[Joshua's POV]
Aku benar - benar tidak tahu bagaimana nasibku kedepannya, bagaimana bisa aku bisa satu bangku dengan manusia menyebalkan ini. Dan kau tahu, ini benar - benar awkward aku dan dia tidak berbicara sedikitpun kepadanya. Bahkan saling bertukar sapapun tidak.
Kemarin hari pertamaku sekolah dan tidak ada pelajaran sama sekali, hanya diberi jadwal pelajaran. Dan ya, sekarang sudah waktunya jadwal tersebut dilaksanakan. Aku sangat bersemangat untuk belajar bisnis, aku sudah mempunyai jiwa bisnis karena keturunan dari ayahku. Dan mama? Aku hanya mewarisi ahli memasaknya.
"Hi! Good morning everyone!" ucap Bu Victoria.
"Good morning too mrs!" sapa serentak
Karena Bu Victoria merupakan guru yang kita tidak temui tahun lalu, maka jam pelajaran pertamanya dipakai untuk perkenalan saja, dan jam pelajaran selanjutnya akan dimulai pelajaran sesungguhnya.
Setiap orang diberi kesempatan untuk memperkenalkan diri mereka. Setelah aku melakukan perkenalan, pastinya teman sebangkuku akan memperkenalkan dirinya. Aku dengar namanya adalah Alex Tumber. Tetanggaku bernama Alex, but wait Tumber? Sepertinya aku pernah mendengar nama tersebut.
Jam pelajaran kedua pun dimulai, aku mencatat apa saja yang dikatakan oleh guru terseut dan apa saja yang menurutku penting di LCD didepan kelasku. Aku sangat antusias mendengar guru itu menjelaskan, dan ya teman sebangkuku hanya tiduran saja dengan menggunakanearphone. Dia benar - benar tidak ingin bersekolah, entah mengapa wajahnya yang bosan itu menurutku sangat tampan.
PLAK
Pulpenku terpental akibat saat mendengarkan guru menjelaskan aku memainkan pulpenku. Aku tidak masalah jika terpental ke depan kelas, namun pulpenku terpental melewati Alex si manusia menyebalkan. Mau tidak mau aku harus memanggilnya untuk meminta bantuan.
"Alex, tolong ambil pulpenku disampingmu" pintaku sambil menepuk lengannya. Yea, lengannya berotot dan aku merasakan itu.
"AHHH???" ucapnya sedikit keras sambil membuka kedua earphone nya. Aku hanya kaget dia berbicara menggunakan nada yang berbeda. Oh God, suaranya cukup seksi. Oh no no no, aku staright. I'm not gay.
"Mr. Vanderwaal and Mr. Tumber apa yang kalian ributkan!??" tanya Bu Victoria yang cukup keras. Seketika aku hanya menatap Bu Victoria dengan keadaan takut
"T-ti--"
"Bu, dia menggangguku belajar!" ucapnya penuh prcaya diri.
"Mr. Vanderwaal! Kau jangan mengganggu temanmu yang sedang belajar!" ucap Bu Victoria, "Karena ini pertemuan pertama, saya akan memberimu kebebasan!" lanjutnya
"Maaf Bu" pasrahku. Shit. Apa - apaan dia. Oh God, dia telah menfitnahku. Aku menatapnya dengan tajam, dia hanya membalas tatapanku dengan senyuman sinisnya.
**
Akhirnya pelajaran Bu Victtoria pun selesai, hari ini bukanalah sesuatu yang aku harapkan, ini sesuatu yang aku hindarkan. Saat aku memasukan buku, aku melihat Alex yang pergi tanpa menyapaku. Sok cool sekali.
"Hey Josh!" sapa Jessy
"Ya Jess" balasku lesu
"Kau tadi kenapa?"
"Manusia menyebalkan itu menfitnahku!"
"Who?"
"Alex Tumber"
"Oh God, lelaki tampan itu??" tanyanya
"What??? Lelaki tampan? dia hanya lelaki dengan wajah sok cool nya itu" ucapku sambil memutar kedua mata.
"Yea, dengan sok coolnya ia terlihat tampan, dan kau tahu? Dia sangat mempunyai banyak fans wanita disekolah ini" jelasnya
"Ohya? Aku tak peduli"
Aku bersama Jessy pulang bersama karna gedung asrama kita. Well, aku dan Jessy tidak memakai kendaraan walaupun sudah disiapkan oleh orangtua. Kalian tahu itu dapat mengurangi bensin dan polusi, dan juga mempertahankan uang saku ku.
Saat aku dan Jessy keluar dari sekolah. Wow, semua siswi memberikan coklat ataupun cookies kepadanya. Hi? Valentine lagi 2 minggu dan mengapa kalian memberikannya coklat dan cookies? Oh God, tingkah Alex yang tidak peduli akan kehadiran para siswi membuatku mual, ia sangat bertingah seakan dia cool.
Tbc
Maafkan dikit kak lavuu
KAMU SEDANG MEMBACA
I Have No Choice
Roman pour AdolescentsJoshua sudah setahun tinggal sendirian di asrama yang terletak di Washington. Ya, dia dipindahkan oleh kedua orangtuanya kesana agar mandiri. Asal kalian tahu, orangtua Joshua sangatlah kaya raya, jadi tak diragukan lagi kalau Joshua ini tinggal dia...