08

1.7K 103 2
                                    

...


||Flashback on||

"Eomma... maukah kau menemaniku bermain sebentar saja? Jeballo... " rengeknya sembari menarik-narik ujung lengan bajuku. Ya, dialah anakku. Gadis kecilku, Hani, Choi Hani.

"Eomma sedang sibuk, chagi. Kau bisa bermain dengan appa bukan?" ucapku yang masih sibuk dengan sebuah laptop dan beberapa map pentingku tanpa menengok kearahnya sedikitpun.

"Tapi.... " ucapnya dengan nada kecewa.

"Chagi, eomma harus menyelesaikan ini semua hari ini juga. Kau tau, eomma harus bekerja keras untuk biaya hidup kita sehari-hari." ucapku dengan sedikit volume suara meninggi.

Dia diam. Kelopak matanya memerah. Matanya berkunang-kunang. Ah, kurasa ia ingin menangis. Aku baru sadar kalau kalimatku terlalu kasar bagi anak seumurannya.

"Huft... " kuhembuskan nafas kasarku. Kuraih tubuh mungilnya dan memeluknya dalam pelukan hangatku. Kubelai surai hitamnya yang tengah terurai dengan lembut.

Aku merasakan pundaknya yang tengah bergetar kecil karena menangis. Isaknya lirih, namun masih terdengar di indra pendengarku.

"Chagi, mianhae. Eomma hanya ingin kau mengerti. Eomma sangat sibuk. Eomma harus mengumpulkan uang yang banyak untuk liburan kita ke pulau Jeju akhir pekan." kulepaskan tubuh mungilnya dari pelukanku. Dan kini kedua tanganku tengah memegang pundak mungilnya. Kutatap sepasang bola matanya yang berkaca-kaca.

"Bukankah kau bilang ingin sekali berlibur kesana?" ia mulai berhenti menangis. Dan seulas senyum kini tengah terlukis di wajah imutnya.

"Jinjayo? Eomma janji akan membawaku berlibur bersama ke sana?" ia nampak bersemangat.

Akupun tersenyum. Kuseka air mata yang masih tersisa di pipi cubby nya.

"Eomma janji. Asalkan kau mau jadi anak eomma yang penurut." ujarku sembari memencet hidung mancungnya yang sedikit mengeluarkan ingus.

"Nde, arra... " dia pun beranjak pergi dan bermain dengan boneka beruangnya.

Aku menatap sebentar ke arah seorang lelaki yang tengah tertidur di sofa. Ya, dialah suamiku, Choi Seung Cheol.

Seung Cheol memang bekerja setiap harinya. Namun gajinya yang bekerja sebagai supir taxi tak cukup untuk memenuhi kebutuhan kami sehari-hari. Dan mau tak mau, aku harus meninggalkan peranku sebagai ibu juga istri dan pergi bekerja setiap harinya.

...

Baby, come back to me || SeventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang