'Bugh'
'Srekk'
'Aww'
Suara gaduh itu terdengar dari gerbang belakang Neo International High School. Suara itu berasal dari 3 siswinya yang baru saja datang disaat bel masuk telah berbunyi 15 menit yang lalu.
"Bangun woy! Berat anjir!" jerit Okta--gadis paling bawah--, dua orang yang menindihnya berangsur bangkit.
"Sakit banget kaki gue." rengek orang kedua, Lily, memperlihatkan kakinya yang sedikit tergores kawat pembatas. Okta yang emang otaknya rada-rada, menyentuh luka itu.
"Anjing, sakit goblok!" teriak Lily yang langsung mendorong bahu Okta hingga sahabatnya itu terjungkal kebelakang.
Okta mengerucutkan bibirnya, "Dede gak kuat diginiin bang, mereka kasar sama dede." ucapnya dengan nada yang terdengar menjijikan, cukup untuk membuat mereka muntah ditempat.
"Eh?! Rok gue sobek anjing!" pekik Lea yang baru menyadari jika roknya sobek. Mungkin tadi terkait kawat.
"Aelah tinggal ganti aja ribet amat lu, udah ayo buruan masuk! Ketemu OSIS mampus lu!"
"Ekhm," suara dehaman itu membuat mereka tersentak, tegang. Takut-takut jika itu guru, apalagi kalau guru killer, atau mungkin.. ya, OSIS. Sedari tadi mereka tidak sadar, jika kelakuan mereka itu disaksikan oleh semua anggota OSIS, yang kebetulan sedang rapat di taman belakang sekolah.
"Gue rasa, rapat OSIS hari ini cukup sampai sini. Kalian boleh balik kelas. Dan tiga bitches itu, biar gue yang urus!" ucap Ira tegas selaku Ketos, seraya menunjuk 3 cewek yang sekarang sedang memasang tampang cengo seakan kaget tertangkap basah oleh OSIS.
"Anjing si Ira ngatain kita bitches!" seru Lea tidak terima.
"Hah, siapa?" tanya Okta polos.
"Ira" jawab Lea tenang.
"Ira kenapa?" tanya Okta lagi dengan wajah datarnya.
"Anjing, lo minta gue tabok ye?!" tanya Lea sambil menyingsingkan lengan seragamnya. Emosi Lea tersulut dengan mudahnya. Kalau ngebunuh orang nggak dosa, Lea udah ngulitin si Okta dari tadi kali.
"Ih, kalian berisik mulu deh, sakit nih kaki gue! Bantuin kek." kata salah satu dari mereka yang tak lain dan tak bukan Lily, yang selalu menengahi, karena sifat dialah yang lebih dewasa.
"Kalian kenapa sih telat mulu?!" Ira melangkah mendekati mereka dengan emosi yang ditahannya, iyalah, Ketos mana yang tidak emosi melihat tiga temannya selalu telat yang membuatnya mau tak mau harus melanggar janjinya untuk tidak pilih kasih pada siswa siswi yang melanggar aturan.
"Hehe, sorry Ra, si Lily tuh kebiasaan, selalu catokan padalah dia bangun jam 6 lebih," tuduh Lea sambil menunjuk sahabatnya yang sibuk dengan lukanya.
"Eh apaan nyalahin gue, si Okta tuh, masa dia baru mandi jam 7," tuduh Lily seakan tak mau dikambing hitamkan.
"Hah, apa? Gue kenapa?"
"Ih anjing! Lo beneran minta gue bunuh!" Sumpah deh, Lea benar-benar sudah capek menghadapi sahabatnya itu, emosi mulu bawaannya kalau ngomong sama Okta, lama-lama mungkin dia bisa terkena darah tinggi.
"Udah ih, kalian ribut mulu. Mau masuk gak?" tanya Ira yang sama-sama dengan emosi.
"Kaki gue sakit Ira!!" rengek Lily yang mukanya dipasang sememelas mungkin.
"BODO AMAT! Salah lo sendiri." Ira tidak peduli, dia berjalan duluan meninggalkan mereka bertiga.
"Ira jahat," ucap Lily dengan bibir mengerucut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crazy Girl's
Teen FictionKisah persahabatan tentang 4 orang cewek dengan otak.. Gila Gesrek Mesum Goblok Tolol Dan yang jelas Gak Tau Malu! Gimana kalau mereka lagi ngumpul? Dunia hancur kah? Perang dunia ke tiga dimulai? Kita lihat nanti..