Fan Service

828 78 12
                                    


Fan Service | Hanabi

Park Chanyeol | Im Yoona

Vignette | Fluff - Romance | PG-13

.

.

.

Park Chan Yeol memetik gitar-nya beriringan dengan alunan musik yang menggema. Tetapi, mata pria itu hanya menatap satu arah, lebih tepatnya menatap seorang wanita-yang tengah duduk di antara puluhan penonton-sambil menikmati musik yang Chan-Yeol alunkan.

Wanita itu begitu cantik di mata Chan-Yeol, dia mengenakan shifted dress berwarna baby blue dengan corak bunga cosmos. Rambutnya yang terkuncir satu ikut bergoyang bersamaan dengan kepalanya yang bergerak pelan ke kanan dan ke kiri. Mungkin, kalau dari dekat, Chan-Yeol bisa mendengar gemercik dari gelang perak yang beradu di kedua tangannya.

Mata wanita itu menatap lurus ke arah Do Kyung Soo-yang memang sedang menyanyikan sebuah lagu dengan suara merdunya. Senyuman wanita itu mengembang ketika Kyung-Soo berhasil mencapai note-note tinggi dengan sempurna. Jangankan kaum hawa, Chan-Yeol sendiri begitu menggilai Kyung-Soo. Suaranya, maksudnya.

Ketika lagu berakhir riuh tepuk tangan menggema. Tentu saja, wanita cantik-yang sendari tadi Chan-Yeol perhatikan-ikut bertepuk tangan sambil berdiri. Selagi memasukkan gitar-nya ke dalam tas, Chan-Yeol melihat wanita itu maju dan memasukkan uang sepuluh ribu won ke dalam kardus yang memang ia sediakan.

Benar, Park Chan Yeol dan Do Kyung Soo adalah musisi jalanan. Sebenarnya mereka tidak semiskin itu hingga harus mengamen. Istilah Kyung-Soo : mereka hanya mengisi waktu luang.

Park Chan Yeol adalah seorang pelukis yang memiliki sebuah gallery yang cukup besar di daerah Mok-dong. Sedangkan Do Kyung Soo memiliki sebuah café di dekat sini. Lalu mengapa mereka mengamen, kalau bisa mengisi waktu untuk bernyanyi di café pria bermata bulat itu? Itulah masalahnya, otak bisnis Kyung Soo sangat tajam. Kalau mereka bernyanyi di café-nya, maka mereka tidak akan mendapatkan uang, kalau dihitung-hitung, mereka bisa mendapatkan seratus ribu won sekali pertunjukkan. Dan uang yang mereka dapat, akan disumbangkan ke kantung pemilik restoran sup tualng iga-alias mereka akan berpesta di Hwangui Seollongtang.

"Kajja, Chan-Yeol. Aku sudah sangat kelaparan." Kata Kyung-Soo sambil merangkul tangan sahabatnya. Kalau di dalam film biasanya seorang sahabat akan merangkul sahabatnya di pundak, berhubung Chan-Yeol jauh lebih tinggi dibanding dirinya, yeah, begitulah adegannya.

Chan-Yeol mengangguk sambil berguam pelan, namun matanya tetap tertuju ke arah wanita idamannya. Sambil tersenyum manis Chan-Yeol menatap punggung wanita itu yang perlahan menjauh. Ah, siapa namanya?

.

.

.

"Chan-Yeol Oppa, bisa kau antarkan pesanan ini ke wanita yang duduk di sana?"

Chan-Yeol yang dari tadi asyik menyeruput flat white tanpa foam di salah satu meja dekat barista, mengangkat kepala dengan alis bertaut. Seo Joo Hyun-salah satu barista-menyuruhnya apa tadi? Mengantarkan pesanan pelanggan? Oh ya ampun, memangnya disini siapa pelanggannya?

"Kau menyuruhku mengantarkan pesanan?" Chan-Yeol geli mendengar suaranya sendiri. "Ya! Aku ini pelanggan bukan pelayan."

"Bukan begitu," Joo-Hyun menggeleng cepat, dia merasa tidak enak hati dengan Chan-Yeol. "Pesanan wanita itu sudah siap dari lima menit yang lalu dan buzzer-nya terus bergetar, tapi dia tidak sadar juga. Jebal, kau bisa lihat kan sekarang sedang sangat ramai."

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang