[Joshua's POV]
Sekarang bukanlah disebut hari sial tapi merupakan bulan kedua sialku. Kenapa? Aku sudah 2 bulan sebangku dengan manusia menyebalkan itu. Setiap hari selalu saja dibully, namun akhir - akhir ini Alex tidak sekolah. Aku merasa ada yang kurang dalam hidupku. heh? tentu, namun aku sangat bersyukur karna aku tidak dibully lagi olehnya. mungkin juga tidak. Bukannya aku merindukannya, namun tak ada tawa yang lepas dari bibir manusia tampan.
"Hey Josh!" sapa Jessy dari bangkunya
"Yea~" balasku malas
"What's wrong?"
"Entahlah, aku benar - benar tidak bersemangat hari ini"
"Kau ada apa? Akhir - akhir ini selalu saja tidak bersemangat. Apa kau merindukan Alex?" tebaknya
"Hey!T-tidak mungkin!" balasku
BENAR. AKU MERINDUKANNYA. Alex kau dimana? Aku sangat merindukanmu, asramamu sepi tak ada orang yang menempatinya. Alex kembalilah.
**
Hari ini aku benar - benar tidak ingin melakukan sesuatu. Hanya menonton tv dan memakan cemilan yang aku beli pulang sekolah tadi bersama Jessy. Aku menghubungi Jessy lewat chatting LINE agar aku tidak bosan. Namun, tetap saja aku masih saja bosan. Oh God, apa yang harus aku lakukaaannn.
TING TUNG TING TUNG
Wait, ada bel. Ada apa?? siapa yang bertamu di tengah malam begini.
"Ya ada ap--" potongku. Lihat, siapa yang ada di depan asramaku. Alex. Ya Alex berada di depan asramaku, keadaannya sangatlah buruk dia sedang mabuk. Oh God, ada apa dengannya. Itu membuatku sakit melihatnya seperti ini.
"Hei, Alex! Ada apa denganmu??!" tanyaku panik, sambil membawanya masuk, dia setengah sadar. Aku benar - benar sangat khawatir kepadanya, ia hanya bergumam 'kalian sudah tak menyayangiku lagi'. Apa dia memiliki masalah dengan keluarganya, aku harap tidak.
Aku memperhatikannya, seperti melepaskan sepatu dan kaoskaki, membersihkan badannya dengan sapu tangan, dan sebagainya hingga aku terlelap tidur disampingnya
**
Aku terbangun dari tidurku yang lelap, kusadari ternyata aku berada didekapan Alex sangatlah nyaman hingga aku berencana untuk diam sebentar, aku tidak mau meghilangkan kesempatan ini. Aku bisa melihat wajahnya yang tertidur, sangatlah tampan. Namun ada raut kesedihan disana yang membuatku ikut sedih.
HUAAMM
Oh God, dia sudah bangun dari tidurnya. Apa yang harus aku lakukan.
"Argh" rintihnya sambil memegang kepalanya.
"Alex! Apa kau tidak apa - apa?" tanyaku cepat sambil duduk disebelahnya
"Kepalaku.. sakit sekali" balasnya
"Jelas saja! Kau kemarin mabuk!" teriakku, "Kau istirahat saja disini, jangan sekolah dan aku akan menitipkan ijin ke Jessy" lanjutku sambil beranjak ke dappur.
**
Aku segera membuatkannya sereal, hanya butuh 5 menit untuk menyipkannya dan segera membawanya ke kamarku. Aku harap ia akan segera sembuh.
"Kau makanlah sereal ini" ucapku sambil menaruh sereal tersebut diatas meja
"Aku tidak bisa berdiri"
"Hm, baiklah.. aku kan menyuapimu" ucapku sambil menyuapinya.
"Aku ingin sekali sakit agar bisa disuapi olehmu" gumamnya
"APA?" tanyaku memastikan, hatiku sangat berdegub kencang.
"Tidak Josh.."
"Beristirahatlah lagi, aku mau mandi dulu.." ucapku sambil menyelimutinya
"Kau tidak sekolah?"
"Tidak, aku sudah menitipkan ijin ke Jessy agar bisa merawatmu" balasku sambil meninggalkannya pergi ke kamar mandi.
[Alex's POV]
Entah mengapa aku bisa beristirahat di asrama Joshua, yang aku ingat hanyalah mendengar bahwa Mom and Dad bercerai dan aku pergi ke club untuk minum - minum. Aku tidak menyangka bahwa Mom and Dad bercerai karena orang ketiga. Mom, aku percaya kalau Mom tidak akan selingkuh karna Mom hanyalah ibu rumah tangga. Sedangkan Dad? Aku bukannya menuduhnya, hanya saja ia selalu jarang di rumah. Dan Mom, ia diam sendirian dirumah bersama Bibi Monnela.
Tapi, saat ini aku tidaklah sesetres kemarin, Joshua merawatku sepenuh hatinya membuatku senang dan ingin tetap disini. Dan lihat, Joshua datang dari kamar mandi hanya menggunakan boksernya saja,tubuhnya yang putih mulus dengan puting yang coklat sangatlah imut membuatku harus tahan nafsu dengan keimutan badannya. Aku hanya melihatnya tanpa mengedipkan mataku, dan sepertinya juniorku sudah bangun. shit.
"Ada apa kau melihatku seperti itu!?" tanyanya
"Tubuhmu sangatlah imut, Josh" balasku dengan senyum manisku. Wajahnya memerah seperti tomat dan segera berlari ke kamar mandi untuk berganti pakaian.
"Kenapa kau berpakaian disana!? Tak usah malu, aku tak akan melakukan apapun!" teriakku diiringi ketawaku.
[Joshua's POV]
"Tubuhmu sangatlah imut, Josh"
Oh God, aku tidak berani untuk half naked di depannya lagi. Dia menatapku seakan ia sangatlah terkejut dengan tubuhku ini, dan.. aku melihat juniornya sedikit bangun. Aku segera keluar karna aku sudah memakai bajuku.
"Aleex!!!!!!" teriakku saat aku melihat Alex terjatuh di depan pintu kamarku. Aku segera menolongnya dan merebahkannya di kasur.
"Kau mau kemana hah!? Kau istirahat saja! Kalau ada apa - apa beritahu aku!" kesalku kepada Alex
"Apa kau mengkhawatirkanku Josh?" ucapnya polos
"T-tidak aku tidak mengkhawatirkanmu! Hanya saja, aku nanti yang repot jika kau kenapa - kenapa!" balasku tanpa menatap matanya.
"Hahahaaa.. Thanku so much!" ucapnya sambil memeluk leherku membuatku membungkuk dan sudah dipastikan wajahku sangat merah
AKHIRNYA TERAPLUDKAN HAHAHAHHAAAAAAA
Maaf ya):
Votement! tengcu mwahhh
KAMU SEDANG MEMBACA
I Have No Choice
أدب المراهقينJoshua sudah setahun tinggal sendirian di asrama yang terletak di Washington. Ya, dia dipindahkan oleh kedua orangtuanya kesana agar mandiri. Asal kalian tahu, orangtua Joshua sangatlah kaya raya, jadi tak diragukan lagi kalau Joshua ini tinggal dia...