Dia

9 2 0
                                    

#6

   Yupi berjalan di trotoar jalanan sore hari . Ia memainkan layar ponselnya sambil belepotan karena memakan eskrim .
   Dia menyendiri . Berjalan sendiri menuju arah pulang setelah membeli eskrim rasa vanilla kesukaannya .
    Baru saja ia memasukan ponselnya ke tas , *dddrrrtt..* tiba tiba ponselnya bergetar . Yupi mengeceknya .

"Haaaaaaa.... aaaaaaaaaaaaaaa..." Jerit Yupi yang loncat loncat kecil kegirangan . ponsel membuatnya seperti itu .
    Mungkin serasa dalam mimpi , ia tak menyangka sedikit pun .

*

"Hahh? apa? Kay add line lo? demi apa??"

"Iya Win.. sumpah gue seneng banget! Ga nyangka gitu dia bisa add line gue ."

"Tjieee lagi seneng , eh eh tapi udah ngefly awas down haha..

tutt...tut.."

Telfon pun mati seketika . Yupi ingin marah baru saja ia ingin berbicara tapi telfonnya sudah ditutup oleh Winny .
   Tapi itu tak terlalu dipikirkan , yang terpenting pemikirannya beralih pada Kay .

   Yupi berjalan ke depan rumahnya . Ketika jarak langkahnya beberapa meter dari pintu , Seseorang menggapai pundaknya .
   Itu mama Yupi , Insana . Insana membalikan tubuh Yupi . Sudah ditebak pasti akan bertanya kemana . mamanya memberikan selembar uang .

"Apa ini mah?"

"beliin mama chocolate batang yah di toko sebelah , mamah mau bikin kue ."

   Hanya anggutan kepala jawaban terakhir Yupi . Memang disebelah rumahnya terhalang oleh beberapa rumah ada toko mini .
   Yupi berjalan dengan gontai , tadinya Yupi ingin memandikan Lucyfer , kucing kesayangannya itu , tapi sekarang ia berganti fokus membeli chocolate batang .

   Yupi tertunduk pada ponselnya , memainkan jemarinya di layar ponsel . *Brughhh* *Awwwww* Yupi tertabrak sepeda yang melintas .
   Yupi jatuh meringis kesakitan , lutut berdarah cukup besar lukanya . darah segar bercucuran di kakinya .
    Ketika Yupi akan bangkit , Sebuah tangan menjulur tepat di depan mukanya , Terlihat seperti tangan pria . Tanpa basa basi Yupi menyambut tangan itu , dan tangan itu menariknya untuk bangkit .

"Maaf ya!"

"Okee...ok...." Yupi perlahan mengubah pandangannya ke arah wajah seseorang menabraknya . "Hhhhhhhh.." Yupi kaget . ternyata pria yang menabraknya itu Piter . Anak dari tante Maretha teman mamanya .

   Jantung Yupi berdegub kencang , Ia teringat ketika dulu ia pernah menampar pria itu dengan kencang .

"Kamu??" Piter menunjuk Yupi dengan wajah heran .

"Yaampunn.. maaf banget maaf .. ya gapapakan? ini pipi yaampun ko mulus.. ehhh maksudnya ini pipi ga merah lagi?" Ucap Yupi khawatir ia memegang pipi Piter dengan pertanyaan yang terlontar dari mulutnya .

"Hmmm... gapapa" Jawab Piter dingin . Heran . Mengapa Yupi dengan polos memegang pipinya . Piter terdiam memperhatikan Yupi . Wajahnya mengikis jarak pandangan lebih dekat .

   Ketika Yupi sadar Piter mendekatkan wajahnya kepada dirinya , Semakin dekat , beralih jarak 15 cm , terus mendekat menjadi 5 cm dannn  *Plakk*" Satu tamparan mendarat lagi di pipi Piter , mata Yupi terpejam dengan posisi tangan yang masih mengangkat . "Haaaaahhhh yammpun yaaampun ." Yupi mengigit kukunya . Melihat Piter meringis kesakitan dan mengelus ngelus pipi .
    Lalu Piter kembali mendekatkan wajahnya lagi sambil memegang pipinya sebelah . Yupi kembali menatap tajam ke arah Piter . Tangannya kembali ingin mendarat tapi dengan cepat Piter menahan tangannya . "Setelah tamparan kamu yang kedua ini , Aku tadi itu mau bilang kalo kamu aneh!" Bisik Piter dengan wajah yang serius .
   Setelah Yupi mendengarnya , ia pergi ingin berlari , tapi Piter mencekal tangannya dengan kuat .

"Mau kemana? Aku kan belum tanggung jawab , luka kamu belum diobatin tuh!" Ucap Piter , matanya mengarah ke arah lutut Yupi .

   Mereka berdua berjalan menaiki sepeda ke arah taman dekat rumah Yupi .
    Piter menaruh sepedanya di pinggir taman , lalu membuka handsaplash dan membawa satu lembar kapas yang dibeli di toko tadi . Piter mengusap darah dengan sapu tangan miliknya dan membasuhnya dengan air botol minum Piter , *AAA...AWW* Jeritan Yupi sungguh keras , Yupi meronta ronta kesakitan rasanya seperti ditusuk jarum beberapa kali .

"Oemji!!! Lupa!" *Plakk* tepokan tangan Yupi di jidatnya sendiri .

"Kenapa ?" Tanya Piter penuh tanda tanya . "Ada yang salah?" Tanyanya lagi .

"Belum beli coklat batang aduhhhh ..." Jawab Yupi dengan expresi wajah penuh khawatir , Yupi bangkit . Kakinya melangkah , namun tertahan oleh Piter yang mencekal tangan Yupi dengan kuat .

"Mau kemana? kamu diem aja biar aku yang beli coklatnya ." Piter pergi meninggalkan Yupi yang duduk di bangku taman . Yupi sekilas memperhatikan langkah Piter dari jauh , pikirannya melayang terbang .
    Sorotan matanya memperhatikan Piter , ia tak mengerti mengapa masih ada pria baik seperti Piter jaman sekarang . Bahkan Yupi tak sadar Alex juga baik padanya . Jelas Yupi tak teringat kepada Alex , sering Alex membuatnya kesal . Padahal Alex hanya ingin membatu dan berniat baik untuk Yupi .
   Piter menyodorkan coklat batang itu ke arah Yupi , Yupi menerima dengan baik . Bukan hal yang aneh jika Yupi berbalik merasa aneh kepada Piter .
    Piter merubah posisi pandangan kepada Yupi , Piter memperhatikan wajah Yupi yang sedang melamun ke arah wajah Piter . Piter melambaykan tangan beberapa kali tepat di depan wajah Yupi , Tetapi Yupi tak sadarkan juga . Piter melayangkan tangannya di bahu *bugh* dengan pelan Piter menggubris Yupi . *Heyyy!* Suara Yupi yang tersadar .

"Hey! Yupitha Leyrin!! kenapa bengong?"

"Hah?? eenngg..ga ko.." Jawab Yupi gugup ditambah nyengir kudanya . "ehh.. kenapa kamu tau nama aku? lengkap lagi ." Yupi bertanya balik .

"Siapa sih yang ga tau , Yupitha Leyrin anak bawel , cerewet , manja , tapi tomboy juga .."

"Ehhh .. siapa yang bilang manja? orang aku ga manja!" desis Yupi dengan wajah bete .

"Bener ya kata tante Insana , kamu kalo lagi ngambek lucu , gemesin , sama NYEBELIN!" Ucap Piter dengan wajah yang menyebalkan dihadapam Yupi . Piter pun pergi berlari dengan di sambut dengan kejaran Yupi yang lambat .
   *ehhhh* Yupi terpagut oleh bangku taman dann *Happ* Piter menangkap bahu Yupi , Dan Yupi memegang erat tangan Piter . Aksi pandang pandangan pun dimulai . Beberapa detik Yupi menggubris Piter yang tersenyum melamun ke arahnya .

"Eh makasih ya anak jail!"

"makasih karena? karena aku udah bikin kamu jatuh? hahahah"

"eyyyy... jangan ngajak ribut-_ makasih buat semuanya , makasih udah ngobatin meskipun kamu yang salah , heheh aku pulang dulu bay!!!" Ucap Yupi berjalan pergi meninggalkan Piter .
   Piter memperhatikan Yupi dari belakang , Ia merasa kasihan melihat Yupi berjalan pincang .

*

*Blugh* Hantaman keras pintu kamar Yupi . Yupi jatuh terduduk di lantai kamarnya sendiri . ia memandangi luka yang tertutup perban itu .
   "Hhh..Dia lagi" Yupi mendengus pelan , ia tak menyangka akan kembali bertemu Piter . Nyatanya selama ini ia bersembunyi tetap saja takdir mempertemukan mereka .

-

15timewaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang