The Job

41 6 0
                                    

Tulisan HIGHWAY club terpampang berkelas dideretan toko-toko yang sudah tutup. Antrean panjang manusia yang ingin memasuki salah satu club ternama ini sangat tidak bisa diukur. 

Kiran yang telah memarkirkan mobil camaron maroonnya pun segera mendekati antrean tersebut. Sayangnya ia tidak ikut mengantre.

Ia berjalan ke meja sekuriti dan membisikkan sesuatu pada salah satu sekuritinya.

Tak lama kemudian orang yang dibisikkan oleh Kiran segera memberi jalan untuk Kiran.

....

Dentuman musik EDM menggema ke seluruh penjuru ruangan. Kiran berjalan dengan santai menuju ruangan yang bertuliskan general manager di depan pintunya.

"Woahh looks who's coming now," ujar seseorang yang ada di dalam ruangan tersebut.

"Just shut up please," Jawab Kiran jengah."Mana jadwal manggung gue?"

"Sejak kapan seorang KIRANA MAHESWARI nagih jadwal manggung di club ini?" Laki-laki yang tak bukan adalah general manager di Highway Club berkata dengan penuh penekanan saat nama Kirana disebut. Ia pun beranjak dari kursi kebesarannya menuju.

"Sumpah deh lo bang kalo bukan sepupu udah gue obrak-abrik club lo neh," Kiran pun berjalan mengikuti sang sepupu, Daniel,yang akan keluar dari ruangannya.

"Sekarang gue udah sekolah biasa bang. Jadi gue harus menyesuaikan jadwal nih."

Sepupu Kiran yang daritadi berjalan didepannya langsung berbalik cepat dan memandangnya tidak percaya.

"Wah geser nih otak lo kayaknya," sindir Daniel.

"Ck sembarangan aja lo bang." Kiran menjitak kepala sepupunya.

Sepupunya hanya bisa meringis kesakitan. Namun, tiba-tiba Daniel tersenyum dan segera menarik tangan Kiran menuju ke suatu meja yang kebetulan lumayan ramai.

Saat Kiran hendak bertanya pada sepupunya, suara salah satu yang duduk di meja tersebut telah menginterupsinya, "Dan, pacar baru lo nihh?  Langsung diseret kesini aja,"

Daniel hanya tersenyum mengejek mendengar lontaran pertanyaan seperti itu. Ia melihat Kiran hanya geleng-geleng kepala.

"Gile aja kali ya gue bisa jadian sama nih mak lampir. Lo ga tau nih orang siapa?" tanya Daniel menantang temannya.

Temannya pun yang merasa penasaran melihat Kiran dengan seksama. Sampai salah satu wanita di meja tersebut memekik kegirangan.

"Dan, bukannya dia DJ online itu ga sihh? Itu lo kann?"

Kiran hanya terkekeh mendengar ucapan sang wanita tersebut. Teman-teman Daniel yang ada di meja itu pun baru menyadarinya. Mereka pun akhirnya saling memperkenalkan diri.

....

DJ online. Yup itulah sebutan pekerjaan yang Kiran jalani selama ini. Sebenarnya menjadi DJ online adalah hal yang Kiran gemari karena ia hanya akan mengcover lagu lalu menguploadnya.

Ia tidak pernah tampil di khalayak umum. Menurutnya umurnya terlalu muda untuk melakukan itu. Tetapi beberapa hari yang lalu, sepupunya-Daniel-menawarkan sebuah pekerjaan di clubnya yang terbilang mewah.

Tadinya Kiran hendak menolak, namun saat Daniel menyebut nominal  gajinya, Kiran tergoda. Ia ingin mencoba hal baru selagi ada kesempatan.

Oleh karena itu jadilah ia terdampar di HIGHWAY club malam ini.

Setelah mengobrol lumayan lama bersama teman-teman Daniel, sekarang terdamparlah ia di sebuah meja yang isinya para young DJ dan beberapa temannya.

Sambil menunggu Daniel yang sedang ke ruang minuman untuk pengecekan rutin, Kiran mengeluarkan vape elektrik dari tasnya.

Dia mencoba untuk bermain aman dibelakang mamanya. Meski sangat jarang Kiran menggunakan vape.

Tiba-tiba seseorang datang menghampirinya.

"Minta dong," pintanya sambil mengambil dari tangan Kiran. Kiran terbengong-bengong dengan orang yang memghampirinya dan langsung mengambil vapenya.

Belum sempat Kiran memprotes kelakuan kurang ajar orang tersebut,  asap tebal sudah mengepul di depan mukanya.

"Hei! Main asal... Uhuk.. Uhukk," Kiran terbatuk karena asap vapenya.

Tiba-tiba Daniel datang menghampiri kedua orang tersebut.

"Wey bro, udah kelar kerjaan lo di club tetangga? " gurau Daniel sambil menyalami orang di depan Kiran. Orang tersebut menghembuskan asap vapenya.

"Jangan tersinggung dan, gue manggung disana karena gue punya utang sama yang punya," jawab orang tersebut.

Daniel baru menyadari bahwa di depannya juga ada Kiran yang bersedekap.

"Oh iya gam, kenalin adik sepupu gue,Kiran. Seumuran sama lo. " ujar Daniel santai.

Kiran melirik orang di depannya itu. Orang itu tidak menjulurkan tangannya, melainkan mengangkat vapenya untuk menyapa Kiran.

"Gama," ujarnya santai. "Sorry nih gue ambil vapenya. Mulut gue asrep."

Daniel yang mendengar perkataan tersebut langsung kaget. Sedangkan Kiran menatap Gama dengan muka garang.

"Kiran! Astaga kalo aunty tahu gimana!" pekik Daniel. Kiran meredakan emosinya dengan melakukan pengaturan pernafasan.

Ia hafal betul jika Daniel tahu hal ini, Daniel pasti akan marah dan tak segan untuk melaporkannya pada mamanya.

"Eng...Engga bang, lagian baru satu kali make, udah di ambil sama dia nih," Kiran menunjuk Gama yang masih asik menghembuskan asap vapenya.

Daniel hanya bisa menghela nafas. Ia takut adik sepupu tersayangnya itu terjerumus ke hal seperti itu lebih lama.

"Nih, gue balikin vape lo. Kasian lo udah kaya bayi kehilangan mainannya," Gama menarik tangan Kiran dan memberikan vapenya.

"Dan, balik dulu ya. Thanks loh masih disambut disini. Besok ketemu tempat biasa aja lah ya." Gama pun berbalik dan menyalami Daniel dengan ala-ala.

Sebelum benar-benar berbalik, Gama menoleh ke arah Kiran, "See you around girl," sambil megerlingkan matanya.

Daniel yang melihat kelakuan anak buahnya hanya bisa geleng-geleng. Sedangkan Kiran hanya bisa menelan ludah karena perasaannya bercampur aduk.

....

Vote and comment sangat dibutuhkan kawan 😁
Enjoy?

P.S: Cek mulmed untuk liat baju kerja Kiran

Growing PainsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang