Lima

84 2 0
                                        

Sudah, diam!!!" Ujar buk Neni menghentikan tawa kelas yang sempat pecah. Seiring dengan gerakan tangan memukul meja, sontak membuat suasana kelas menjadi hening kembali. "Kalin tau! nama itu doa. Bukan untuk ditertawakan! Ini teman kalian memperkenalkan diri. Kalian Malah menertawakannya!!! Amarah buk Neni di tengah pandanganku yang belum beralih sedikitpun kearah seseorang tersebut.

"Bernat!"

"I-yaa buk." Aku terkejut mendengar nada tinggi buk Neni memanggil namaku. Dengan cepat pandanganku yang masih tertuju ke arah seseorang tersebut, ku alihkan kearahnya.

"Kenapa kamu pandangani terus si-Egi! Bentaknya menyorot tajam mataku bagaikan elang yang ingin menerkam.

"Enggak ada buk." Berubah seketika mimik wajahku, ketika melihat amarahnya yang tertuju padaku. Aku sempat bingung. Yang berbuat siapa? Yang dimarahi siapa? Terkadang hidup ini memang seperti itu. Yang benar selalu di salahkan, sedangkan yang salah selalu di benarkan.

"Sudah, kamu lanjutkan!" Dengan rasa kesal, melihat pembelaannya terhadap Egi, aku pun melanjutkan perkenalan itu. Tidak berselang lama bel istirahat berbunyi.

Teng...teng...teng...

Maaf ya, beberapa hari enggak ada posting, ada sedikit kesibukan tugas kuliah, jadi mohon dimaklumi ya postingnya lama. Ini juga belum selesai bagian ke-limanya. Insyaallah besok saya post kelanjutan ceritanya😉

Tidak Seindah MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang