O N E | B E G I N

1K 40 3
                                    


Desyca pov

Setelah beberapa tahun aku berjanji tidak akan melihatnya lagi, sekarang aku harus menerima bahwa dia adalah..

Kakak ipar adik angkatku.

Sungguh rasanya aku ingin sekali memeluknya. Memeluk sahabat kecilku sekaligus pria pertama dan terakhir yang ku cintai. Namun aku sudah berjanji, berjanji akan membencinya. Ntah aku sanggup atau tidak.

***

8 tahun aku menahan rasa ingin memeluknya, ingin berbicara banyak dengannya. Hal mengejutkan dari kak Dimas membuat kami berdua terkejut. Kak Dimas meminta kami untuk menikah. Alasannya konyol. Pernikahan ini supaya Arjuna bisa memberikan keturunan Mahesa. Perceraian antara Gladis dan Dirga membuat kak Dimas tidak ingin lagi Dirga memiliki keturunan Mahesa. Walau Dirga sudah menikahi wanita lain.

Dua bulan setelahnya, aku resmi menyandang nama Mahesa dibelakangku. Arjuna tidak pernah melirikku. Bahkan ia menolak pernikahan ini. Dengan alasan dia sudah memiliki kekasih. Kalian tau bagaimana hatiku?

Sangat sakit.

Dan malam ini adalah malam pertama kami. Aku duduk didepan meja rias untuk melepaskan semua atribut resepsi tadi. Sambil menunggu Juna yang tengah keluar.

Saat ini aku berada di salah satu kamar khusus pengantin. Aku sudah sudah segar dengan memakai piyama tidur bewarna pastel. Aku duduk ditepi ranjang dengan memainkan ponselku. Kubuka instagram sekedar menhilangkan kejenuhanku.

Sedang asyiknya memainkan ponsel, pintu terbuka yang menampilkan wajah Juna. Aku tersenyum tipis. Namun, senyumanku hilangkan berganti dengan dahi yang berkerut ketika Juna menggandeng seorang perempuan cantik. Perempuan tersebut memandang sinis kearahku.

"Tunggu sebentar okey, aku akan ganti baju dulu." Aku membulatkan mata ketika Juna dengan santainya mengecup bibir perempuan itu didepan mata kepalaku. Tanganku terkepal. Ia dengan santainya berjalan menuju kamar mandi setelah mengambil pakaiannya.

"Kau seharusnya sadar, suamimu tidak akan pernah mencintaimu walau kau menyodorkan tubuhmu kepadanya. Ia hanya mencintaiku, bukan dirimu bitch." Aku memandang tajam kearah perempuan yang sedangkan duduk disofa yang terletak tidak jauh dari ranjang tempatku duduk. Sudah kupastikan wajahku memerah menahan amarah. Ingin saja aku menghampiri perempuan yang sedang menatapku sinis itu, namun aku urungkan ketika Juna keluar dari kamar mandi. Ia mengenakan celana blus jins yang dipadukan dengan polo shirt bewarna putih. Jaket kulit yang melekat ditubuhnya membuat kadar ketampanannya bertambah.

"Bereskan barang sekarang. Besok kita akan pulang kerumah kita. Sekarang aku akan keluar. Jangan menungguku pulang. Karena aku tidak akan pulang." Ucapan Juna membuat lamunanku buyar. Aku ingin bertanya namun Juna dan perempuan jalang itu sudah keluar. Perasaanku sudah tak terdefinisi lagi. Antara sakit, marah, kecewa, sedih bercampur jadi satu. Aku hanya bisa menghela nafas berat dan mulai membereskan barang barang aku dan Juna.

***
Author pov

Saat ini Arjuna dan Desyca berada didalam mobil milik Juna. Mereka menuju kearah rumah milik keluarga Mahesa karena ingin mengambil barang barang Arjuna. Suasana didalam mobil senyap. Hanya suara dari radio yang menghilangkan keadaan sunyi tersebut.

"Juna, gue boleh nanya?" Tanya Ica dengan nada pelan. Sedangkan Juna hanya menggumam.

"Lo tadi malam dimana? Trus perempuan itu siapa?" Ica menatap ragu kearah Juna. Sedangkan Juna hanya tersenyum miring.

"Dia pacar gue, namanya Jeanna. Kenapa? Lo nggak berhak marah sama dia."

"Jun, lo masih punya pacar ketika lo udah punya istri. Lo nggak tau gimana perasaan gue hah? Lo lebih brengsek daripada adek lo." Ica memberanikan diri menatap Juna. Sedangkan Juna hanya tertawa sinis.

"Lo nggak nyadar ya, pernikahan ini cuma karena keinginan kakak gue. Lo nggak berhak ikut campur urusan gue. Dan lo nggak nyadar, pacar gue jauh lebih sempurna dari pada lo. Lo cuma pengganggu yang mengganggu hidup gue." Ica hanya terdiam ketika mendengar ucapan Juna. Keadaan kembali sunyi.

Tak lama, mobil BMW hitam milik Juna berhenti dihalaman milik keluarga Mahesa. Ia keluar dengan disusul Ica.

"Ingat, jangan menampilkan kalau kita tidak bahagian dengan pernikahan ini. Kita harus berpura pura mesra dihadapan semua orang." Ucap Juna dengan menarik pinggang ramping Ica mendekat kearahnya. Ica bisa menghirup wangi tubuh milik Juna.

Pintu terbuka menampilkan Dimas yang menyambut mereka dengan senyum. Dimas menatap mereka dengan tatapan jahil.

"Ehem, pengantin baru mesra amat. Jadi iri nih." Wajah Ica langsung memerah malu. Juna hanya tersenyum mencibir kearah Dimas.

"Biarin kami masuk dulu kek. Langsung nyerocos aja lu kak." Dimas hanya cengengesan dan memberi ruang untuk mereka masuk.

"Sayang, kamu kekamar dulu. Ada yang akan aku bicara kan dengan kak Dimas. Nanti aku susul, okey." Ujar Juna sambil mengecup pelan puncak kepala Ica. Ica hanya tersenyum kecut, melihat akting luar biasa milik Juna. Ingin rasanya ia menngungkapkan pada Dimas yang sedang tersenyum senang bahwa ini hanya sandiwara. Namun, Ica hanya mengangguk dan pergi menuju kamar Juna yang berada dilantai 2 untuk membereskan pakaian Juna.

"Gue harap lo bisa bahagiain Ica, Jun." Titah Dimas memandang Juna. Juna hanya tersenyum tipis. Ntah apa yang ada difikirannya sekarang ini. Mana mungkin dirinya bisa mencintai Ica kalau dirinya sangat sangat mencintai kekasihnya, Jeanna.

Bersambung.....

CASTING..

1. Kristen Stewart as Desyca Fachrya

2. Ryan Frederick as Arjuna Mahesa

3. Kendall Jenner as Jeanna

 Kendall Jenner as Jeanna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Vous Attend(menunggumu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang