Brian

6 0 0
                                    

Brian berjalan ke belakang sekolah. Tempat ia dan Ailee janjian untuk bertemu. Sudah sebulan lebih hubungan mereka berjalan. Brian sendiri bingung. Biasanya, tak sampai seminggu dia sudah bakal bosan dan ninggalin siapapun itu. Tapi kali ini beda. Dan Brian pikir ini sudah salah. Dia sudah melanggar aturan yang sudah ia buat sendiri. Untuk tidak berhubungan dengan perempuan lebih dari sebulan kecuali jik ia memang ingin serius dengannya. Jahat memang meninggalkan cewek hanya dalam beberapa waktu mereka berpacaran. Tapi bagi Brian, akan lebih jahat lagi jika dia meninggalkan mereka disaat hubungan mereka telah jauh, disaat cewek itu sudah terlanjung sayang padanya.

Dan sore ini ia berencana mengakhir hubungannya dengan Ailee.

"Lo udah lama?" tanya Brian saat tahu Ailee sudah lebih dulu berada di tempat itu.

Ailee dengan senyum terlebarnya menjawab, "enggak kok. Buat kamu mah aku rela nunggu sampe lumutan. Jadi lo mau ngomong apa?"

"Lo duluan. Lo juga bilang kalo lo mau ngomong sesuatu." jawab Brian.

Ailee sambil terus memasang senyum manisnya ia mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Sebuah kotak berwarna merah dengan pita putih diatasnya, "Happy Anniversary!" katanya yang membuat Brian sedikit terkejut. Tak menyangka akan apa yang akan dikatakan oleh Ailee.

"Emang agak telat sih. Sebenernya aku nunggu kamu ngucapin duluan. Kamu tau kan gimana gengsinya cewek. Tapi karna nggak ada tanda-tanda kamu bakal ngucapin duluan, jadi terpaksa aku memberanikan diri buat ngucapin duluan. Hehe. Diterima ya hadiahnya. Aku buat sendiri loh itu. Spesial." katanya panjang lebar.

Brian hanya diam memandangi kotak merah di tangannya. Sedikit tidak yakin untuk mengatakannya sekarang. Takut jika ini bukan waktu yang tepat. Memang Brian adalah cowok yang brengsek dan selalu tega mencampakkan cewek manapun. Tapi ia tak setega itu.

"Kamu nyadar nggak sih. Aku tuh cewek pertama yang pacaran sama kmu lebih dari satu bulan. Aku harap kita bisa langgeng terus ya." kata Ailee.

Tidak. Ini salah. Batin Brian berdebat. Ia harus segera mengatakannya atau semua akan semakin buruk.

"Aku juga mau kasih kamu tahu sesuatu. Aku nggak pernah bilang hal ini ke siapapun selain Karin. Tapi karna aku pikir dengan hubungan kita ini, aku harus terbuka tentang semuanya ke kamu. Nggghh.. Aku ngomong gini bukan biar kamu kasihan atau jadi khawatir. Aku cuman mau terbuka sama kamu karna aku sudah anggap kamu spesial."

Ailee menarik napasnya berat. "Keluargaku bukan kayak keluarga normal lainnya. Nyokap dulunya 'pelacur'. Bokap dulunya berandalan. Nyokap nggak nyangka kalau waktu itu dia bakal hamil aku. Awalnya bokap nggak mau tanggung jawab. Secara waktu itu bokap masih SMA. Nyokap jadi pelacur sejak SMP. Dan sejak saat itu, nyokap depresi. Berkali-kali mau nggugurin aku dan bunuh diri. Pada akhirnya, bokap dipaksa kakek buat nikahin nyokap. Dan lahirlah aku. Keluargaku nggak pernah adanya bener. Bokap yang selalu pergi buat judi dan mabuk-mabukan. Dan nyokap yang masih suka melacur. Kalo bukan karna kakek, aku juga nggak bakal bisa sekolah sampe SMA gini. Sekarang, nyokap kena HIV dan kanker rahim. Baru kemarin aku nganter dia kontrol ke rumah sakit. Sedangkan bokap udah lama nggak pulang ke rumah. Entah aku harus seneng atau sedih karena dulu, pulang pun, bokap kerjaannya marah-marah dan mukulin aku sama nyokap. Tapi ketidak beradaannya sekarang bikin aku.. Rindu. Rindu akan sosoknya." Ailee menahan butiran air mata yang ingin menetes dari sudut matanya.

"Jadi kamu mau bilang apa tadi?" tanya Ailee mengusahakan senyuman yang tampaknya susah.

Sunyi.

"Gue mau ngeakhirin hubungan kita." kata Brian tanpa berani menatap Ailee.

"A-Apa maksud kamu?" tanya Ailee terbata-bata.

"Gue nggak tau kalo lo mau ngomongin soal anniversary dan kehidupan pribadi lo itu. Gue emang udah lama mau bilang ini. Dan seperti yang lo tahu. Gue nggak pernah pacaran lebih dari sebulan sama cewek manapun. Gue nggak pernah serius sama cewek. Dan itu termasuk lo. Jadi gue harap lo ngerti." jelas Brian panjang lebar.

"Lo! Apa ini.. Karna keluarga gue? Apa karna lo jijik sama gue setelah lo denger tentang keluarga gue?" air mata Ailee tumpah.

"Bukan. Ini nggak ada hubungannya sama sekali sama keluarga lo. Ini udah keputusan gue dari kemarin-kemarin. Jadi gue harap lo bisa ngerti." jawab Brian.

"Ngerti? memang bener ya kata semua orang. Lo tuh emang BRENGSEK" kata Ailee meninggalkan Brian dengan sejuta rasa bersalah.

Secret AdmirerWhere stories live. Discover now