Namaku Kirana Rahma Agestia. Keluargaku memanggilku Kirana. Teman dekatku memanggilku Ages, biar ada yang beda katanya hehe. Dan disekolah aku dipanggil Kira. Entah kenapa teman-teman dan guru-guruku memanggilku dengan sebutan "Kira". Padahal aku tidak terlalu suka dengan sebutan itu. Kata salah satu temanku sih gara-gara kalau manggil Kirana kepanjangan. Lucu emang alesannya.
*****
Pagi ini berbeda dengan pagi-pagi sebelumnya, hawa pagi ini sangat panas. Matahari pun bersinar dengan gagahnya. Sesekali Kira mengibas-ngibaskan dasi berwarna abu-abu yang dikenakannya. Suasana sangat panas di dalam bus hari itu. "Tumben busnya penuh kaya gini," batinnya. Kira berdiri di tengah-tengah penumpang bus. Baju putih abu-abunya masih terlihat baru. 20 menit ia disana dan ia sudah tidak tahan berada di dalam bus yang berasa seperti neraka itu. Sampai akhirnya bus berhenti di depan sebuah halte dekat dengan sebuah SMA. Ya, SMA Negeri 1 Koalalali. SMA yang Kira idam-idamkan sejak ia kecil. Sesegera mungkin Kira menerobos orang-orang yang menghalangi jalannya di dalam bus, tak peduli ia harus menabraki bapak bapak atau ibu ibu yang juga ada di bus itu. Ia lalu turun dengan perasaan lega.
Sudah 2 bulan Kira bersekolah di SMA Negeri 1 Koalalali ini. SMA unggulan di kotanya dengan berbagai macam cogan didalamnya. Di SMA nya itu, ia termasuk orang yang encer otaknya. Ia tak terlalu peduli dengan penampilannya. Yang terpenting menurutnya itu otak. Ia sangat ingin membahagiakan kedua orang tua. Maklum, ia adalah anak terakhir dari keluarganya dan ia mendamba-dambakan ingin menjadi dokter kelak.
*****
Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Kira berjalan menyusuri koridor menuju kelasnya dengan tergesa-gesa. "Tolol Kir", batinnya sambil menepuk jidatnya sendiri. Teledor sekali Kira, bisa-bisanya dia lupa membawa pulang tasnya. Kira lalu mengambil tasnya dengan gusar. Dia jadi harus bolak-balik ke sekolah akibat keteledorannya itu.
Kira menyusuri koridor menuju gerbang. Ia ingin segera sampai rumah dan merebahkan badannya ke kasur kesanyangannya. Tiba-tiba sekelompok anak laki-laki berjalan berlawanan arah dengannya. Hmm. Tampaknya mereka anak-anak kelas 11. Di belakang kelompok itu Kira melihat temannya, Nia. Kira lalu melambaikan tangan pada Nia sambil tersenyum lebar. Mereka baru saja kenal tapi sudah cukup akrab saat itu.
Tiba-tiba satu anak dari sekelompok anak laki-laki itu tersenyum pada Kira dengan tatapan misterius yang membuatnya penasaran. Kira tertegun beberapa saat. "Mungkin mas-masnya pe-de kali. Padahal kan, aku dada-dada sama Nia" pikir Kira sambil tertawa kecil. Tapi tatapan misterius itu menusuk mata Kira sampai ke hatinya. Baru pertama ini, Kira merasa penasaran dengan anak laki-laki. Tatapan dari dua biji mata sipit yang misterius itu membuat hatinya bergejolak. Untuk beberapa saat, waktu seakan berhenti berputar. Di dunia ini hanya ada 2 orang saja. Kira dan si mas-mas bermata sipit yang misterius itu. Siapa sebenarnya dia?
Sesampainya dirumah, dengan segera Kira mencopot sepatu dan segera naik kekamarnya. Rumahnya tampak sepi. Namun ia tak menghiraukan hal itu. Sudah menjadi hal biasa kalau rumahnya sepi pada jam-jam seperti ini. Ayah dan Ibunya bekerja, sedangkan kakak perempuannya kuliah diluar kota.
Setelah mandi dan berganti baju, ia membuka laptop nya dengan gusar. Sebelumnya, Kira tidak pernah se-kepo ini dengan orang lain, terutama cowok. Yang ia pikirkan hanya belajar, belajar, dan belajar. Namun kini, ia malah terpikirkan oleh mas-mas dan dua mata sipitnya. Ia membuka facebook dan twitternya dan mencari satu-satu teman di facebook atau followers dan followingnya di twitter. Dan akhirnya! Ia menemukan siapa nama cowok itu lewat twitternya. "Wih, aktif juga ya dia di sosmed kaya gini" komen Kira terhadap mas-mas tersebut. Dengan perasaan lega, ia pun menutup laptopnya dan tidur dengan pulas.
Akhirnya, Kira sekarang tahu nama mas-mas itu. Namanya Yudha. Yudha Prawira.
*****
Disekolah, ia mencoba untuk mencari dimana kelas Mas Yudha, dan dia menemukannya! Ia sempat heran dengan dirinya sendiri, mengapa Kira seniat ini ingin mengetahui nama dan kelas cowok itu? Padahal ia juga masih kelas 10. Apa gunanya ia bersikukuh ingin tau? Kirapun juga tidak tau.
Mas Yudha kelas 11 IPA 2. Kelasnya ada di lantai 2. Sedangkan kelas Kira sendiri, kelas 10 IPA 5 dan ada di lantai 1. Kira sering mencuri kesempatan untuk sekedar melihat Mas Yudha dari bawah. Memperhatikan apa yang sedang dilakukannya. Wajahnya saat tertawa bersama teman-temannya. Atau sekedar memperhatikan dua buah mata kecil nan sipit yang menggemaskan. Caranya yaitu dengan bersenandung sambil bersandar pada balkon, atau dengan hal hal lainnya. Yang penting harus bersandar pada balkon. Meskipun Mas Yudha tidak tahu tentang semua itu.
*****
Haloo, maaf ceritanya yaak kalo ceritanya aneh heheheh. soalnya baru nyoba bikin kaya gini. Hopefully semoga kalian suka yaaa. :) mohon kasih komentar sama votenya buat cerita ini😂 thankyouuuu
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Tirai Jendela
Ficção AdolescenteCinta itu datangnya dari hati meski merunduk dan tidak menatapmu sama sekali cinta itu akan tetap ada. Karena cinta yang tulus datang dari hati tak akan pernah tertutup hanya karena kamu tidak tampak di hadapannya. Cinta sejati akan memberi tanpa pa...