Chapter. 25

514 24 21
                                    

Zulfa kaget dengan ajakan Arbani yang begitu tiba-tiba menurutnya, Zulfa tidak mengeluarkan pendapat apa-apa ataupun menolak Arbani, ia berdiri dari kursinya lalu berlari meninggalkan Arbani, Arbani mencoba untuk mengejar Zulfa dan meraih tangan Zulfa

"Jangan ikuti aku," ucap Zulfa lalu melepaskan tangan Arbani yang menggeggam lengannya.

Arbani tetap mengejar Zulfa lalu berhasil tertangkap lagi oleh tangannya.

"Aku bilang jangan ikuti aku, tidak ada lagi yang ingin aku katakan denganmu."

Zulfa menyebrangi jalan, Arbani yang ingin menyusul Zulfa kini terhalang oleh rambu lalu lintas. Arbani berfikir keras untuk bisa menyusul Zulfa dan akhirnya mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celananya lalu menghubungi Zulfa yang masih berjalan di sebrang jalan.

Drrrrrtttttt!

Langkah Zulfa terhanti, ia merasakan getar ponselnya yang berada di saku celananya, ia mengeluarkan ponselnya lalu mengangkat telfon dari Arbani.

Aku cinta sama kamu.

Zulfa menoleh ke arah Arbani yang masih berada di depannya, ia berlari ke arah Arbani begitupun dengan Arbani yang berlari ke arah Zulfa.
Satiba Zulfa di hadapan Arbani, ia langsung memeluk Arbani.

"Maafkan Aku," ucap Zulfa

Arbani mengelus punggung Zulfa dengan pelukannya.

"Seharusnya aku tau, kalau kamu ngelakuin ini semua karna kamu gak mau kehilangan aku," lanjut Zulfa.

"Sudah, wajar kok kamu kek gini sama aku, mungkin kamu belum percaya seutuhnya denganku," ucap Arbani.

Arbani melepaskan pelukan Zulfa dan merapikan rambut Zulfa yang berserakan di depan wajah Zulfa.

"Yuk kita pulang," ajak Arbani.

Arbani akhirnya bisa meyakinkan Zulfa, walaupun dengan cara yang sederhana, ia bisa menepati janjinya kepada Mama Zulfa dan Papanya. Bukan waktu yang singkat untuk bisa mendapatkan Zulfa, bahkan ia harus menjadi penjaga rahasia Zulfa yang tak terlihat olehnya, sampai saat ini-pun belum Zulfa ketahui bahwa dialah Pria itu, ia hanya mengetahui Pria yang pernah menolongnya beberapa kali.

Tentang pesan singkatnya? Ia juga tidak mengetahui itu semua, ia hanya merasakan sangat cocok dengan Arbani karena Arbani keterbalikan olehnya.
Zulfa tidak menyukai putih telur, sedangkan Arbani menyukainya dan tidak menyukai kuning telur yang Zulfa suka, Zulfa tidak memakan daun bawang, tapi Arbani suka dengan daun bawang. Zulfa merasa bisa saling menutupi kekurangan, semua itu Arbani lakukan hanya demi Zulfa, ia sebenarnya memakan semua makanan, ia melakukan ini hanya untuk Zulfa, ia tau semua apa yang Zulfa suka dan tidak suka, lewat pesan singkat yang biasa ia kirim ke nomor Mamanya yang Arbani pegang. Setiap ia melakukan hal baru atau merasakan kesulitan, ia mengirimkan pesan untuk memberitahu mamanya.
Dari situ Arbani bisa tau semuanya, sekalipun Arbani sempat pindah ke Luar Negri tapi Arbani tetap bisa mengetahui keberadaan Zulfa saat ini.






Ending😊
Thankyou yah para readers yang sudah setia menunggu kelanjutan ceritaku😆 inilah akhir dari ceritaku.
Sampai ketemu di cerita selanjutnya😉

Prince CharmingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang