14. (End)

12.2K 393 66
                                    

Putri pulang ke rumah sekitar jam 4.00 pagi, karena ia memiliki kunci cadangan rumah, jadi ia masuk secara diam-diam, berharap tidak akan membangunkan seisi rumah.
Karena nanti jam 8 pagi, ia ada meeting penting, sehingga Putri harus segera pulang dan bersiap-siap untuk meeting tersebut, sedangkan di kamar hotel Melati masih terlelap dengan kebahagian yang luar biasa.

Sejenak Putri melihat kearah kamar Angga, mungkin ia sudah tertidur, Putri sangat ingin membangunkan suaminya untuk sholat subuh, tetapi ia khawatir Angga malah tidak suka dengan sikapnya.
Putri segera berjalan kearah pintu kamarnya, membuka pintu kamar itu. Dan kaget melihat raut kemarahan yang menyala di wajah suaminya.

"Plak" sekali lagi tangan Angga melayang ke pipi putri. Tamparan Angga cukup keras, terlihat meninggalkan bekas merah di pipinya.

"Benar-benar wanita murahan" hardik angga.

tanpa di komando, air mata telah mengalir di pipi Putri.

"Jangan nangis, sebagai seorang suami aku pantas memukul mu" kata angga dengan suara yang keras.
"Aku benar-benar jijik melihat mu, sudah berapa laki-laki yang kamu ajak pergi ke Hotel?" tanya Angga dengan penuh emosi.

Karena emosi, Putri juga berkata dengan kasar kepada Angga.
"Baik, aku memang membawa laki-laki ke hotel, setidaknya aku tidak hamil" balas Putri.

"Sedangkan Kamu? Ohh..ternyata selama tiga tahun ini hidup bersama dengan mantan pacar mu, padahal kamu bilang alasan ke new York untuk pekerjaan, tetapi apa?"
"Aku sudah melihat foto-foto mesra kalian" Putri melempar foto-foto yang tadi di berikan mantan kekasih suaminya itu.

"Dia bilang, dia mengandung anak mu, selamat !! Karena sukses membuat keluarga mu malu, dengan melahirkan anak di luar nikah" hardik Putri dengan penuh emosi.
"Aku berharap anak itu tidak akan memiliki sifat seperti kamu" kemarahan Putri semakin memuncak.

"Tidak akan, anak itu akan diakui di keluarga ini, bukan seperti kamu yang tidak pernah dianggap keberadaannya." kata-kata itu keluar begitu saja dari mulut Angga, karena kebencian yang ia rasakan kepada istrinya.

Mendengar kata-kata itu, membuat Putri tidak bisa berkata apa-apa lagi, itu adalah pembenaran dari angga, bahwa ternyata kekasihnya memang sudah mengandung anaknya, dan ucapan angga memang benar, selama ini dia tidak pernah dianggap sebagai seorang Istri.

"Putri saat ini aku ceraikan kamu, dengan talak satu"
Angga segera meninggalkan kamar Putri, dan masuk ke kamarnya.

Ketika Angga meninggalkan kamarnya, putri tahu sekarang ia resmi menjadi seorang Janda.
Putri tidak takut hidup sebatang kara, karena awalnya sebelum mengenal keluarga ini dia juga hidup sendirian.

*****

Putri sedang dalam penerbangan menuju tempat yang jauh, ia akan menenangkan pikiran, mencoba memulai kehidupan baru di tempat yang asing, dimana tidak ada orang yang akan mengenalnya, dan ia juga tidak mengenal mereka.

Bekas tamparan Angga masih berbekas di pipinya, ia beryukur Angga menceraikannya, walau dengan cara yang menyedihkan.
di dalam hatinya Putri turut bahagia karena Angga akan memiliki seorang anak, karena sudah hampir bisa di pastikan ia tidak akan memiliki anak, benar-benr tidak ada yang bisa di tawarkan Putri lagi dari dirinya untuk keluarga mereka.

di perjalanan Putri berfikir, ini adalah yang terbaik untuk semua orang. Sebentar lagi Melati dan Radit akan segera menikah, Mama dan papa akan lebih banyak menggunakan waktu mereka untuk berlibur, menghabiskan masa-masa tuanya. Karena Angga sudah kembali ke perusahaan, maka putri tidak perlu mengkhawatirkan bisnis mereka tidak akan berjalan dengan baik. Tidak hanya itu, Angga juga akan segera menikah dengan wanita yang sangat di cintanya, karena dari awal sebenarnya putrilah yang menjadi orang ketiga, perusak hubungan mereka, bukan mantan kekasih Angga.

Me (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang