DOKI DOKI SURU~

124 6 2
                                    

*BRUK!*

"Hinata.. Tousan minta maaf. Tapi ini keputusan kita bersama. Tousan tidak ingin keluarga kita dicap yang tidak baik. Tousan...
Mohon." Ucap Hiashi didepan pintu kamar Hinata yang tertutup rapat terkunci dari dalam.

"N-nande Tousan..?" Ucapnya dari balik pintu saat mengingat pembicaraan perihal pertunangan dirinya dengan Sasori esok hari yang mendadak tanpa ada pembicaraan pada Hinata terlebih dahulu.

"Gomen Hinata. Tousan tidak mau kau digunjing oleh masyarakat jika kau menikahi pemuda lebih dari satu. Kau tau kan? Harga diri klan kita akan jatuh. Terlebih kau nak.. Onegai~" Ucap Tousan dengan suara parau dan membuat Hinata segera membuka pintu dan memeluk Hiashi.

"T-tousan.. j-jangan m-menangis.. n-nanti janjiku p-pada T-tousan b-bisa teringkar.." Ucap Hinata cemas sambil masih memeluk sang ayah tercinta dan tersayangnya itu erat.

"Jadi.. apa kau setuju Hinata?" Ucap Hiashi sambil membalas pelukan dan mengelus rambut panjang Hinata lembut.

"Un. Demi Tousan, akan aku lakukan.. Demo, Tousan jangan menangis yah?" Ucap Hinata pada Hiashi sambil mendongak menatap wajah sang ayah yang tak lagi muda namun tegas.

"Ha'i nona hyuga. Demo, kau juga harus belajar mencintai dia lagi yah? Walau dia hanya sahabat kecilmu dulu. Dia sayang padamu. Dan Tousan yakin, dia bisa menjagamu seperti Niisanmu. Karena mereka tidak jauh berbeda.. Nee?" Ucap Hiashi sambil melepas pelukannya dan menggenggam erat lengan Hinata menasehatinya soal Sasori teman kecilnya yang dulu sempat hilang komunikasi dengannya lama.

"Un! Janji!" Ucapnya dengan ceria dan mengaitkan kelingkingnya pada Hiashi tanda janjinya.

"Baiklah, Tousan sudah mengirimkan surat ijin tidak masuk untuk sekolahmu esok dan lusa, dan jam 3 sore nanti Sasori dan kau akan membeli persiapan pertunangan. Tousan ingin kau bisa tertawa dengan dia seperti dulu kalian bersama. Nee?" Ucap Hiashi sambil mengantar Hinata masuk ke kamarnya untuk beristirahat karena cemas jika anemianya kambuh.

"Hai, demo Tousan.. boleh aku meminta 1 permintaan saja? Onegai~" Ucapnya lalu menggenggam tangan Hiashi yang akan beranjak pergi.

"Nani kore?" Tanyanya pada Hinata dan membalas genggaman anaknya hangat.

"Boleh, aku... menemui mereka.. untuk menjelaskan semua ini, ehm~" Ucapnya sambil menunduk takut.

"Tidak perlu. Setelah pertunanganmu dengan Sasori nanti, dia akan terus bersamamu. Dia akan menjagamu. Kau tenang saja yah sayang.." Ucapnya menjelaskan pada Hinata dengan mengelus kepala Hinata lembut sekilas dan lalu beranjak keluar.

"Hah~ pasti mereka kaget.. ish~ bagaimana ini Kami-samaaaa~" Umpatnya lirih dan menjatuhkan dirinya diatas ranjang king size empuk miliknya dan menatap langit-langit kamarnya sendu.

"Aku memang bahagia, bertemu dengan Sasori-kun lagi.. Demo, aku tak tega jika nanti mereka semua kecewa dan sedih saat tau aku akan menikah dengan orang lain.. Hah~ sudahlah, jika memang begini jalannya aku harus melaluinya. Sesakit apapun nanti..." Ucap Hinata lalu menutup matanya yang mulai lelah.

~Skip~




























Di Lapangan Basket Konoha High Shcool...

"Tidak biasanya yah Hinata-chan pulang lebih awal juga dijemput oleh kedua orang tuanya.. Apa mereka akan ada acara penting hingga sebegitu harusnya menjemput Hinata di jam pelajaran..?" Tanya Naruto sambil sesekali memasukan bola basket ke dalam ring pada para sahabat-sahabatnya yang duduk di pohon dekat ring meneduh dari sinar sang surya nan terik.

"Entahlah.. aku tidak tau~" Ucap Sasuke menyebutkan kata keramat yang membuat para sahabatnya diam dan menatapnya kecuali Itachi yang ada disampingnya.

The Absurd Love Story Hinata-chan~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang