Chapter 9 : Just for tonight

3.7K 219 41
                                    

Sakura's POV

Sasuke tidak henti-hentinya menekukan wajahnya. Pemandangan yang sangat langka. Melihat seorang pria tampan yang biasanya terlihat dingin, tidak berekspresi dan tampak sombong, menjadi berekspresi merajuk tipenya sendiri. Tidak menyentuh makanannya sama sekali. Ia hanya mengerutkan keningnya dan menunduk menatap makanannya.

Sedangkan yang lain terlihat menikmati makanan dan mendengarkan alunan musik jazz yang memang sengaja ku putar.
"Sasuke, kau tidak makan?" kataku membuka pembicaraan. Yang hanya dibalas Sasuke dengan lirikan tajam.

"Ya, bukankah tadi kau yang datang paling awal?" tanya Ino, menatap aneh ekspresi Sasuke.

"Aku tidak lapar." katanya dingin, lebih dingin dari biasanya.

"Tidak lapar? dan suara apa tadi itu?" tanya Naruto. Tunggu, suara apa? "Itu suara perut Sasuke atau suara kentut kau Sai?" sambungnya.

"Sai, kau menjijikan." Ino menatap Sai dengan mengerutkan hidungnya.

Sai yang ingin menyuap makanannya berjengit."Apa?! Naruto brengsek aku tidak mengeluarkan suara apapun sedari tadi. Memangnya kau mencium bau yang aneh disini?!" Teriak sai. Aku tertawa melihat ekspresi Sai.

"Baiklah, aku hanya bercanda agar Sasuke tertawa." Oh, teman yang baik.

"Itu tidak mempan Naruto. Sasuke mungkin hanya malu." Aku setuju dengan Ino.

"Oh Sasuke, seharusnya kau tidak perlu malu, seperti itu." kata Hinata membujuknya.

"Ya makan saja makananmu dan jika kau merasa tidak cukup, aku masih punya persediaan yang banyak." Aku mengatakannya dengan nada menyindir.

"Atau Sasuke, apa kau perlu disuapi?" Sai mengeluarkan suaranya kali ini.

"Diam. Berhenti bicara dan habiskan makananmu sendiri." Sasuke berdiri meninggalkan makanannya, berbalik dan keluar dari rumahku. Sepertinya dia benar-benar marah.

"Ada apa dengannya?" tanya Ino penasaran.

"Mungkin Sasuke sedang PMS." canda Naruto.

"Atau dia marah karena dia satu-satunya yang tidak memiliki pasangan disini."

"Maaf Sai, aku tersinggung" aku memasang ekspresi tersinggung dengan baik.

"Oh maaf Sakura, aku hanya bercanda."

"Mungkin itu benar, Sakura kau tidak peka. Sasuke ingin dia bersamamu." sahut Ino dengan ekspresi sok tahunya.

"Apa? itu terdengar aneh." kataku mengerutkan kening.

"Tidak aneh sama sekali. Lagipula kalian cocok. Benarkan Ino?" tambah Hinata dengan senyum yang ambigu.

"Ya itu benar. Dan Sakura, lebih baik kau membujuk Sasuke untuk kembali." Ada apa dengan Ino?

"Memangnya apa urusannya denganku?" aku meletakkan sendok dan garpu. Mengerutkan kening dan menatap mereka bergantian.

"Karena kalian masih sama-sama sendiri." aarrghh, jangan samakan aku dengan Sasuke.

"Lalu jika aku sendiri dan Sasuke sendiri. Kenapa?"

"Oh ayolah, daripada kau berada disini dan melihat Ino dengan Sai berciuman. Lebih baik kau datangi Sasuke." Hinata berkata dengan nada mengancam.

"Ya atau kau akan melihat Naruto melakukan hal yang tidak senonoh disini bersama Hinata." tambah Ino.

"Itu terdengar seperti kalian mengusirku." aku menyipitkan mata menatap mereka.

Aku berdiri, melangkah keluar. Kenapa mereka terlihat seperti memiliki rencana? Ini aneh. Dan kenapa aku menuruti kata-kata mereka?

Mengedarkan pandangan, aku sama sekali tidak melihat Sasuke. Mungkin dia dirumahnya. Dan kenapa aku benar-benar mencarinya?

Real Love💞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang