UCAPAN TAKDIR

180 14 0
                                    

NORMAL POV.

Saat pulang sekolah, Hinata dengan para sahabatnya berjalan bersama sambil membawa semua hadiah ulang tahunnya saat disekolah tadi.
"Eh,,, Hinata-chan.."ucap Itachi-senpai.
"Ha'i.." balas Hinata. Seketika suasana menjadi hening. Hanya ada suara hembusan angin yang menerpa dan menerbangkan rambut mereka.
"Kalau, kita semua mencintaimu.. Bagaimana?"ucap Itachi yang membuat semua orang termasuk Hinata yang berjalan bersama tercekat juga terdiam.
"Iya,.. Jika itu tejadi bagaimana?"ucap Sasuke.
Tak lama kemudian...


"Aku akan menikahi kalian.." jawab Hinata enteng tanpa beban. Karna Hinata berfikir bahwa mereka sedang bercanda dengan Hinata.
"APA?!!!"ucap mereka serempak.

"Kenapa? Apa aku salah? Kalau kalian mencintai aku, begitupun aku akan mencintai kalian semua.. Iya kan?" ucap Hinata yang dibalas senyuman oleh para sahabatnya.
"Tapi, saat malam pertama kau mau dengan siapa dulu Hina-chan?"ucap Kakashi tanpa dosa. Sesaat muncul perempatan didahi Hinata dan tatapan membunuh yang menuju ke Kakashi.
"Ehm.. siapa dulu ya? Entahlah senpai. Aku belum memikirkannya" ucap Hinata polos. "KAKASHIII!?!?!?!?!" ucap Naruto,Sasuke,Itachi dengan menahan emosi mereka.
~Skip~












Saat berada diTeras Mansionnya . . .

Hinata menawari sahabatnya untuk mampir ke Mansionnya. Yah, mungkin dia akan merasa bosan. Bagaimana tidak? Mansionnya sangat besar,luas dan megah. Tapi, hanya ia yang tinggal disana.
"Bagaimana semuanya???... Mau yah, mau?.." ucap Hinata sembari berharap.
Sempat beberapa saat pemuda2 tampan didepannya berfikir dan saling memandang.
Dan akhirnya . . .

"Baiklah. Kita mau" ucap Sasuke mewakili jawaban sahabat2nya yang lain.
"Aahhh.. Hore...!!! Arigato gozaimasu minna..!" ucap Hinata girang.




Saat didalam Mansion . . .

Para pemuda itu tertegun sesaat dan hingga akhirnya salah satu dari mereka berkata..
"Apa Hinata benar2 tinggal di tempat yang sangat besar ini sendirian?" ucap Naruto dengan wajah tak percaya.
"Entah" jawab Sasuke. Kakashi dan Itachi berjalan mendahului mereka dan melihat2 lukisan keluarga Hinata.
"Dia mirip dengan ibunya" ucap Itachi.
"Iya, sangat mirip terkecuali matanya. Matanya seperti ayahnya." ucap Kakashi yang dibalas anggukan oleh itachi.









Dilain tempat...

"Ahh.. aku memakai baju apa? Apa yang ini? Tidak terlalu hot. Apa yang ini ya? Tidak, tidak terlalu terbelah. Apa.... ah, yang ini saja.. oke!"ucap Hinata setelah memilih beberapa helai pakaiannya. Dan, dia langsung mandi serta memakai baju yang telah dia pilih.










Dilain tempat...

"Hinata lama sekali mandinya?"ucap Naruto tak sabar.
"Tidak lama Naruto. Dia masuk ke kamarnya saja baru 10 menit yang lalu.." ucap Kakashi dengan melihat jam tangannya.
"Nah itu di-aaa.." ucap Itachi dengan mulut terbuka.
"Hi-hinna-ttaa..." ucap mereka dengan pandangan terkejut.
"Um. Ha'i... Kalian kenapa melongo? Ada yang salah denganku ya? Atau pakaianku terlalu jelek?..."cicit Hinata yang bingung dengan para sahabatnya. Sunyi..Sahabat2nya tak ada yang menjawab.

Hingga akhirnya. . .








"Oh Kami-samaaa... Kalian mimisan!?!?!" pekik Hinata sembari berlari menuju ruang keluarga untuk mengambil Kotak P3K.
"Hah?" ucap mereka berempat tak menyambung.

Saat Hinata kembali . . .





"Kalian duduklah. Lap semua darah dihidung kalian. Ini, pakai tissu ini. Aku akan ambilkan minuman untuk kalian" ucap Hinata.
"I-iya Hin-nata" ucap Naruto tergagap. Yang lain, hanya menunduk dan tak berani menatap Hinata lama-lama.
Memang, apa yang membuat para pemuda itu ternganga dan mimisan? Akan author jelaskan.
1. Rambutnya yang sedikit basah tergerai indah yang terkesan indah, dan err...
2. Dia memakai kaus putih polos yang sangat tipis yang kelongaran, yang membuat bagian dalamnya cukup, tidak bukan cukup tapi memang terekspose dan dengan hot pan..... Ya, coba anda bayangkan sendiri..
~Skip~














"Ini minuman untuk kalian.." ucap Hinata sembari menaruh dan menyajikan gelas2 berisi jus melon susu pada sahabat2nya yang duduk diam menatapnya dan dengan ekspresi seperti menahan sesuatu.

"E-ehm.. Hime. Apa kau tidak ada baju selain yang kau pakai ini?" ucap Sasuke mencoba agar setenang mungkin.
"Eumm.. ada, tapi... modelnya lebih parah dari pada ini Sasuke.. lebih banyak belahan dan . . ."ucap Hinata tak melanjutkan. "O-oh.. baiklah. tak apa. kau p-pakai yang ini saja." balas Sasuke cepat.
"Gomene ya semua. Aku hanya punya pakaian pantas yang ini.. Nanti aku akan beli pakaian yang lebih pantas lagi untuk kedepan." ucap Hinata menyakinkan mereka.
"Iya Hime" ucap mereka berempat. Sesaat kemudian, munculah perempatan didahi Hinata dan sebuah seringai tipis.

Dan akhirnya . . .

"Ehkem.. aku duduk disini yah." ucap Hinata dan langsung memposisikan duduk dirinya dengan melipat kaki kanan ke atas kaki kirinya. Yah benar saja, Hinata sedang mengerjai mereka dan ingin melihat ekspresi dari sahabat2nya. Semua mata sahabatnya tertuju pada Hinata, tapi entah pikiran mereka kemana.
"Eum,,, aku kan belum jadi istri kalian, tapi kenapa kalian sudah mimisan melihat aku yang berpakaian seperti ini? Bukankah saat aku menjadi istri kalian, pemandangannya akan lebih dari ini?" ucap Hinata dengan seringai tipisnya.

Bagus Hinata,,, mereka langsung SkakMat...












~Mereka tidak tau bahwa apa yang mereka bercandakan adalah awal takdir mereka...

























Te
Be
Se
.
.
.

The Absurd Love Story Hinata-chan~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang