12.

6.7K 227 2
                                    

"SAH...." semua orang berkata dengan bersamaan.
Akhirnya Putri dan Angga telah sah menjadi suami istri, tanpa sengaja air mata telah mengalir membasahi pipinya.
Sekarang Putri sudah menjadi istri orang, tanpa lamaran, tanpa hena ditangannya serta tanpa keluarganya.
Putri segera mencium tangan Angga, laki-laki yang telah Sah menjadi suaminya. Dan sebagai seorang istri dia akan selalu mencintai suminya walau apapun yang terjadi, sampai maut memisahkan mereka.
Ini kedua kalinya Angga mengecup kening Putri dengan lembut, ekspresi Angga benar-benar tidak terbaca, dan Putri berusaha untuk tidak mempedulikannya.

Dua jam kemudian satu persatu tamu meninggal kan rumah dan mengucapkan selamat sekali lagi, Putri bisa melihat senyum Mama Melati yang begitu ceria dari awal akat sampai saat ini.
Ketika tamu terakhir pergi meninggalkan mereka, kemudian Mama Melati segera berjalan menghampiri Putri.

"Mama sangat senang kamu bisa menjadi menantu Mama, jadi sekarang kamu harus panggil Mama" pinta Mama melati, kemudian memeluk putri dengan sangat hangat.
"Mama, sudahlah tinggal kan mereka, pasti mereka lelah, ohh.. kamu juga jangan panggil Om lagi, hahaha" terdengar tawa riang dari papa mereka.

Sekarang hanya tinggal mereka berdua di ruangan tamu, semuanya keluarga sudah kembali ke kamar mereka masing-masing. jauh dari mereka terlihat bebera pegawai katering yang berjalan kesana kemari membersihkan semua piring makanan.

Angga berjalan ke arah kamarnya, sedangkan Putri berjalan ke arah kamar melati.
"Kamu mau kemana?" Tanya Angga kepada istrinya
"Kekamar ku" jelas Putri
"Sekarang kamar mu disana" jelas Angga kepada istrinya, dan menunjuk kamar yang di tempati angga.

"Tapi baju-baju ku"
"Melati sudah mengambil baju-baju kamu" jawab Angga singkat dan segera berjalan ke arah kamarnya lagi.

Jantung Putri berdebar dengan sangat kencang, menyadari apa yang mungkin akan di lakukan Angga kepadanya, seharusnya Angga tahu kalau putri masih duduk di kelas 3 SMA, walaupun dia memang hanya akan menunggu pengumuman UN, tetapi tetap saja Angga tidak bisa memaksanya.

Langkah kaki Putri sangat berat menuju kamar Angga, ketika pintu ia buka Angga sudah berada di atas kasur dengan menggunakan baju tidur, Putri tahu hari ini adalah hari yang berat bagi Angga, bisa terlihat dari wajahnya yang terlihat lelah.

"Syukurlah.. " kata Putri dalam hati.
Putri segera masuk ke kamar mandi, dan membersihkan semua make up yang ada di wajahnya, kemudian segera berganti pakaian dengan baju tidur.
Ketika Putri akan segera naik ke atas ranjang, Angga memanggilnya.

"Sini kamu " Angga berbicara dengan masih menutup matanya.
"Kepala ku sedikit pusing" jelasnya lagi.
Putri tahu apa yang seharusnya ia lakukan.

"Apa kamu ingin segelas susu?" tanyanya polos
"Tidak, kamu pijitin saja" pinta Angga kepadanya
Putri semakin khawatir dengan sikap Angga, ingin rasanya ia segera berlari keluar tetapi terlihat jelas, pintu kamar sudah dikunci. Akhirnya dengan perlahan Putri berjalan mendekati suaminya.
"Sini " kata Putri sambil memegang kening suaminya.
Putri terus memijit dengan sangat lembut, "bagian mana yang sakit?"
"Iya yang itu, lagi" pinta Angga kepadanya. Mendadak mata Angga yang tadinya terpejam menikmati pijitan istrinya, sekarang malah terbuka, melihat itu Putri sedikit kaget dan akan segera berdiri dari tempat tidur, tetapi Angga segera menahan tangannya agar tetap berada di keningnya.

"Kamu takut?" Tanya Angga kemudian
"Sedikit" jawab Putri singkat
"Aku juga " jawab Angga jujur.

Kemudian tanpa Putri sadari tangan Angga sudah mulai membelai rambutnya, menghipnotis putri untuk tetap hanyut dalam setiap belaian suaminya, dengan cepat Angga menarik Melati ke arahnya, mencari bibir yang sangat ia rindukan, dan menciumnya dengan cara yang berbeda kali ini, lebih lembut dan halus, bukan menuntut seperti ciuman mereka yang terakhir.

Me (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang