3. Teman atau Lawan

236K 15.9K 1.9K
                                    

Bagian Tiga

"Since you've been around i smile a lot more than i use to."

"Oke latihan hari ini sampai di sini aja, sudah sore," titah Reina bersamaan dengan ia yang menghentikan lagu. Hal itu membuat anggota cheers yang terdiri dari kelas sebelas dan kelas sepuluh ikut menghentikan gerakannya.

Beberapa yang lain tampak merenggangkan otot dan segera menyingkir dari lapangan. Sementara itu, sambil yang lainnya beristirahat. Reina memberi pengarahan terakhir sebelum membubarkan latihan pada hari ini. Sebagai ketua cheerleaders sudah menjadi kewajibannya untuk begitu.

"Oke Kak!"

"Iya, gue duluan," kata Reina setelah selesai memberi pengarahan.

Reina melangkah duluan meninggalkan yang lain. Ia berjalan menuju loker untuk mengambil tasnya, ia ingin menganti seragam cheersnya kembali menjadi seragam sekolah. Entahlah, ia hanya agak risih memakai seragam cheers yang lumayan terbuka.

Gerakannya yang hampir mencapai kordior loker mendadak berhenti ketika melihat dua orang yang sangat ia kenal tengah duduk berdua di bangku panjang di sekitar koridor.

Salah satu di antara mereka menyadari kehadirannya terlebih dahulu. "Rein!" seru si perempuan.

Tak ada jalan lain, Reina otomatis tersenyum dan segera menghampiri sepasang manusia tadi. "Halo Kak Je." Reina lantas menoleh ke arah laki-laki yang berada di samping Kak Je atau lebih panjangnya Jesinta. Namun satu sekolah lebih mengenalnya sebagai Jeje, Ketua cheers tahun kemarin.

"Halo Kak Gatra," sapa Reina agak canggung kepada pacar sekaligus tunangan dari senior cheerleadersnya itu. Gatra mengangguk singkat lantas memilih membiarkan Jeje dan Reina untuk bicara berdua. Sementara itu, ia memiih duduk di bangku panjang yang tadi ia duduki bersama Jeje.

"Kakak sengaja nunggu kamu Rein," ungkap Jeje. Perempuan itu tersenyum ramah sekali, wajahnya cantik. Idola sekolah, tidak ada yang tidak kenal.

Reina ikut tersenyum, entahlah lebih tepatnya mencoba tersenyum. "Memangnya ada apa Kak?"

Jeje lalu memberikan sepucuk surat dengan stampel logo di atasnya. "Ada lomba, ini gue dapat dari bokap. Temannya bokap yang punya salah satu mall ngadain lomba ini. Kalian ikut ya," kata Jeje semringah.

Reina mengambil surat yang tadi disodorkan oleh Jeje, lalu membacanya sekilas.

"Menarik kan? Hadiahnya bisa bikin kostum cheers yang baru," seru Jeje.

Reina mendongkak dan mengangguk. "Makasih ya Kak."

Jeje ikut mengangguk, tangannya menepuk pundak Reina. "Iya Rein, jangan sungkan-sungkan sama gue. Kalau ada butuh apa-apa hubungin aja, gue pasti bakal bantu lo kok," ungkap Jeje. Reina tersenyum dan kembali mengangguk.

"Siap Kak Je."

"Oke, kalau gitu gue cabut dulu ya. Lo mau barengan kita nggak?" tawar Jeje.

Reina melirik sekilas ke arah Gatra yang tampak sibuk memainkan handphonenya. Ia menggeleng pelan. "Dijemput Kak, Kak Jeje sama Kak Gatra duluan aja."

Jeje mengangguk paham, ia lalu memanggil Gatra. "Gatra, ayo."

Gatra mendongkak lalu berdiri dari duduknya.

"Kami duluan ya Rein!"

Reina mengangguk. "iya Kak hati-hati"

Gatra tersenyum singkat kepadanya. "Duluan Rein." Dan sebagai balasannya, untuk kesekian kalinya Reina mengangguk.

Flesh OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang