KETAHANAN CINTA

196 16 4
                                    

HINATA POV.
Aku merasakan udara disekitar wajahku menghangat. Tidak mungkin penghangat ruangan kamarku bersuhu sehangat ini.
Tidak biasanya Kaa-san menambah suhunya.
~Hahh...Gerah sekali.. Aku coba buka satu kancing bajuku tidak ya? Tak apa lah.

Ehmm...kenapa semakin menghangat ya udaranya?

T-tunggu . . .

Ini sepertinya bukan suhu dari penghangat ruangan deh? Ini..ini....ya ini nafas. Tunggu nafas? Nafas siapa ini?

*GLEK!*

"Ohayo Hime-ku..."

"T-tunggu.. I-iini.. seperti .. s-suara.." inerku.

"Tadaima Hime-ku.."

"O-ohayo...

*GLEK!*

O-okaeri ...

Niisan..."

"Wa-wajahnya Ni-niisan... t-terlalu dekattt...." inerku.

Pasti sekarang ini wajahku sangat memerah.. Oh kami-sama...
HINATA POV END.

"Hahhh... Kalau saja aku tidak bisa menahan emosiku.. pasti kau sudah aku terkam Hime... apa lagi, dengan penampilan yang seperti ini... Hah~ Tahan neji, tahan..." iner Neji bersabar.

" Aku sangat merindukanmu Hime..." ucap Neji pada Hinata seraya memeluknya rindu.
"E-eee... I-iya Niisan... A-aku juga r-rindu padamu..." ucap Hinata

"Tapi,,, aku takut kau memulai kebiasaan lamamu.. terlebih saat kau tau calon2 suamiku nanti,Niisan..." dan penjelasan dalam iner Hinata akan ketakutannya pada penyakit Siscom Neji terhadap dirinya nanti.

"Hm... wangimu masih sama seperti dulu. Hanya ada 1 perubahan darimu Hime..." ucap Neji mendekat di telinga Hinata.

*GLEK!*

"A-apa.. i-itu n-ni-nisan?" ucap Hinata menahan rasa tegang juga malu.

"Kau cantik Hime-ku. Kau bertambah cantik." ucap Neji dengan nada menggoda otouto tersayangnya.

Hinata?

Hanya bisa menutupi wajahnya malu karna di jahili oleh Niisan nya.
~Skip~



















Di Ruang Makan.




"Sayang... kenapa Hinata belum turun kebawah juga?
Neji sudah menyusulnya kan?" ucap Hikari sambil berjalan dan menyajikan sarapan untuk Keluarga Mansionnya.
"Hn. Sudah sayang. Sebentar lagi mereka akan turun." ucap Hiashi tenang dengan tidak mengalihkan fokusnya pada News Paper langganannya.

"Iya, baiklah.. nanti setelah sarapan, aku ingin membicarakan hal penting bersama2 diruang keluarga sayang..." ucap Hikari akan beranjak kembali ke Dapur.

"Oh iya Sayang.. tunggu sebentar. Aku akan mengenalkan anggota baru keluarga kita..."

"Semoga bukan calon menantu.. yang kemarin saja aku sudah kewalahan, Kami-sama..." iner Hikari mengharap.

"Masuklah Sasori-san." ucap Hiasi memanggil.

Tak lama kemudian . . .

Tap
Tap
Tap
.
.
.

"Ha'i Hyuga-san." ucap sopan Sasori pemuda berambut merah darah.

"Ini adalah..."

"Oh Kami-sama..." iner Hikari yang kembali was-was.

The Absurd Love Story Hinata-chan~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang