Bab 1 : Komunisme dan Penyihir

514 57 10
                                    


Warning : Contains Typo(s) and broken grammar⚠

-----------------------

Indonesia,1926.

Aku dan Keluargaku dan beberapa keluarga lain-terpaksa ikut terseret  pemberontakan Kaum Komunisme. Kami bukannya mau,tapi kami sudah tidak punya pilihan lagi. Anggota PKI sudah merawat kami dengan  baik, dan untuk itu kami selamanya ber terima kasih. Kaum Penyihir seperti kami mungkin seharusnya sudah dibakar duluan oleh kaum pribumi. Reputasi Penyihir sangat tidak bagus di Indonesia. Kami digambarkan sebagai seseorang yang akan meracuni semua non-penyihir atau bahkan haus darah. Tapi PKI-yang sudah beberapa kali membongkar dan mencuri arsip arsip pemerintahan kolonial Belanda,menemukan sebuah koran yang memuat berita bahwa ada kegemparan yang terjadi di Eropa. Ada seorang penyihir jahat, Grindelwald namanya yang gencar membunuhi banyak warga sipil yang tak bersalah. PKI melihatnya sebagai kesempatan untuk menakut-nakuti Belanda dengan merekrut kami,Kaum Minoritas penyihir di Indonesia.
Sejak saat itu,PKI berusaha menghubungkan kami dengan suatu organisasi Sihir di Amerika-MACUSA. Mereka menulis banyak surat surat permohonan bantuan perlengkapan sihir untuk kami,agar kami bisa menguasai sihir dengan baik untuk menggunakannya melawan Kolonial Belanda. Kami masing masing keluarga mendapat satu tongkat sihir yang digunakan secara bergilir. Kami mempelajari banyak hal yang berkaitan dengan sihir. Kami jadi tahu banyak komunitas sihir tersebar di seluruh dunia.  Untuk pertama kalinya, dalam hidup kami sebagai penyihir pribumi di Indonesia-yang lebih tertindas dari kaum pribumi yang tertindas oleh kolonial Belanda merasa bersyukur terlahir sebagai  penyihir. Kami bisa membantu PKI, dan juga bisa menghentikan 300 tahun penjajahan Belanda yang penuh penderitaam.   

Akhirnya hari yang ditentukan tiba. Kami sudah siap menyerang Kantor Pusat Kolonial Belanda di Indonesia. Tapi kami kalah jumlah. Anggota PKI banyak ditangkap dan kami, para penyihir hanya bisa melumpuhkan beberapa petugas Kolonial Belanda sebelum tongkat kami di patahkan dan kami juga di tangkap.

Aku dan keluargaku berhasil kabur dengan tongkat utuh, tapi kemudian kami berpapasan dengan salahsatu Jenderal Belanda bermuka bengis. Anehnya saat dia melihat tongkat kami, matanya melebar kemudian dia menyeret kami ke gubuk kosong.

Dus u drie zijn wizards?” Kami bertiga tidak mengerti apa yang dikatakannya. Kami hanya bisa Bahasa Inggris.

Ayahku tampaknya mengerti sedikit, jadi dia membalas cepat cepat, “Wi-wizards? Yes, w-we are one of them,”  Tampak mata pria itu menunjukkan rasa kasihan. Dia kemudian mengeluarkan sebuah saputangan lusuh dari kantongnya juga tongkat, lalu mengarahkan tongkat tersebut ke saputangan itu seraya bergumam. Saputangan itu berpendar bersama dengan teriakan di luar gubuk.

heer? Ben je binnen?”Pria itu dengan cepat menyorongkan saputangan lusuh itu kepada kami. “Quick, run with this portkey! You’ll be sent to New York!”bisik Pria itu panik. Kedua orangtuaku ragu ragu apakah harus mempercayai pria ini. Kami tahu apa itu Portkey,tapi tetap saja-

heer, bent u goen? We zullen binnen komen!”Gubuk mulai bergetar sedikit.

They are coming in! Just go!”Pria Belanda itu meletakkan tangan kami bertiga secara paksa di saputangan lusuh itu.

Tiba-tiba aku merasa seakan ada kaitan di belakang pusarku yang mendadak ditarik tak tertahankan ke depan.Kaki kami terangkat dari lantai gubuk. Pada saat yang bersamaan, gubuk didobrak paksa,mengakibatkan pegangan kedua orangtuaku lepas dari saputangan lusuh itu.

“(Y/N)!”Kedua orangtuaku berteriak sambil mencoba menggapai saputangan tersebut.”Buk! Pak!” Aku mendekatkan saputanganku ke jemari kedua orangtuaku, tapi kemudian aku melesat ke depan dalam deru angin dan pusaran warna. Tanganku menempel ke saputangan seakan jari jari itu menariknya secara magnetis ke depan dan kemudian..

Invades ~ Newt Scamander X Reader Fanfiction [Indonesia Version] ON HOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang