chapter 2

269 14 0
                                    

Sinar pagi menyinari jendela kamar dinda membuat gadis itu menggeliat terganggu oleh sinar matahari yang menusuk matanya

"ekknmmm" erangnya mencari posisi yang nyaman "dinda ayo bangun  apa kau tidak sekolah ini sudah jam berapa Kau sekolah atau tidak? " tanya ibunya sambil membuka korden kamar dinda dan menarik selimutnya, dinda hanya terduduk sambil Menguap mengumpulkan nyawanya yang masih tertinggal di alam bawah sadarnya "ini sudah jam 06.45" sambung ibu dinda " apa ! " ucap dinda lalu berlari kearah kamar mandi

ibunya hanya menggeleng melihat tingkah putri semata wayangnya itu,, 5 menit berada di kamar mandi dinda keluar memakai seragam Menuju kedapur " aaku tidak sarapan karna aku sudah telat " ucap dinda Dinda sambil mencium tangan ibunya dan berlari menuju halte bus ..

tidak perlu menunggu lama akhirnya bus datang dan dinda segera masuk ke dalam.. Sampai di sekolah dinda berlari menuju kelasnya untung pak budi belum di kelas, guru yang killer yang tidak mentoleransi siswa yang tidak disiplin itu ternyata belum datang,

Dinda menghela nafas menuju bangkunya " tumben sekali kau telat,  memang darimana?  " tanya santi "entahlah tadi malam aku tidak bisa tidur?  " jawab dinda " memang ada apa? " tanya santi lagi " seseorang membuatku tidak bisa tidur "jawab dinda sambil malu malu "siapa" tanya santi sambil menggoda dinda, dinda hanya tersenyum malu,,

pak budi sudah datang bersama seseorang di sampingnya " pagi anak anak " sapa pak budi " pagi pak " jawab murid serempak ,

Dinda melihat siapa yang disamping pak budi hanya menatap tak percaya " anak anak ini adalah dokter dimas dia disini akan melakukan pembinaan tentang kesehatan organ tubuh, 

"Dok silahkan perkenalkan diri anda?" suruh pak budi "perkenalkan nama saya Dimas pratama kalian bisa memanggil saya dokte dhimas "ujarnya memperkenalkan diri "hanya itu, umur pacar?? "Salah satu murid, Dimas menatap murid yang berbicara tadi dengan tatapan jengah 'mengapa harus gadis aneh ini lagi' dinda yang ditatap hanya tersenyum polos "haruskah saya menjawabnya? "Tanya dimas sambil menatap dinda ,

Yang ditanya hanya tersenyum sambil menaikkan alisnya, Dimas menghela nafasnya "Umur saya 22 tahun dan saya masih single " ujar dimas kemudian "sudah puas "dimas menatap dinda "muehehehe 😃😃"

Bel istirahat akhirnya berbunyi "sekian yang dapat saya sampaikan, semoga kalian bisa menjaga kesehatan, jika kalian ada pertanyaan silahkan hubingi saya atau kalian bisa mengunjungi klinik saya, Terima kasih "Ucap dimas lalu meninggalkan kelas.

"Dok tunggu "ujar dinda ,memegang lengan dimas "ada apa? Apa tanganmu tergores lagi, atau jantungmu berdebar "ujar dokter dimas "Aa. . Kau mengingatkan ku, Dokter sepertinya kita memang jodoh "Ujar dinda "apa itu yang ingin kau sampaikan?? "Ucap dimas sambil melepaskan tangan dinda lalu pergi meninggalkan dinda,  dinda hanya menghela nafas .

Bel pulang yang ditunggu, akhirnya berbunyi .Dinda merapikan bukunya "Dinda nanti ikut yuk? " Ujar santi setelah menyampairkan tasnya "gak gue mau ngapelin kasur gue, kasian dia ditinggal sendiri "Ujar dinda, "gila lo! "Jawab santi, mereka berdua berjalan menuju parkiran "yaudah, nanti gue telpon kalo udah sampai, bye" ujar santi "yoi"jawab dinda.

Santi yang sudah dijemput ayahnya melambaikan tangannya kepada dinda ,dia masih menunggu jemputan dari ibunya ,dia mengedarkan padangannya, ia melihat seorang laki laki menyebrang tanpa melihat sekeliling karna menatap Hp ditangannya, dinda membulatkan matanya ketika mengetahui siapa laki laki tersebut 'Dokter Dimas 'dia lalu berlari kearah dimas setelah mengetahui sebuah mobil melaju kencang mendekati dimas "Dokter awas 😄😄😨"  Teriak dinda lalu mendorong dimas bersama dirinya ke trotoar ,dimas yang terkejut hanya menatap dinda "Dok, kau tak apa-apa?"tanya dinda ,ia memeriksa lengan dimas ,dia tidak peduli bahwa sebenarnya dirinya yang terluka, lutut berdarah ,lengan lecet, "lalu bagaimana denganmu? "Tanya dimas setelah mengetahui lukan dilutut dan lengan dinda ,rok seragamnya juga sobek "ini tidak sakit, yang penting dokter tidak apa apa! "

Dimas tidak berkata apa apa lagi, tapi tiba tiba ia menggedong dinda dan membawanya menuju mobil, dinda tidak berontak, karna sebenarnya dia kesakitan dengan luka ditubuhnya, dimas medudukkan dinda di mobil lalu dia melajukan mobilnya "kita mau kemana, aku belum siap untuk berkencan, tanganku harus segera diobati "ucap dinda, dimas hanya menatap dinda cengah, bisa bisanya dinda berfikir seperti itu saat tubuhnya terluka "hehehe 😃😃,aku hanya bercanda, jangan menatapku seperti itu, lihat matamu akan keluar "ucap dinda "tutup mulutmu, siapa yang mau berkencan kita ke klinikku" ucap dimas, dinda hanya mengangguk.

Akhirnya chapter ini selesai.
Jangan lupa votment nya  😃😊😊
See you again...

i love you dokterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang