Aku hanya bisa terdiam dengan senyum kaku masih terpasang di wajahku saat aku mendengar ucapan ibu Namjoon yang terdengar begitu santai. Wanita itu berjalan menghampiriku dan aku merasa aku sekecil plankton saat ini. Namjoon menatapku dengan tatapan datar dan aku tidak tahu apa yang berada dalam kepala pria itu.
Ibu Namjoon mengulurkan jarinya dan menyentuh ujung rambutku yang bergelombang, "Aku.. tidak suka dia, Namjoon."
Namjoon menghela napas pelan, "Mom.."
Ibu Namjoon menoleh ke arah Namjoon, "I love her!" pekiknya.
Hah?
Aku membulatkan mataku tidak percaya saat mendengar pekikan seperti gadis sekolahan keluar dari mulut wanita berwibawa tinggi dan jelas high-class seperti ibu Namjoon.
Namjoon menggeleng pelan, "Ibu, kurasa kau baru saja membuat calon istriku terkena serangan jantung."
Ibu Namjoon menoleh dengan gerakan cepat dan menatapku, "Oh my! Aku tidak bermaksud, sayangku. Sungguh. Aku hanya terlalu senang akhirnya Namjoon berhenti bermain-main dengan para jalang diluaran sana yang hobinya membuang uang anakku."
Sebelah alisku langsung naik saat mendengar itu,
Oh, jadi Namjoon sering bersama banyak perempuan?
Ibu Namjoon mengibaskan sebelah tangannya, "Kau harus tahu kalau Namjoon itu sangat liar, Dear. Aku bahkan pernah memergokinya sedang 'bermain' dengan tiga wanita sekaligus. Apa itu namanya? Foursome?"
Kali ini lidahku kelu total. Tuhanku, apa salah dan dosaku sehingga harus terus berada di sekitar orang-orang dengan kata-kata dewasa yang keluar begitu lancarnya?
"Bu, Seokjin tidak terbiasa dengan itu."
Kedua alis ibu Namjoon bertaut bingung saat mendengar ucapan penuh nada pasrah dari Namjoon. "Tidak biasa? Apa kau biasanya hanya melakukan vanilla sex?"
Aku tergugu, aku tidak sanggup mengeluarkan sepatah katapun saat mendengar rentetan kalimat dewasa lainnya meluncur dari mulut ibu muda ini.
Namjoon melangkah menghampiri kami dan merangkul bahuku yang tegang, "Bu, Seokjin ini masih utuh. Dia belum disentuh siapapun jadi berhentilah mengucapkan kata-kata yang membuatnya tidak nyaman."
Dan kali ini ibu Namjoon memekik.
Kurasa sebaiknya aku mulai berpikir ulang untuk menjadi istri Namjoon.
.
.
.
.
.
.
.
Setelah mengetahui statusku yang masih 'bersih dan suci', ibu Namjoon benar-benar gembira. Dia bahkan menceritakan ini pada ayah Namjoon dengan begitu bersemangat hingga aku malu sendiri. Astaga, aku cuma masih perawan, tapi mereka memperlakukan aku seolah aku adalah Dewi Hestia, si dewi perawan yang terkenal.
"Jadi Seokjin, kenapa kau mau menjadi milik Namjoon kami yang berandalan ini?" tanya ibu Namjoon.
Saat ini aku sudah duduk bersama dengan kedua orangtua Namjoon. Di depanku ada secangkir darjeeling tea namun saat ini lidahku kelu untuk merasakan apapun, bahkan aku tidak berani memegang cangkir karena tanganku bergetar hebat.
"Eh? Itu.. karena.."
"Anak kami tidak mengancammu, kan?" kali ini ayah Namjoon yang bersuara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Passion [The Second Piece]
Fanfic[PART 3 DIUNPUBLISH DULU UNTUK SEMENTARA WAKTU] It's like some kind of my wildest dream that become true. / NamJin, GS! Seokjin and Jungkook. Romance. Contains mature/sexual intercourse scenes. / The continuation story from 'Desire'. Tahap kedua da...