7. Pertunangan

84 7 0
                                    

Hari ini hari minggu, sebuah hari libur bagi siapa saja yang menjalani kehidupan sekolahnya. Sebuah hari bebas untuk istirahat bagi semua orang. Hari berlibur bagi setiap orang yang menjalani aktivitas dari hari senin sampai sabtu bagi para siswa sekolah dan dari senin sampai jumat bagi pekerja kantoran dan pegawai lainnya.

Begitupun dengan shin miyeon, gadis itu kini sedang menaiki sepeda adiknya yang ia ambil secara paksa, bersepeda pada hari minggu pagi merupakan yang terbaik dari apapun di pagi hari saat hari minggu, bagi miyeon tentunya. Karena bagi siswa lainnya tentu saja lebih memilih tidur di bawah selimut tebal yang hangat dan melanjutkan mimpi indahnya.

Miyeon menikmati pemandangan indah di depannya, sebuah taman di dekat sungai dan merupakan jalanan khusus bagi orang yang ingin berolahraga sepertinya. Dan matanya tertuju pada sebuah objek yang menarik baginya. Kang junho. Bagaimana pemuda itu bisa berada di sini?.

Miyeon POV
Apa aku tidak salah lihat?, itu benar-benar Kang Junho?, sedang apa dia di sini?, ah tentu saja untuk berolahraga, shin miyeon pabo. Bagaimana kalau aku mendekatinya? Ah aku akan terlihat seperti fans-fans genitnya kalau begitu? Aku benar-benar kacau...ada apa denganku?.

Aku memutuskan untuk mengikutinya dari jauh. Ah cara berlarinya, dia sungguh atletis, tegap, pintar, murid teladan, dia benar-benar sempurna. Sulit sekali untuk bisa menggapainya, dia bahkan orang kaya yang tidak sebanding denganku. Ah aku memang benar-benar bodoh.

Omo, apa ini?

"Bug!!" "Ohh yaampun....appooo..." lirihku saat sepedaku tiba-tiba masuk ke dalam sebuah lubang dan menyebabkan aku jatuh. Siku dan lututku lecet karenanya. Oh sungguh sial sekali nasibku ini, pasti aku ditertawai oleh orang-orang di sana yang melihatku. Sungguh malu diriku ini..

Miyeon POV end

"Apa kau tidak apa-apa?" Tanya seseorang tiba-tiba yang mengagetkan miyeon.

Miyeon menoleh dan mendongakkan kepalanya, ia menemukan Kang Junho sudah ada di hadapannya. Junho kemudian berlutut dan melihat lutut miyeon yang lecet itu.

"Apa yang membuatmu bisa sampai jatuh?" Tanya junho. Miyeon tidak menjawab dan hanya diam karena dia begitu terpesona mendapati junho ada di sini dan menolongnya. Bukan di sekolah dengan banyak orang yang mengenali mereka, tapi di sini, hanya ada mereka berdua, tidak ada yang mengenali mereka. Setidaknya begitulah isi pikiran miyeon.

"Ayo kita obati, aku tau apotik di sekitar sini" ujar junho. Miyeon hanya melongo dan mengangguk kikuk.

Miyeon sedang memandangi junho yang menempel plaster di lututnya. Posisinya sedang berlutut di hadapan miyeon. Mereka duduk di bangku panjang yang ada di sekitar taman itu. Miyeon masih melihatnya dan tetap terpesona. Kini junho bahkan meniup sikunya agar tidak perih baru kemudian menempelnya dengan plaster.

"Caa..sudah selesai" ujar junho selesai dan menatap miyeon sambil tersenyum. Miyeon masih terpesona dan melihat dengan senyuman manis di bibirnya.

"Apa kau mendengarku?" Ujar junho sambil melambai-lambaikan tangannya di hadapan wajah miyeon.

"A ah...yaa?" Ujar miyeon bingung dan menjadi kikuk.

"Aku harus kembali pulang sekarang, kau juga harus pulang karena kau sudah terluka, ayo biar aku antar" ujar junho yang berdiri.

"Ti tidak usah...aku bisa pulang sendiri" tolak miyeon halus.

"Tidak, kau harus kuantar, cepat berdiri" ujar junho dan langsung menaiki sepeda miyeon.

"Tidak...nanti kau akan jauh berjalan dari rumahku ke rumahmu" tolak miyeon yang masih tidak enak.

"Dasar keras kepala, cepat naik dan tidak ada penolakan lagi" ujar junho dengan posisi siap.

When Love Has ComeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang