5

113 23 2
                                    

"Besok festival, baka. Setidaknya buat panggung hiasanku berguna.."

Perkataan itu, kuharap bisa mencapainya. Orang yang menyelamatkanku dua hari yang lalu dari kecelakaan, sekarang terbaring tak berdaya di atas ranjang rumah sakit. Dia belum bangun juga. Kecelakaan itu membuatku merasa bersalah.

"Kenapa kau tidak lekas bangun sih?" Dengan suara bergetar, aku bertanya pada tubuh lemah ini.

"Apa kau tidak ingin melihat festival sekolah? Aku sudah berjuang mengaturnya sebisaku.. Apa kau menghargai jasaku? ..A-aku.. sudah membuatnya agar kau terpesona.. A-aku... hiks.."

Tak kuasa menahan ini lagi, air mataku mengalir bersama penyesalan. Aku menyesal. Seharusnya aku saja yang ditabrak. Tidak! Jika aku ditabrak, kemungkinan besar dia juga akan menyesal seperti ini. Tapi, jika keadaannya terbalik, kenapa dia harus menyesal? Kenapa aku harus berbaring? Kenapa harus ada kecelakaan? Itu semua salah siapa? Aku tidak mengerti. Tidak ada yang mengerti.

"A-aku... hiks.. hanya ingin.. kau kembali.. sadar.. Ku-kumohon.. sa-sadarlah.." aku bergumam; menggenggam erat tangan dingin itu sambil terus terisak

Sudah cukup lama aku berdiam diri di kamar rawatnya, tapi tidak ada tanda-tanda ia akan sadar. Aku sudah lelah menunggu. Lebih baik aku pulang saja.

Aku beranjak dari tempatku; berencana ingin pulang. Lebih baik aku menenangkan diri di rumah sebelum acara besok.

"...Ano.."

Suara merdu yang ingin kudengar akhirnya bersuara. Keajaiban muncul sesuai permohonanku.

"Gu-gumiya..."

"Ma-maaf... Kau... siapa?"

Jleb

Serasa panah menusuk langsung ke hatimu hingga tembus. Kau tidak menyangka, Gumiya mengalami lupa ingatan. Setelah waktu yang cukup lama kau menunggu bangunnya ketua OSIS itu, akhirnya dia terbangun dalam keadaan lupa padamu. Sungguh menyakitkan, tapi itu kenyataan. Namun, kau tidak ingin menerima itu semua. Tidak ingin menerimanya sama sekali.

"Gu-gumiya.. I-ini aku, [Y/n]. Kita teman sekelas"

"[Y/n]? Aku tidak ingat punya teman bernama itu"

"Dua hari yang lalu kau kecelakaan karena kau menyelamatkanku dari mobil yang hendak menabrakku. Apa kau ingat?"

"Ya, aku ingat soal itu"

"Lalu, apa kau tau soal festival yang akan diselenggarakan sekolah kita?"

"Ya, aku ingat"

"J-jaa, apa kau ingat jabatanmu di OSIS?"

"Aku ketuanya"

"Lalu... kenapa kau tidak ingat tentangku?"

"Yang kuingat, aku punya kucing. Namanya [Y/n]"

"Heh?"

"Dia manis, imut, dan cantik. Namun, terkadang dia suka bawel, suka berdebat denganku, bahkan cengeng ketika aku kecelakaan"

Seketika, wajah cemasku berubah datar. Sungguh menyebalkan. Orang yang baru siuman dari tidur dua harinya menjahiliku. Dia hanya pura-pura hilang ingatan. Dan tunggu. Dia menyebutku apa tadi? Kucing?!

"Hei! Aku bukan kucing!" Bentakku ketika menyadari semua itu

"Kau sangat polos. Kau bahkan baru sadar jika aku menyebutmu kucing"

"Dasar Usaya!" Aku tersenyum miring memberikan sebutan itu. Antara aku sadar atau tidak memberikan sebutan itu. Sebutan aneh.

"Usaya? Apa maksudnya itu?" Tanya Gumiya; bingung dengan panggilan yang kuberikan

"Usagi Gumiya!"

"Chotto! Aku bukan kelinci tau! Aku ini pria keren yang menjabati ketua OSIS di sekolah! Jangan macam-macam!"

"Wow, aku takut~ Tapi itu salahmu sendiri! Rasakan ini! Hmph!" Aku memukulinya beberapa kali

"Adududuh.. Sudah, hentikan! Sakit tau!"

"Menyebalkan! Kau menyebalkan! Aku menunggumu bangun agar kau bisa ke festival bersamaku! Bukannya tidur disini sambil menatap langit-langit kamar tanpa melirik sekolah sekalipun! Jika saja kau tidak menyelamatkanku, kau pasti tidak akan berujung sekarat seperti ini disini. Seharusnya kau mati saja! Kau memang niat mengerjaiku! Mati saja sana! Tapi-!"

Setelah memberikan bentakan beruntun, aku terhenti. Kata-kataku tercegat. Aku tidak habis pikir akan mengatakan hal itu.

"Tapi?" Gumiya menunggu kelanjutan dari perkataanku

"Tapi..." aku masih malu untuk mengatakannya

"Ya..?"

"A-aku... tidak sang-"

"Permisi. Megpoid-san butuh pemeriksaan. Kebetulan jam rujuk sudah usai"

Seorang perawat memasuki kamar rawat Gumiya, membuatku tidak sengaja memotong perkataanku. Sungguh, semoga perawat itu mendapat berkah! Aku terlindungi sekarang!

"Ah, baiklah. Gumiya, kalau begitu aku pulang dulu" aku berpamitan pada Gumiya.

Kuraih tasku yang kuletakkan tak jauh dari ranjang yang Gumiya gunakan.

"Aku pamit, ya. Besok festival sekolah, kau tidak perlu datang. Jangan paksakan dirimu, oke?"

Aku mulai beranjak pulang. Namun, langkahku terhenti karena tangan yang melilit di lenganku. Tangan putih yang gentle.

"Gumiya?"

"Kenapa cepat sekali kau ingin pulang? Tunggulah sebentar lagi"

Rasa senang sempat menyelimutiku. Tapi aku tidak boleh egois. Gumiya butuh istirahat. Lagian, kasian perawat ini jadi obat nyamuk antara kami.

"Maaf, Megpoid-san. Anda butuh istirahat lebih agar luka-lukamu tidak terbuka" sekali lagi, perawat itu menegur.

"Gumiya, aku harus pulang.. Besok akan kujenguk kau lagi setelah festival. Aku tidak akan menonton acara utamanya" bujukku agar ia mau melepaskanku

"Tontonlah sampai acara utama! Berjanjilah padaku!" Gumiya mengarahkan jari kelingkingnya; memintaku untuk berjanji.

"Tapi, bagaimna dengan-"

"Ayo berjanji!"

Aku bingung. Gumiya terus membuatku berjanji padanya. Tapi aku tidak tega meninggalkannya demi menonton acara utama di festival nanti. Tapi aku juga tidak ingin membuatnya kecewa.

Kutarik napas dalam, lalu kukaitkan jari kelingkingku dengan jari kelingkingnya.

"Aku janji akan hadir di festival sampai acara utamanya selesai" kubuat janji ini agar ia tidak kecewa.

"Baiklah kalau begitu. Sudah ditetapkan, ya! Jangan langgar janjimu!"

"Baik. Apa aku boleh pulang sekarang?"

"Ya, tentu"

"Kalau begitu, sampai nanti"

Aku keluar dari ruang inapnya. Rasanya aku senang bisa menjadi yang pertama saat ia sadar. Entah dimana orangtuanya, Gumi pun tidak ada disana. Sudahlah. Yang penting aku bahagia dan dia sudah sadar.







- - -
Yippii~~ >_<
Gumiya udah bangun dari tidur panjangnya. Akhirnya ada juga seorang putri yang membangunkannya dari tidur panjangnya :v
Walau kelihatannya amburadul, semoga reader suka sama cerita chappy kali ini.. Sekian sambutan dari Ane, terima kasih~ ^_^

Way To Love [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang