[Joshua's POV]
Sudah satu tahun aku tinggal di asrama ini, sudah aku dekorasi sesuai keinginanku, yang sekarang harus pindah karna sudah aturannya. Dan hell, aku tidak tahu bahwa hal ini menjadi aturan di sekolahku untuk pindah setiap tahun. Antara aku yang memang tidak tahu atau aku sudah lupa karena awal masuk sekolah semua peraturan sudah dibacakan oleh senior yang menjadi pendamping kami.
Kalau sudah tahu begitu, aku tidak akan pernah mendekor asramaku yang baru ini sebaik mungkin. Kasihan uangku jika aku hamburkan seperti ini, Well, walaupun aku dari keluarga kaya raya dan terhormat, orangtuaku selalu memberiku uang saku dengan jumlah yang kecil dan aku harus bisa mengatur keuanganku. Aku tidak masalah jika aku kekurangan uang untuk makanan, aku bisa meminta kepada tetangga ataupun siapapun. Namun, jika aku kekurangan uang untuk berbelanja barang, hah aku benar - benar seperti di neraka harus menahan nafsuku.
"Huh.." ucapku sambil menjatuhkan badan di king bed. Untung saja sebelumnya pemilik asrama ini sudah membersihkan ruangannya, aku benar - benar berterimakasih kepada pemilik sebelumnya.
Aku berjalan - jalan mengelilingi asramaku untuk melihat apa saja yang terdapat di asrama baruku. Sebenarnya semua asrama sama saja, namun aku begitu suka kalau hanya melihat yang baru aku temui, yang sama halnya berkeliling hanya melihat baju ataupun celana di departement store
TRIITT TRIITT TRIIITT
Bunyi handphone ku berbunyi menandakan seseorang menelponku. MOM. Segera aku angkat telpon darinya.
"Yes Mom?" ucapku
"Hi baby, bagaimana keadaan asrama barumu?"
"Sama saja Mom, hanya saja dekorasinya ihat biasa saja dibandingkan dengan asramaku yang dahulu"
"Haha.. Ia tahu jika mendekorasi asrama akan menyiakan uangnya"
"Please Mom, stop menyindirku"
"Haha.. Iya baby, sudah dulu ya. Mom mau kerja dulu, nanti Mom hubungi. Ingat sapa lah tetangga barumu!" Aku kembali melihat ruangan yang ada didalam asrama baruku
Setelah melihat, aku keluar menuju asrama yang ada disebelahku untuk hanya sekedar bersapa karena ini permintaan Mom.
502
TING TUNG TING TUNG
Aku menekan bel asramanya, hal ini agar kita bisa lebih sopan. Dan KLEK. Pintu tersebut terbuka dan melihat seorang laki - laki yang 6 senti beda denganku menggunakan boxer, terlihat badannya yang sixpack yang tertata rapi membuatku tidak berhenti melihat badannya.
"Hey kau mau mencari siapa?!" tanyanya malas
"A-aku disini hanya ingin bersapa kepada tetangga baruku. Namaku Joshua, Joshua Vanderwaal" ucapku
"Okey. Sudah selesai? sudah sana pergi!" ucapnya langsung membanting pintu.
Tch, mengapa ada manusia yang sangat menyebalkan seperti itu, bahkan ia tidak menyebutkan namanya. Oh God, aku harap ia tidak sekelas denganku. Fyi, asrama yang satu lantai denganku berarti satu angkatan denganku.
**
Hari ini merupakan hari pertamaku sekolah dengan tingkat pelajarannya sedikit lebih sulit. Well, artinya aku mempunyai teman baru dan kelas baru. Kelasku tidak monoton hanya itu itu saja melainkan setiap tahun haruslah baru.
Pembagian kelas sudah dicantumkan di papan pengumuman, sangat sulit untuk melihatnya karena banyak murid ingin melihat kelas mereka. Fyi, semua murid disini merupakan anak penerus perusahaan yang ternama, tak banyak aku lihat semua berpakaian serba bermerek dan ya jangan lupakan aku, aku pun juga merupakan penerus dari perusahaan orangtuaku.
Sudah cukup sedikit murid yang melihat pengumuman, dan aku segera melihat kelas baruku. Yea, aku berada dikelas B terdapat 3 kelas dalam angkatanku A, B, dan C. Dimana setiap kelas terdapat 25 siswa. Apakah kau bertanya mengapa sedikit? Karna sekolahku merupakan sekolah ternama dan sekolah termahal di Washington, hanya murid yang memang sudah diputuskan untuk menjadi penerus perusahaanternama saja yang bisa bersekolah disini.
Aku segera melangkahkan kakiku ke kelas baruku yaitu kelas B, aku melihat sudah banyak yang datang dan mencari tempat duduk permanen. Semua mencari tempat ditengah dan paling belakang. Ya, aku tahu mengapa dan kalian juga tahu alasan mereka mencari tempat duduk diposisi tersebut.
Aku duduk paling depan dan dipojok sendirian, mungkin aku akan duduk sendiri hingga tahun depan. Aku mencoba menghitung manusia ah maksudku orang yang ada di kelas. Dan yah, ternyata kurang satu orang, aku harap dia akan duduk dengan orang yang berada disebelah mejaku. But wait, bukankah itu Jessy? Jessy adalah teman sekelasku dulu, cukup akrab aku bersamanya. Oh God, thanks akhirnya ada orang yang aku kenal disini.
Seseorang masuk dan duduk disampingku, oh God akhirnya aku mempunyai teman baru. Aku akan berusaha berteman baik kepadanya.
"H-hai!" sapaku kepadanya. Saat ia membalikan tubuhnya kearahku reaksiku hanya terkejut tak tahu apa yang harus aku katakan kecuali kata 'shit'. Asal kau tahu, dia adalah manusia menyebalkan, tetangga baruku.
"Ada apa?" tanyanya datar, aku sangat membenci nada datarnya. Itu seperti meremehkanku.
"Apa kau bisa duduk didisana, sir?" ucapku pelan dengan senyum yang sangat aku buat buat.
"Mengapa? Aku ingin duduk disini, mengapa kau mengaturku?" tolaknya dengan sangaaattt datar, ia tidak tahu bahwa kita sudah pernah bertemu. Dasar manusia menyebalkan.
Oh God, bagaimana kehidupanku kedepannya jika aku duduk bersamanya setahun kedepan. Tolong tahanlah amarahku God.
Hellaawww..
Ini cerita keduaku, yang pertama masih dalam proses..
Tolong votement termmssss..
KAMU SEDANG MEMBACA
I Have No Choice
Teen FictionJoshua sudah setahun tinggal sendirian di asrama yang terletak di Washington. Ya, dia dipindahkan oleh kedua orangtuanya kesana agar mandiri. Asal kalian tahu, orangtua Joshua sangatlah kaya raya, jadi tak diragukan lagi kalau Joshua ini tinggal dia...