5. Tidak Mungkin

87 5 0
                                    

Hari yang cerah pada musim semi yang begitu hangat dan sangat dinanti oleh semua orang.

Sudah seminggu sejak ahrin duduk bersama junho, miyeon, dan jaehyun. Seminggu itu juga ahrin seolah tidak mengenal mereka karena setiap kali bertemu salah satu dari mereka akan menimbulkan kesialan tersendiri bagi ahrin. Seperti saat ia harus meminta mengulang pelajaran guru Kim karena konsentrasinya yang terganggu akibat ulah miyeon yang selalu bertanya dan mengutarakan pendapatnya. Acara makannya yang selalu terganggu karena jaehyun yang selalu duduk di depannya dan membuat selera makannya hilang. Juga saat dia harus berusaha ekstra keras dalam mengatur jadwal belajarnya karena prestasi junho yang semakin meningkat dan sulit untuk mengalahkannya.

"Haaahh..." ahrin baru saja menguap dengan menutup mulutnya sendiri. Entah sudah keberapa kalinya dia menguap hari ini, karena dia baru saja menghabiskan satu malam untuk mengulang pelajaran fisika guru Ahn. Hal itu membuat matanya sulit untuk terbuka dengan sempurna. Dia sedang berjalan dengan gontai efek kantuk yang dideritanya. Ia tidak menghiraukan semua tatapan dan penilaian setiap murid yang dilewatinya. Dan disinilah dia sekarang, atap sekolah tempat favoritnya. Sudah seminggu ia tidak ke tempat ini, pandangannya tertuju pada seseorang yang sedang terbaring di kursi panjang tempat ia biasa duduk. Langkahnya mendekati orang itu, dan wajahnya berubah datar. Lee jaehyun.

Ahrin melihat jaehyun yang sedang tidur pulas dengan tangan kanan sebagai bantalnya dan tangan kiri yang menutupi matanya. Ia heran kenapa ia selalu bertemu orang-orang yang tidak ingin ditemuinya. Ia berbalik hendak meninggalkan atap ini.

"Tetaplah disini" ujar suara jaehyun. Ahrin berhenti dan terdiam.

"Kau sudah jauh-jauh datang ke sini, dan sekarang akan pergi hanya karena ada aku di sini?" Ujar jaehyun lagi yang sekarang sudah duduk. Ahrin masih terdiam.

Jaehyun berdiri dan melangkah mendekati ahrin. Ia berhenti tepat di samping ahrin.

"Maaf karena telah memakai tempatmu tanpa izin" ujar jaehyun lalu pergi meninggalkan ahrin sendiri.

Ahrin menatap punggung jaehyun yang semakin lama semakin menjauh dan menghilang di balik pintu. Ia menghela nafas kemudian berbalik mendekati semen pembatas atap itu. Ia duduk di atasnya. Rambutnya berkibar karena tertepa angin yang mengenainya. Ia menghela nafas berat sambil memejamkan matanya sejenak.

Junho berdiri melihat ke arah atap. Tepatnya ke arah ahrin yang masih memejamkan matanya. Kedua tangannya masuk ke dalam saku celananya. Ponselnya berdering menandakan ada panggilan masuk. Dia mengangkatnya dan mendengarkan lawan bicaranya di seberang sana.

"Aku mengerti" ujarnya sambil menatap ahrin yang kini mengangkat tangannya yang dihinggapi seekor kupu-kupu yang entah darimana. kemudian mematikan sambungan. Kemudian dia memasukkan kembali ponselnya di saku celananya. Pandangannya masih tertuju pada ahrin dengan tatapan yang sulit diartikan.

Miyeon sedang membaca sebuah buku resep makanan yang menggugah selera dengan antusias yang tinggi di taman sekolah dengan riang. Beberapa gambar yang menarik dan unik ada di sana. Jaehyun datang dan melihat buku itu dengan posisi kepalanya yang berdekatan dengan kepala miyeon. Hal itu membuat miyeon terkejut dan segera mendorong kepala jaehyun menjauh darinya.

"Apa yang kau lakukan dengan berada sedekat itu denganku?" Tanya miyeon yang terkejut.

"Apa kau tidak lihat? Tentu saja aku sedang membaca, memangnya apalagi?" Ujar jaehyun yang malah duduk di samping miyeon dan mengambil bukunya secara paksa. Miyeon mendecih sebal.

"Wow, terlihat sangat menggiurkan makanan itu, apa yang kau pikirkan dengan membaca buku seperti ini?" Tanya jaehyun sambil membolak-balikkan halaman dan menatap gambar-gambar makanan yang terlihat menggoda.

When Love Has ComeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang