karenanya" dia menggeleng-geleng prihatin. Dan dia tiba-iba menepuk kepalaku.

"KAU GILA YA?! AKU BARU MASUK DAN MELEPAS SEPATUKU DAN KAU MENGATAIKU NENEK LAMPIR?!" Dia menjauhkan badannya dan berjalan ke arah dapur.

"Kau berniat untuk melakukan prank lagi kan?! Dengan note busukmu itu!" aku mengikutinya berjalan ke dapur.

"Note? Aku tidak menulis note" ucapnya mengeluarkan botol air minum dan meneguknya. Aku menatapnya aneh.

TING...

Handphoneku berbunyi. Aku segera mengeluarkan hadphoneku dan melihat notif dari group chat kesayanganku itu.

Lenia: HEY! BIELA DIBAWA KERUMAH SAKIT!

Rie: yaaa...jadi?

Zie: apa yang terjadi?

Lenia: DIA DITEMUKAN DI RUANG BIOLOGI, MUKANYA TERBAKAR KARNA TERKENA CAIRAN AIR KERAS!!

Rie: WHAT?!

Zie: OUCH

Aku membelak kaget mendengar berita itu

Rosa: darimana kau mendengar berita itu?

Lenia: aku dapat telepon dari senpai ekskulku tadi. dia bilang "apakah rumahmu berdekatan dengan Biela?" Lalu kujawab "tidak, memangnya kenapa senpai?" dan dia menceritakan ceritanya

"Ada apa?" Miya menoleh ke arahku. Aku menatapnya dengan wajah yang masih kaget. Dia mengangkat alisnya. Dan tanpa memberi penjelasan aku berlari ke kamar. Namun, ketika aku ingin melangkahkan langkahku ke tangga, aku melihat gumpalan kertas yang sempat kubuang tadi. Aku memungut kertas itu dan kembali berjalan ke kamar.

To be continued

Vote&comment before you leave, thank you!

The KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang