Minggu, 11 Januari 2015. Aku siapkan barang-barangku untuk pindah ke Rumahnya Romi. 3 hari lalu, aku sudah memberitahu orang tuaku tentang hal ini. Mereka tidak terlalu ambil pusing dengan hal ini dan menyerahkan segala keputusannya padaku. Romi mengantarku ke rumahnya. Ketika sampai di rumahnya, aku sangat takjub. Rumah bergaya romawi klasik dengan tampilan yang megah seperti menungguku untuk dihuni.
" Ki. Masuk yuk!"
Aku diajak melihat interior rumahnya. Dengan desain terlihat mewah, aku seperti berada dalam sebuah istana. Romi menunjukan kamar yang akan kugunakan. Kamarku bersebelahan dengan kamarnya. Kamar ini memiliki ruang cukup luas. Dengan lemari besar dan tempat tidur luas, aku seperti menemukan tempat tenang. Setidaknya, aku mendapatkan tempat yang nyaman.
" Gimana, Ki. Nyaman gak?"
" Nyaman!"
Malamnya, aku membantu Romi masak makanan kesukaannya, Ayam Goreng Kremes. Aku siapkan bahan-bahannya dan Romi menyiapkan bumbu halusnya. Bergelut dengan dunia makanan sudah menjadi kebiasaanku sejak kuliah, sehingga tidak canggung. Kami menikmati masakan yang sudah dibuat.
" Enak, Rom?"
" Enak."
Setelah menyantap makanan, aku dan Romi menuju kamar tidurnya. Aku dan Romi saling bertukar cerita terkait masa-masa kuliah.
" Rom. Kamu masih inget ndak? Tentang pengalaman makrab di Kaliurang?"
" Iya. Memang kenapa?"
" Aku kangen dengan jadah tempe, lho!"
" Sama. Aku paling seneng sama Jadah Tempe Mbah Carik. Uenak Tenan, Ndes!" ucap romi ekspresif.
" Terus, aku kangen sama susu sapi buatan UGM. Kamu pernah coba kan?"
" Iya. Makanya, kapan kita rencanain liburan?"
" Tunggu jadwal liburnya dulu! Aku aja baru masuk kerja besok."
" OK bos. Aku sing melu koe!"
Aku tersenyum dengan penjelasannya. Seperti merangkai kenangan masa lalu yang indah bersamanya. Aku lalu alihkan topik pembicaraan.
" Rom. Kamu ada rencana nikah gak?"
" Nikah? Aku aja ndak kepikiran. Sekarang fokus karir dulu!"
" Belum ada calon?" tanyaku iseng.
" Emang. Atau koe sing dadi calonku?"
" Ogah!" ucapku ekspresif. " Kamu bener, ra ono sing tresno karo koe?"
" Kasih tau ndak ya???"
" Males bingits."
" Biarin.Uee...!!!!" ucap Romi sembari menjulurkan lidah.
Hari pertama dengan Romi bagaikan bersama dengan sahabat terindah yang selalu jadi teman angan-anganku. Aku teringat ketika SD, aku selalu membayangkan punya teman , meski diistilahkan dengan teman bayangan, namanya Eros. Nama itu mengingatkanku dengan salah satu personel Sheila On 7. Eros adalah teman bayangan yang kubayangkan seperti teman ideal. Good-looking, Cute, Friendly and Responsive; itulah teman ideal yang kumaksud. Ketika beranjak dewasa, sosok itu berwujud Romi. Mungkin inilah takdir dan jawaban yang Tuhan berikan padaku setelah memberikan sosok Reza dan Ari.
Senin, 12 Januari 2015. Aku menjejakan kakiku di Kinka Resto. Seperti di rumah sendiri, aku disambut dengan hangat.
" Pak Rizki, saya akan perkenalkan anda dengan staf-staf saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandyacandra Di Langit Pengasinan
Romance" Itu adalah Sandyacandra dan aku akan ingat semuanya." Kiki mulai membuka lembaran baru dan berulang saat bertemu Reza. Di balik masa lalu Kiki yang kelam, tersimpan harapan dengan hadirnya Reza, Romi, Randi, Keju dan Bimo. Dinamika rumit terawal...