Kring...... Kring......
Bunyi bel masuk kelas berbunyi nyaring saat Kiran sampai didepan pintu kelasnya. Para murid berlarian menuju mejanya masing-masing.
Kiran dengan santainya berjalan menuju salah satu meja yang berisi seorang perempuan berkuncir kuda yang sedang asik menuliskan sesuatu di bukunya.
Duh, disamping dia aja kali ya.
Tanpa berfikir panjang akhirnya Kiran menjatuhkan pantatnya disamping perempuan tersebut. Sedangkan, karena ada pergerakan dari sampingnya iapun menolehkan wajahnya untuk mengetahui apa yang terjadi.
"Hai," sapa Kiran dengan cengiran. "Ga masalah kan kalo gue duduk disini bareng lo?"
Yang ditanya hanya diam bengong karena terkejut melihat Kiran. Hingga akhirnya Kiran mengibaskan tangannya didepan muka sang perempuan.
"Sorry sorry gue jadi melamun. Ga masalah malah gue senang kok," Jawabnya kaku. "Risa," sambil menjulurkan tangannya ke arah Kiran.
Kiran menyambut uluran tanggannya. "Gue ga perlu ngenalin diri lagi kan?" tanya Kiran acuh.
Risa hanya mengangguk dan tersenyum senang. Walaupun Kiran acuh, ia tetap membalas juluran tangannya.
Belum sempat Risa melontarkan pertanyaan tentang kebingungannya, Mrs Hana sudah memasuki ruangan kelas dan menyuruh ketua murid untuk memimpin doa.
....
Kiran membaringkan kepalanya dengan headset yang menyumpal telinganya. Ia mencoba untuk mendapatkan waktu tidur yang cukup.
Tiba-tiba sebuah botol yoghurt mendarat didepan mukanya. Kiran pun hendak memarahi orang yang mengganggu kegiatannya.
Namun mulutnya kelu saat tahu siapa yang sedang ia hadapi.
"Sorry ganggu lo. Gue cuman mau nyapa lo," katanya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Siap..... " belum selesai Kiran bertanya, orang tersebut sudah menjulurkan tangannya.
"Alex, sepupu Dika kalo lo kepo," dengan santainya ia memperkenalkan diri.
"Kiran," Kiran menyalami balik tangan Alex yang menjulur.
"Gue cuman mau nyapa temen sepupu gue ajh. Lagian Dika bilang kalo temennya baru pindah kesini dan ga kenal siapapun disini. So here I am." Jelasnya panjang lebar.
"Lagian lo ga perlu nyamper gue kali," ujar Kiran. "Btw thanks yaa nih yoghurtnya kapan-kapan gue ganti deh." Kiran membuka botol yoghurtnya.
"Oh iya gue mau nawarin ekskul juga nih sama lo. Barangkali lo tertarik," Alex menyerahkan sebuah brosur pendaftaran ekskul. "Gue balik ya. Kalo lo pengen ngobrolin masalah ini, tanya kontak gue ke Dika aja."
Alex pergi meninggalkan kelas Kiran sambil bersiul. Ia berpapasan dengan Risa di pintu masuk kelas. Alex bersiul menggodanya sambil berlalu.
Kiran yang memperhatikan sikap seniornya itu hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Bukannya itu anak kelas 12 ya? " tanya Risa saat sampai disampingku.
"Yups," angguk Kiran seadanya lalu mengambil makanan pesanannya dari tangan Risa. "Thanks ya."
Risa tersenyum mengangguk sambil duduk disamping Kiran. Sambil menyantap makanannya, Risa mencoba mengajak ngobrol Kiran.
"Ngomong-ngomong orang itu ngapain tadi kesini? Kayaknya ada keperluan penting sama lo,"
"Kenapa lo ga nanya aja tadi? Kan dia ngegoda lo tadi," Kiran menggoda Risa. Sedangkan yang digoda hanya bisa tersipu malu.
Akhirnya mereka menuntaskan makan mereka sambil mengobrol.
....
Dika Androsena
Kiran : Ping
Kiran : Ping
Dika : ape? sabar dkit napa bu -_-
Kiran : Lo blg apa sma sepupu lo?
Dika : kaga blg apa-apa, knpa emgnya? Dia ganggu lo?
Kiran : Engga sih -_- cuman ya aneh ajh senior bisa k kelas gue
Dika : Gile tuh org wkwk
Kiran : Minta kontaknya dong, ini ada yg mau gue tanyain
Dika : Sini lo nanya sma gue aja wkwkwk
Kiran : Awas lo ya gue bilangin Rani biar mampus
Dika : elah mainnya ngadu ga asik deh lo -_-
Dika : nih kontaknya, awas jangan k makan rayuannya
Kiran : siap pak boss
- end of the chat -
....
Kiran menghela nafasnya. Menimbang-nimbang apa yang seharusnya ia lakukan dengan kontak seniornya itu.
Akhirnya ia memutuskan untuk memulai chat.
Eh senpai, gue jadi ikutan ekskul lo, besok gue k gymnasiumnya langsung ajh buat ngasih formulirnya
Sent
Keputusan Kiran untuk berubah terbuka sepertinya disambut dengan baik oleh semesta. Ia sudah menjalani ribuan detik yang terbuang hanya untuk memendam sakit hati.
Sudah saatnya baginya untuk membuka hatinya dan mengisinya dengan banyak hal positif agar ia tak teringat akan dendamnya.
....
Vote dan commentnya untuk kritik dan saran please 😀
7 Maret 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Growing Pains
Fiksi RemajaEntah darimana sebuah rasa yang datang memotong antrean panjang rasa sakitku yang sudah lama menunggu untuk dibalaskan. Haruskah ku tegur rasa itu? Atau haruskah ku biarkan ia tetap menghalangiku?