...
Akhir pekan telah tiba. Hari yang dinanti-nanti oleh Hani. Ia nampak begitu bahagia. Kami telah bersiap menuju pulau Jeju.
"Eomma, setelah sampai di Jeju nanti aku akan mengambil banyak foto disana. Aku sungguh tak sabar ingin cepat sampai disana." ucap Hani sembari menimang-nimang Camera milik appa-nya.
"Tentu chagi, bukankah ini kesempatan langka kita bisa berlibur bersama." ucap Seung Cheol sembari meraih tubuh mungil Hani dan menggendongnya.
Aku mengerti dengan maksud ucapan Seung Cheol, karena memang itulah kenyataannya. Aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku, hingga aku tak pernah ada waktu untuk bersama mereka.
Ndrttt...ndrtttt
Ponselku bergetar, telepon dari kantor. Akupun segera mengangkatnya. Karena kurasa, itu adalah telepon penting.
"Yeoboseyo... "
" ..... "
"Mwo? Tapi hari ini aku libur."
" ..... "
"Apa tak bisa dikerjakan oleh karyawan lain? Hari ini aku akan berlibur ke Jeju bersama keluargaku."
" ..... "
"Tapi.... "
" ....... "
"Ah, baiklah.... Aku mengerti. Aku akan segera kesana."
Tut...tuuuuttt....tuuuuuuttt
Seung Cheol dan Hani menatapku heran. Aku sungguh tak tau harus mengatakan apa pada mereka. Aku benar-benar bingung.
Tapi aku harus segera pergi ke kantor, jika tidak... maka aku akan kehilangan pekerjaanku.Dan akhirnya, akupun memberanikan diri untuk mengatakan pada mereka.
" Seung Cheol-ah... Chagiya... Mianhae, jeongmal mianhae. Ini sangat penting, dan aku harus segera pergi ke kantor untuk mengurus sesuatu. Aku akan mengantar kalian sampai ke pelabuhan." jelasku kikuk.
Mereka tak mengatakan apapun, tapi sudah terlihat jelas mereka sangat kecewa dengan kalimatku.
Kubantu mereka memasukkan koper ke dalam bagasi. Lalu mengantar mereka sampai ke pelabuhan.
"Eomma, kau benar-benar tak ingin ikut bersama kami? Apa kau yakin tak merasa kesepian berada di rumah sendirian tanpa kami?" ucap Hani sambil mempoutkan bibirnya.
"Hani benar, Hyeri. Apa kau tak akan kesepian sendirian tanpa kami? Kami akan lama berada disana." tambah Seung Cheol tanpa sedikitpun senyum di wajahnya.
"Kalian bersenang-senang saja disana. Lain waktu, kita pasti bisa pergi bersama." ucapku sembari menurunkan koper.
"Baiklah, sampai jumpa, Hyeri." ucap Seung Cheol sembari melambaikan tangan. Disusul oleh gadis kecilku yang ikut melambaikan tangan juga.
"Daaa eomma... "
Mereka mulah beranjak pergi. Akupun membalikkan badan untuk masuk ke dalam mobil. Namun tak ada beberapa detik, sesuatu terjadi.
Titt...tiiiitttttt
Bruukkk
Beberapa orang tengah berteriak histeris. Akupun seketika menoleh.
Lututku melemas, aku tak sanggup menahan berat badanku. Serasa nyawaku lepas saat itu juga.
Dengan segenap kesadaran yang tersisa, aku menyeret kedua kakiku ke tempat kejadian itu.
Kakiku semakin melemas, saat indra penglihatku melihat suami dan anakku telah terkapar berlumuran darah di jalan. Seakan langit runtuh dan bumi berhenti berputar.
Dengan tangan yang masih bergetar, kuraih tubuh suami dan gadis kecilku yang kini sudah tak bernyawa.
||Flashback end||
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby, come back to me || Seventeen
FanfictionMungkin benar kata orang, 'Bila sudah tiada, baru terasa' Baca cerita selengkapnya yuk !