Being mark by you

5.7K 78 20
                                    

Hoa........ akhirnya bisa upload juga, walaupun bukan di weekend. Peace.....

Jangan meneriakiku atau juga mengernyitkan dahi kalau ceritanya aneh (kurasa aku sendiri bingung)..... heheheheheh (fokus visel! Fokus...) jangan-jangan baca ini bikin kalian jadi bingung nanti! wakakakakak

 Kutunggu comment dan vote kalian............................ ^^/

Terimakasih buat yang udah baca dan juga yang menyempatkan comment dan vote di chapter sebelumnya ...

--------------------- -------------------->_<----------------------------------------------------------

Nami langsung merasa tak enak melihat senyuman aneh Kei, dengan hati-hati dirinya melewati Kei yang membukakan pintu dan ketika masuk matanya langsung dimanjakan dengan suasana kamar hotel Kei yang hangat dan nyaman, ada sofa coklat yang terlihat empuk, kaca besar sebagai ganti dinding yang menyajikan pemandangan jakarta yang kaya akan kerlap-kerlip cahaya, kemudian terlihat juga ada balkon yang temaram. Sedangkan untuk tempat tidurnya ada diruangan yang terpisah, semuanya keren apalagi melihat Kei yang memikat walaupun hanya menggunakan kaos putih dan celana panjang berwarna khaki. Tanpa membuang waktu dengan cekatan Nami segera membuka kotak bekal makanan dan mempersiapkannya untuk Kei yang kini duduk disofa depannya dan terus memperhatikannya.

“omellete rice, sop jagung dan tumis sayur??” dengus Kei ketika melihat makanan yang dipersiapkan Nami untuknya.dirinya sempat membeku sesaat.

“Uh- oh! Maaf.... aku tidak sempat pergi ke restoran, kebetulan aku sudah selesai masak jadi aku bawa saja hasil masakanku, ini makanan kesukaan ayahku, rasanya mungkin tidak terlalu enak....” ujar Nami sambil terus menggigiti bibir bawahnya  “ah! sebaiknya memang aku pergi ke restoran saja, tunggu sebentar saja aku akan membelikan makanan yang kamu mau” Nami langsung beranjak dari tempat duduknya dan berniat langsung pergi namun tangan Kei dengan sigap langsung memegang pergelangan tangan Nami. menahannya.

“Duduk!” serunya terganggu.

Seperti dikomando Nami langsung duduk dengan tegak di tempat duduknya kembali. Tangannya tak bisa diam terus meremas ujung piyama kuningnya was-was melihat Kei yang terlihat tidak senang dengan makanan yang dibawanya.

Bagaimana ini..... seharusnya memang aku membeli makanan di restoran! Saking buru-burunya tak terpikir sampai situ, Dia pasti marah...... Nami melirik Kei takut-takut.

“Kamu masak yang mana?” tanya Kei, tangannya sibuk memilih makanan.

“Semuanya” bisik Nami

Kei hanya melirik Nami dengan pandangan sebal, kemudian dengan malas mengangkat alat makannya “itadakimasu...” ujarnya dan mulai mengunyah dengan ragu-ragu.

 “Yuck!” seru Kei wajahnya mengisyaratkan ketidaksukaan dan makin menatap Nami dengan tatapan marah. Melihat hal tersebut Nami segera mendekatkan orange juice yang sudah dituangkannya. Kemudian kembali duduk tegak sambil menundukkan wajahnya, dirinya sudah menyiapkan diri, setidaknya mungkin Kei akan melempar alat makannya ataupun menggebrak meja karena tidak suka makanan yang dia bawa.

“ugh....” Kei menutup mulutnya, berjuang keras untuk mengunyah. Bahkan untuk menelannyanya pun sulit. Namun walaupun begitu dia tetap memakannya membuat Nami terheran-heran.

Nami hanya bisa mengintip dari balik rambutnya yang terurai dan bingung harus berbuat apa, Tapi aku sudah mencicipi semua masakannya dan rasanya baik-baik saja pikir Nami, atau mungkin masakannya tidak sesuai dengan selera Kei?.

Nami langsung menyerahkan teh oolong ketika Kei selesai makan karena rupanya orange juicenya tak diminum, dengan wajah tidak senang Kei mengambil kaleng teh oolong tersebut kemudian pergi ke kamarnya dengan cemberut dan beringsut-ingsut yang membuat Nami mengkerut di tempat duduknya.

Unwanted FianceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang