Title: Ending
Kim Taehyung
Jeon Jungkook
Taetaevya
___°~°___Semua mahkluk yang hidup di dunia ini pasti memiliki akhir. Tidak selamanya kita dapat menikmati keindahan dunia.
Takdir, adalah sesuatu yang tidak dapat manusia cegah untuk terjadi. Baik takdir yang kita harapkan ataupun yang tidak kita harapkan. Kita tidak bisa menentukan takdir sesuai keinginan hati.
Salah satu takdir mutlak adalah hidup dan mati.
Kehidupan dan kematian manusia adalah takdir yang tidak bisa dihindari. Tidak ada yang bisa menghentikan takdir seseorang kecuali yang maha kuasa.
Seberapa ingin dan seberapa kuat manusia ingin mencegah takdir, jika yang maha kuasa tak berkehendak, maka takdir akan tetap terjadi sesuai dengan jalannya.
Begitupula dengan apa yang terjadi pada seorang pemuda bernama Jeon Jungkook. Ia tak bisa mencegah takdir hidupnya yang telah berakhir. Ataupun memintanya kembali pada awal. Tidak, itu mustahil. Karena yang berakhir dalam diri Jeon Jungkook adalah hidupnya.
Jeon Jungkook menolak takdir? Tidak, Ia tidak menolak hidupnya yang berakhir. Hanya mungkin, ada sesuatu yang menahannya. Menahan dirinya hingga masih berkeliaran di alam yang seharusnya sudah dia tinggalkan.
Apa dan kenapa, adalah kata tanya yang muncul dalam otaknya. Bukankah ia sudah mati, lalu kenapa dirinya masih ada di dunia ini. Melihat berbagai manusia di malam hari yang terasa dingin, mungkin, karena Jungkook tak dapat merasakan apapun, berlalu lalang bagai tak ada hari esok.
Padat, ramai dan berisik begitulah suasana malam itu. Walau salju turun dengan pelan dan nyaman, tak menghalangi orang-orang untuk sekedar berhenti dan menikmati keindahannya. Hanya Jungkook, hanya ia yang diam untuk melihat butiran bagai kapas lembut itu turun menyentuh bumi.
Well, tidak ada yang akan terganggu oleh kehadirannya walau ia berdiam diri di tengah jalan sekalipun. Ia sudah mati, ingat? Jadi tak masalah dimanapun Jungkook berada.
"Hei, kenapa duduk disana?" suara halus nan berat mengalihkan fokus Jungkook dari jalanan yang ramai. Namun seakan tersadar, ia menggelengkan kepalanya. Tidak mungkin ada bertanya padanya yang sudah mati ini, bukan.
"Aku bertanya padamu, tuan berjaket hitam."
Hitam? Oh, Jungkook memakai hitam. Tapi lihat disekelilingnya. Begitu banyak orang yang tengah memakai pakaian berwarna kelam itu.
Lupakan, Jungkook akan mengabaikan suara yang begitu menarik pendengarannya itu.
"Dingin sekali, sih. Aku bertanya padamu daritadi, tuan yang terlihat galau."
Suara halus namun berat itu begitu dekat dengannya. Menoleh, dan mendapati seorang pemuda? Ya, seorang pemuda manis bersurai dark brown. Tersenyum padanya.
"Hm?"
Tunggu dulu. Jungkook rasa ada yang salah disini. Pemuda itu tidak mungkin dapat . . .
"Aku bisa melihatmu, tuan."
Melihatnya? Yang benar saja. Tapi tunggu dulu. Bahkan orang-orang sudah melihat pemuda surai coklat ini dengan tatapan aneh.