I

6.3K 394 45
                                    

Irrational

Jeon Jungkook
Kim Taehyung

Taetaevya
___°~°___


Jungkook sebenarnya tidak benar-benar mendengarkan apa yang dijelaskan oleh seorang pemuda berambut coklat tua yang terlihat lembut dan halus itu. Dirinya lebih fokus pada wajah si pemuda.

Bagaimana kelopak mata indah berhias lentiknya bulu mata itu berkedip, membuat dirinya hanyut dalam pesona. Bagaimana bibir yang terlihat ranum dan lembab itu bergerak, seakan memberi undangan padanya untuk saling memagut dalam kecupan ringan atau mungkin sebuah cumbuan panas. Bagaimana gerakan tubuh si pemuda yang terlihat tegas namun lembut disaat bersamaan, tubuh itu kurus tapi entah kenapa membuat Jungkook gelisah sendiri melihatnya. Tangannya gatal ingin merengkuh pinggang ramping itu dalam dekapan tangannya, seerat mungkin.

Jungkook duduk diam memandang ke depan, berusaha untuk fokus memperhatikan sang pemuda yang sedang berbicara, tepatnya menjelaskan materi perkuliahan.

Pemuda itu-jika memang masih dapat dikatakan sebagai pemuda-, dengan suara husky yang lebih terdengar lembut di telinganya, menjelaskan dengan perlahan namun tegas.

Percuma, percuma saja, wajah itu tetap membuatnya salah fokus. Baik, lebih baik Jungkook menikmati pahatan indah itu, sekalian saja, kan. Daripada memaksa mendengarkan. Sesuatu yang dipaksakan tidak baik, bukan? Lupakan, itu hanya alibi Jungkook.

"Baik, materi untuk bab ini sudah selesai. Untuk pertemuan selanjutnya kita adakan quiz."

Hm? Jungkook mengerjapkan matanya ringan. Sudah selesai ternyata. Dirinya bahkan tidak sadar teman-teman sekelasnya sudah beranjak. Sekarang hanya ada dirinya dan sang pemuda-sekali lagi jika memang masih dapat dikatakan sebagai pemuda.

"Jungkook? Ada apa? Kau melamun selama perkuliahan berlangsung. Kau sakit?"

Jungkook sungguh tidak tahan, bisa tidak cara berjalan pemuda itu tidak membuatnya ketar-ketir? Dirinya butuh tenang agar tidak segera menerjang tubuh pemuda itu.

"Gwenchana, Kyosunim."

Kyosunim? Ya, pemuda yang Jungkook perhatikan, yang telah dirinya puja, yang sekarang tengah mengulurkan tangannya menuju kening Jungkook, adalah seorang dosen. Jungkook menepis halus tangan sang kyosunim yang tersampir lembut pada keningnya. Sedangkan sang kyosunim hanya tersenyum melihat reaksi Jungkook.

"Kau yakin? Jika kau memang merasa kurang sehat, kita bisa pulang sekarang, hm?"

Jungkook merasa tubuhnya sedikit menegang saat sang kyosunim menyentuh tangannya, mengelus penuh kelembutan dan kasih sayang. Jungkook tidak bisa untuk tidak melayang mendapat sentuhan selembut itu, dari tangan sehalus itu, juga dari seseorang... Yang begitu dicintainya.

"A-aniyo, aku-aku baik-baik saja."

"Tap_"

"Taehyung, kelasmu sudah selesai, bukan? Rapat sebentar lagi dimulai, hanya kau yang belum datang."

Seorang pria, yang juga seorang dosen, berdiri di depan pintu kelas. Wajahnya ramah, tampan dan penuh kedewasaan dengan perawakan tinggi dan tegap.

"Ah, Namjoon hyung. Sebentar, aku masih ada urusan dengan mahasiswaku."

"Cepatlah, nanti kau terlambat."

"Baik, hyung."

Taehyung tersenyum dan Namjoon berjalan meninggalkan kelas setelah mendapat anggukan dari Taehyung.

Third SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang