ⓟⓡⓞⓛⓞⓖ

13.3K 1.1K 82
                                    

Jaemin

Aku terdiam sambil terus menatap sebuah benda yang biasa disebut testpack. Ada dua garis di sana.

'Aku hamil'

Itu yang hal pertama yang ada di pikiranku.

Ini sudah ketiga kalinya benda itu menunjukkan dua garis seperti itu. Dan itu artinya... semua ini memang benar.

'Mark hyung'

Itu yang kemudian kupikirkan. Dia. Mark Lee. Ayah biologis dari  anak ini.

"Aku harus gimana."

Umurku masih 16 tahun. Dan aku sudah harus menerima masalah seperti ini.

Perlahan air mata membanjiri pipiku.

Lengkap sudah hidupku. Tanpa orang tua, tanpa keluarga, dan tanpa masa depan.

Semua sudah terlihat jelas. Hamil, dikeluarkan dari sekolah, melahirkan, dihina, mengurus anak, dan masih banyak lagi masalah yang akan aku hadapi.

Aku tidak berpikir untuk menggugurkan anak ini. Dia tidak berdosa, ini semua karena kecerobohanku. Aku tidak mau membunuh seorang anak yang bahkan tidak tau apa-apa.

Segera kuhapus air mataku, kemudian keluar dari bilik toilet ini.

Aku harus segera menemui Mark hyung.

***

"Jaemin..." Mark hyung berbisik tepat di telingaku. Suaranya terdengar sangat berat.

Aku bergerak gelisah di pangkuannya. Ini salah. Kami masih terlalu muda untuk melakukannya. Kami masih duduk di bangku SMA.

Tapi tubuhku tidak bisa menolak setiap sentuhannya. Malah makin menikmatinya.

Tangan besarnya meraba dadaku. Memainkan dua benda kecil di dadaku yang kini sudah membengkak.

Perlahan ia membalikkan tubuhku. Kami saling berhadapan. Aku bisa melihat kilatan nafsu di matanya.

Tiba-tiba Mark hyung memasukkan nipple-ku ke dalam mulut hangatnya. Menghisap bagian paling sensitifku tanpa ampun.

"A-anghh hyung janganhhh."

Sungguh, ini terlalu nikmat. Aku mencoba mendorong kepalanya. Tapi gagal, ia terlalu kuat.

Jari-jari panjangnya yang entah sejak kapan bergerak di lubangku digerakkan makin cepat.

Mark hyung melepaskan kuluman di nipple-ku dan mengeluarkan jarinya dari lubangku.

Ia menatapku dalam sambil menunjukkan senyum lembutnya. Aku tau, dia sedang meminta ijin.

"Aku... belum siap hyung," ujarku pelan.

Tangannya mengelus pelan pipiku.

"Aku ga akan nyakitin kamu Jae," ia mencoba meyakinkanku.

Aku terdiam sebentar. Kemudian mengangguk mengijinkannya.

Semua terjadi begitu saja. Kami bersatu. Mark hyung bergerak liar sebelum akhirnya mengeluarkan benihnya ke dalam tubuhku. Itu membuatku sangat penuh dan hangat.

Aku mencintai Mark hyung. Aku sudah yakin untuk tidak menyesali hal itu. Yah semoga.

***

Aku menggeleng kuat mengingat kejadian bulan lalu itu. Kepalaku terasa sangat pening saat mengingatnya.

Jika aku tau ini akan teradi, sungguh aku akan menolaknya. Kami bukanlah sepasang kekasih, kami hanyalah dua orang yang bersahabat.

Hal itu membuatku agak tidak yakin jika ia akan bertanggung jawab.

Aku menghela nafas kasar.

Aku lupa kalau Mark hyung pasti masih ada bimbel. Dia masuk kelas percepatan. Itu artinya dia harus belajar ekstra. Tidak sepertiku yang biasanya masuk di urutan terbawah di sekolah.

Ya, sepertinya aku harus menunggu sampai dia selesai bimbel.

TBC

Baby ❥markminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang