Hujan

15 2 0
                                    

            "Na ceritain dong tadi ngapain aja? kemana aja?" Tanya Shasha antusias setelah beberapa saat kami naik keatas, ke tempat tidurku setelah ganti baju.
            "Ish penasaran banget si? Cuman nganterin pulang juga." Kataku malas.
            "Ah masa si? Seriusan ga diajak kemana-mana?" Tanya Citra.
            "Hm.. Diajakin makan si.."
            "Seriusan!? Dimana?" Sahut mereka serempak.
            "Ituu pokonya kayak restoran mirip kafe-kafe gitu deh, gatau sebelah mananya pokoknya tempatnya di seberang jalan arah kerumah kita gitu." Jelasku singkat.
Dan seperti yang bisa ditebak, kami menghabiskan seluruh sore itu dengna perbincangan alay ala anak SMA biasanya. Saking serunya aku baru sadar Shasha tak mengungkit sedikitpun tentang buku tadi pagi, entahlah aku senang ia tak membicarakannya lagi dengan begitu aku bisa tenang dan tak ada apapun yang harus kupikirkan.
            Aku menatap jendela kamar, kacanya dipenuhi embun dengan gerimis yang mengiringinya semakin lama semakin deras. Aku harap Patra sudah sampai rumah saat ini, langit semakin gelap seolah mengamuk melampiaskan kekesalannya. Shasha dan Citra masih asyik membahas banyak hal, aku lelah, rasanya ingin tidur begitu lama, aku harap aku bertemu Patra dalam mimpi. Patra aku rindu...
                                                                   ***
            "Na! Nania bangun!" Seseorang menggoyang-goyangkan tubuhku sambil berteriak parau. Aku mulai membuka mata, mengedip beberapa kali lalu bangun. Dan boom! Like, whaatt?? Serius demi apa lo!? Aku berteriak protes dalam hati. Masih tidak percaya dengan apa yang terjadi. Aku kembali lagi ke hutan itu, tempat dimana mimpi buruk dan ketakutan adalah tuan rumahnya. Aku menatap Shasha gemas, rupanya yang riang dan hangat itu kini layu. Tubuhnya agak gemetar dan menatapku cemas.
            "Sha? Shasha.." Aku terkesiap menghampiri dan memeluknya, seakan bilang semua akan baik-baik saja. "Aku ada disini, gapapa." "Sekarang ceritain semuanya, ada apa?" Aku masih berusaha menenangkannya dan berusaha mencari tau apa yang telah terjadi dan terus berusaha agar ia segera menjelaskan situasinya.
            "N-Na.." ia masih berusaha mengatur emosi dan nafasnya "K-kita cari tempat yang aman dulu yuk, aku takut." Wajahnya semakin pucat. Aku hanya mengangguk dan membopong Shasha ke sebuah pohon besar yang akarnya menyerupai gua.
            "Sekarang ceritain ada apa? Kok kita bisa disini lagi si? Padahal tadi baru aja ngobrol dikamar kan?" Banyak pertanyaan muncul dalam kepalaku yang tak bisa lagi ditahan, aku harap itu tidak membuat Shasa stres.
            ""

.....................
Tungguin lanjutannya yaa.. tetap stand by di page ini, soalnya author lg sibuk bgt. See yaa🙏

Book SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang