12 (2)

145 16 6
                                    

Krieet

"Konnichiwa, Gumiya-san"

"Um? Oh, kau lagi"

Aku tersenyum kecut mendengar apa yang Gumiya katakan. Well, memang aku setiap pulang sekolah mendatanginya dengan alasan mencari adiknya, Gumi. Namun, hari demi hari aku menjenguknya, dia menyadari tujuan utamaku datang berkunjung.

"Apa kali ini kau ingin memintaku untuk mengajarkanmu tugas sekolah?" Tanya Gumiya to-the-point. Ya, setiap hari aku selalu bertanya padanya tentang tugas sekolah. Sekalian aku mengajarinya materi yang dia lewatkan. Tak apa, 'kan?

Aku tertawa kecil. "Kali ini alasanku bukan untuk itu, Gumiya-san. Aku hanya ingin... bercerita denganmu"

"Apa yang ingin kau ceritakan?"

"Aku.. suka dengan seseorang"

...Tentu saja itu kau, Gumiya.

"Tapi, aku tidak bisa menggapainya"

"Kenapa? Apa dia sudah tiada?"

"Tidak.." aku berusaha untuk menahan tangis. "Dia.. melupakanku"

"Lalu, bagaimana bisa kau menyukai orang yang tega melupakanmu?"

Aku tertegun mendengar pertanyaan yang dia lontarkan. Itu sama saja kalau dia menyuruhku untuk melupakannya. Walau hati ini berguncang karenanya, aku masih bisa bertahan selagi dia masih bisa kulihat. Walau dia tidak mengingatku, aku masih bersyukur karena bisa berbicara dengannya.

Aku mengembangkan senyum terbaik yang kupunya. "Setidaknya, aku masih bisa berbicara dengannya! Kau seharusnya sadar akan hal itu, Gumiya-san! Kau sudah menyukai seseorang!"

Gumiya menampilkan wajah heran. "Sadar akan apa? Aku tidak pernah menyukai seorang wanita. Jika kau berkata aku menyukai sesama jenis, maaf saja. Aku masih lurus"

Keceplosan..

"Eh?! A-ahahaha!" Aku menggaruk tengkukku. "Mu-mungkin saja kau memiliki wanita yang kau sukai di dunia ini!"

Gumiya mengalihkan pandangan menatap jendela. "Ada"

"Heh?" Aku terkejut dengan pernyataannya. "Si-siapa?"

"Kaa-san" jawab Gumiya dengan watados

"O-oh.." aku tersenyum lega. Lalu, sekelebat memori terputar di kepalaku. "Oh, iya!"

"Hmm?" Gumiya melirik kembali ke arahku

"Ini!" Aku memperlihatkan sekotak bekal pada Gumiya

Gumiya terlihat menerka-nerka apa isi kotak bekal ini. "Apa itu?"

"Seperti yang sudah kujanjikan, aku membuatkanmu makan siang!" Seruku antusias

"Wah~ Arigatou ne, [Y/n]" ucap Gumiya sembari mengambil kotak makan siang dari tanganku. Gumiya membuka kotak itu. "Wah~ Naget wortel~"

"Em.. Apa kau suka?"

"Suka!"

Gumiya segera melahap makanan yang dibuat olehku dengan perasaan gembira. Wajah antusias yang dikeluarkannya membuatku ikut tersenyum dengan bercak merah di pipiku. Sudah lama aku menantikan senyuman yang dikeluarkan Gumiya selama ini. Hanya karena aku membuatkan makanan, dia tersenyum lebar sebagai tanggapan.Krieet

"Konnichiwa, Gumiya-san"

"Um? Oh, kau lagi"

Aku tersenyum kecut mendengar apa yang Gumiya katakan. Well, memang aku setiap pulang sekolah mendatanginya dengan alasan mencari adiknya, Gumi. Namun, hari demi hari aku menjenguknya, dia menyadari tujuan utamaku datang berkunjung.

Way To Love [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang