II. Bagai Mimpi

104 2 0
                                    

Sehari berselang setelah kejadian menyebalkan bagi Lena dan Mika. Siang ini, mereka sedang berada di kamar Mika yang hangat dengan nuansa pastel dan beberapa  koleksi foto yang terpajang rapi.

"Mik, kejadian kemarin kalau dipikir-pikir nggak terlalu menyebalkan juga ya?" Lena memulai pembicaraan.

"Maksudnya? " Tanya Mika polos.

"Iya... Kalau dipikir, dihayati, dan dicermati yang nyemprot kita kemarin...."

"Kita? Kan yang kena cuma kamu Len..," potong Mika.

"Tapi kan kamu juga kecipratan."

"Oke-oke, lanjut!"

"Itu lho, yang nyemprot kita kemarin itu si Raffi, mahasiswa paling populer di kampus kita! Kita nggak pernah ketemu secara langsung kan? Tapi kemarin, secara nggak langsung kita udah ketemu dan ngobrol sama dia. Ternyata dia emang keren banget ya!" jelas Lena tentang kekagumannya pada Raffi.

"Yaelah... kemarin kita emang ketemu tapi bukan ngobrol kali!" sindir Mika.

"Ya apapun itu, yang penting akhirnya aku bisa ketemu langsung sama dia," Lena tersenyum-senyum sendiri sambil membayangkan wajah tampan Raffi.

"Dasar, kau ini Len! Kemarin aja ngamuk-ngamuk, ngata-ngatain lagi. Sekarang jadi huft...,"sindir Mika lagi. Dan tiba-tiba, Lena melancarkan serangan bantal ke arah Mika. Perang bantal pun dimulai.

***

Keesokan harinya, Lena dan Mika bertemu di kantin setelah jam kuliah pertama selesai. Matahari mulai meninggi hampir sampai puncaknya. Suasana kantin begitu ramai dipadati mahasiswa-mahasiswa yang berebut tempat duduk dan makanan untuk mengisi perut mereka yang sudah berdemo ria.

Lena dan Mika sudah duduk manis di pojok kantin yang memang menjadi tempat favorit mereka.

"Mik... Mika...," pangil Lena pada Mika yang sedang asik memainkan handphonenya.

"Hmmmm....," balas Mika malas.

"Mik... Mika... temenin dong!"

"Temenin kemana?"

"Kamar mandi, hehe...."

"Ogah! Ihss kamu ini ke kamar mandi doang minta ditemenin. Takut?"

Lena hanya memberi anggukan kecil.

"Ihsss... nggak usah takut, kalau kamu masuk kamar mandi, para penunggunya pasti keluar dan nggak akan ganggu kamu kok."

"Kok bisa?"

"Soalnya mereka takut kena omel ratu kamar mandi yang kalau ngomelin orang pedesnya nglebihin omelan dosen hehehe...."

"MIKA!!! Awas kamu ya!!!"

"Peace... Lena cantik hehehe...."

"Ihss ya udah, aku ke kamar mandi dulu ya. Bentar kok," kata Lena terburu-buru seperti menahan sesuatu.

"Iya, cepet gih ntar bocor lagi," kata Mika dengan senyum jahilnya.

Di kantin ini, semua orang bisa bertemu, berkumpul, dan tak jarang banyak kejadian menarik terjadi di sini. Diwaktu yang sama, Raffi dan teman-temannya juga sedang berada di kantin. Tiba-tiba Raffi melihat sosok gadis yang tak asing lagi baginya. Dia mengamati gadis itu dari kejauhan dan mulai mengingat-ingat kejadian yang mungkin bisa mengingatkannya pada sosok itu. Tidak butuh waktu lama bagi Raffi untuk mengingat siapa gadis itu. Setelah Raffi benar-benar ingat, dia berdiri dari kursinya kemudian pamit meninggalkan teman-temannya sebentar. Dia melangkah mendekati gadis itu yang semakin terlihat jelas. Dengan wajah yang bersinar, Raffi mendekati dan menyapanya dengan ramah, "Hai!"

Cokelat CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang