"Yahh... Enat pergi sekolah dulu yaa" sambil menyalam Ayah dan Ibu meminta doa restu, untuk melangkahkan kaki menuju sekolah baru.
"Hati-hati ya nak, jangan kencang-kencang bawa motornya. Kalau udah sampai sekolah nanti kabari Ibu." Rasa cemas seorang Ibu di saat anaknya akan berpergian.
"Iyaa bu." Jawabku sambil memacu motor metic biruku.
Setelah lima-belas-menit-perjalanan, tibalah aku di sekolah.
"Enat udah Samapi sekolah bu." Pesan singkat yang ku kirimkan kepada ibu.
"Iyaa, baik-baik sekolahnya ya nak." Balasan pesan dari ibu.
Teng...tengg...teng... Bel masuk berbunyi.
Kepada siswa-siswi baru di harapkan berkumpul di lapangan. Suara toa sekolah menginformasikan kami untuk berkumpul. Aku pun beranjak dari parkiraan menuju lapangan. Setibannya aku di lapanngan, suasana di sekolah baru itu terasa kaku. kutatap satu persatuan wajah di sekeliling tempat aku berdiri. Namun tidak ada seorangpun yang kukenal.
"Adek kok enggak baris?" Tanya seorang kakak kelas yang menghampiriku.
Aku menatap bingung kebarisan-barisan di sekitarku. "Engak tau mau baris dimana kak" Jawabku melihat siswa-siswi yang sudah berbaris rapi dengan teman-temannya.
"Adek baris di sini aja ya." Ucap kakak kelas tersebut sambil mengarahkan ku kebarisan ke-dua.
"Permisi..." Ucapku kepada orang yang berada di barisan tersebut, sambil merundukkan kepala untuk masuk kebarisan. Kulirik orang-orang yang berada di sebelahku, ingin rasanya menyapa mereka, namun aku ragu. Takut nantinya mereka menilai aku sksd (sok kenal sok dekat). Dan aku memilih tidak berbicara sepatah katapun.
Setelah selesai berbaris rapi. Upacarapun dimemulai. Berbagai rangkaian acara menghiasi pagi, seperti layaknya upaca pada umumnya. Serta ucapan sambutan dari kepala sekolah kepada kami.
Selepas upacar berakhir, kami diserahkan kepada kakak kelas untuk mengikuti masa orientasi. Karena banyaknya siswa-siswi baru. Kami dibagi menjadi dua-belas-kelompok. Nama-nama kelompok diambil dari sosial media.
"Kelompok pertama Facebook. Nama-nama yang tersebut berbasis disebelah kanan kakak ya. Ucapan seseorang kakak kelas yang membagikan kelompok-kelompok kami. Ade,Ande,Ana,Ani,...." Empat-pulluh-nama selesai dipanggil pada kelompok pertama, namun namaku belum tersebut.
"Kelompok kedua Twitter. Nama-nama yang tersebut berbasis disebelah kiri kakak ya. Aji,Anggi,Bembi,Bernat,Desi,Doni,Fani,..." akhirnya namaku dipanggil juga.
Selepas pembagian kelompok, kami dipandu kakak kelas untuk mengelilingi sekolah. "Ini ruangan labor, tempat nantinya kalian praktek komputer" satu persatu ruangan dan fasilitas sekolah dikenalkan kakak kelas tersebut.
Dua jam telah berlalu, dan jam telah menunjukkan pukul 11:30.
"Kita istirahat makan siang dulu, yang mau makanan atau apapun silahkan. Nanti jam 13:00 kita kumpulan lagi di lapang. Tidak ada yang terlambat! Bentak kakak kelas saat melepaskan kami. Kalau nanti ada yang terlambat, terima hukumannya." Kamipun berpencar satu per-satu.************ Pukul 13:00
Diatas trik menteri siang hari, kami berkumpul kembali di lapangan. Aku mulia mersa jenuh saat itu, sudah setengah hari ospek berjalan. Namun aku tidak menemui seseorang temanpun.
Kepalaku mulai pusing terkena panas matahari siang ini. Tidak lama setelah itu keluarlah darah dari hidungku. Memang dari kecil dulu aku tidak sanggup terkena panas. Jika terlalu lama terkena panas aku mimisan.
Aku langsung dilarikan ke UKS. sehingga disaat setengah hari ospek berjalan aku tidak sanggup lagi mengikutinya. Aku menelpon ayah untuk menjemput.
Dan aku tidak lagi mengikuti masa ospek tersebut. Masa ospek itu berlangsung selama tiga hari, namun aku tidak mengikutinya lagi, hingga berakhir masa ospek tersebut.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Tidak Seindah Mimpi
Ficção GeralSebuah impian yang tidak nyata Seperti halnya bunga-bunga tidur • Kisah seorang anak yang ingin menentukan jalan hidup sendiri