Setelah acara berkenalan waktu itu, kita bercerita. Bukan. Maksudnya saya yang bercerita. Sedangkan kamu hanya diam mendengarkan.
Saya bercerita bahwa saya benar-benar tidak mengenal kamu ataupun setidaknya pernah melihat kamu.
Kamu hanya tertawa.
"Hahaha yaiyalah kamu gapernah melihat aku, orang kamu sibuk di kelas terus" saya mengangguk-anggukan kepala. Benar. Sibuk di kelas, membuat saya tidak mengenal banyak anak baru. Jangankan anak baru, teman satu angkatan saja saya mesti nanya dulu namanya siapa.
Kamu tersenyum.
Tanpa terasa, bibir saya ikut mengulum tersenyum.
Laki-laki ini benar-benar membuat saya terkesan berkali-kali.
Suasana terasa canggung waktu itu. Untunglah ada teman saya yang datang memecah kecanggungan.
"Shaka! Lo ish dicariin juga daritadi" teman saya, Laura datang-datang langsung memarahi saya yang tidak suka dengan keramaian.
"Kenapa? Tumben nyariin" kata saya.
"Lima menit lagi ada acara foto-foto buat anak kelas 12" Laura menjelaskan. Saya hanya mengangguk paham.
"Dani, aku pamit ya" kata saya pada kamu.
Kamu hanya mengangguk. Dan saya pun melenggang pergi dari hadapan kamu.
"Nama aku Danishhhhh, bukan Daniii" kamu berteriak ketika saya belum terlalu jauh. Saya hanya terkekeh. Saya tau nama kamu Danish, tapi entah kenapa saya hanya ingin memanggil kamu dengan panggilan yang berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untukmu, lelakiku.
Historia Cortacerita ini didedikasikan untuk seorang lelaki yang berhasil membuat hati saya bahagia, lalu dipatahkan begitu saja.