Part 6

23 1 0
                                    

Mondar-mandir itu yang kulakukan sekarang.Aku sedang menunggu kabar dari Johan,seharusnya jam segini ia telah sampai diBatam.Apa mungkin dia belum sampai ?
tapi, dari Jakarta ke Batam dengan menggunakan Pesawat tidak membutuhkan waktu yang lama,setengah jampun tidak sampai.

Berpikiran Positif.Aku memutuskan untuk mengunjungi rumah Johan.

.
.
.

Memasuki Perkarangan rumah Johan.Aku mendengar suara ribut dari dalam rumah.
apa yang dilakakukan keluarga Fernando?suara mereka begitu nyaring padahal pintu rumahnya tertutup,tapi aku masih bisa mendengar suara mereka.Tidak biasanya.

Ting....tong..ting..tong.

Lama sekali mereka membuka pintunya.berniat memencet kembali Bel Rumah namun niatku terhenti saat pintu akhirnya terbuka juga.

"maaf,kakak siapa ya?" Perempuan inikan?apa yang dia lakukan dirumah Johan. Menatapku bingung dia menantikan jawaban dariku,aku menatap tidak suka padanya.Begini caranya menyambut tamu seharusnya dia menyuruhku masuk bukannya malah mengintrogasiku didepan pinti,dasar tidak sopan.

"Apa yang kau lakukan disini?" owh.Dia nggak ingat sama aku ternyata, tapi tenang saja aku memiliki ingatan yang sangat bagus,jadi mari aku ingatkan siapa aku sebenarnya.

"Calon Istri Johan Fernando"kulihat ada gurat kekagetan pada wajahnya.

Tanpa memperdulikan kebingungannya.Aku masuk kedalam rumah meninggalkannya dengan seribu kebingungan.Kulihat Ibu Santi yang mondar-mandir diruang Tamu entah apa yang dilakukan Ibu,ada botol kecap ditangannya.Sadar akan kehadiranku Ibu santipun menyapaku.

"Fishya...kamu sayang?" entah kenapa aku merasakan kecanggungan pada gerak-gerik dan nada suara Ibu Santi.

"Iya,wah sepertinya ada acara? ribut sekali aku bisa mendengar suara kalian diluar."
jangan salahkan aku yang menanyakan alasan keriuhan mereka tadi,aku benar-benar penasaran dan juga heran tidak biasanya keluarga Fernando membuat acara atau Pesta tanpa mengundangku.

"Sayang,mana Kecapnya? aku harus melumuri dagingnya dengan kecap" tiba-tiba Ayah muncul dan sempat kulihat ada kilatan kaget pada mata Ayah.

"Oh-i..ini Ayah,cepatlah kebelakang nanti Dagingnya bisa gosong"Ayah menatapku sesaat lalu memberikanku senyum,beberapa detik ia arahkan matanya kearah belakangku lalu bergegas keluar melalui pintu dapur.

"Ayok sayang duduklah,Ibu akan membantu Ayah didapur.Lisya kamu temani nak Fishya disini,ibu kedapur dulu."setelah ibu menghilang dari pandanganku,akupun duduk disofa dan kulihat perempuan itu mulai mendekat padaku dan akhirnya ikut duduk disebahku.
.
.

Keadaan diruang tamu sunyi hanya sesekali terdengar suara Ibu Santi dan Ayah Dirga dari dapur entah apa yang mereka bicarakan namun sayup-sayup aku mendengar namaku dan johan disebut dan disusul juga nama perempuan ini.ya Lisya, aku begitu berat menyebut namanya entahlah aku begitu kesal padanya.

Drrttt...drttt...drtt...

suara getaran pada seluler yang berada di meja menjadi pusat perhatian aku dan perempuan yang berada di sampingku.Saat akan menjulurkan tanganku untuk mengangkat panggilan dari Johan -aku melihat nama Johan pada layar seluler itu,karena seluler itu berada tepat didepanku- perempuan itu sudah mendahuluiku mengambil seluler yang berada dimeja,Kulihat ia begitu semangat.

"Mas Johan.iya ini aku Lisya,Ibu dan Ayah sedang didapur" apa tadi ia memanggil Ibu dan Ayah juga? sedekat apa keluarga Fernando dengan perempuan ini? apa melebihiku? tidak aku yakin mereka lebih dekat denganku karena selama ini Ibu dan Ayah begitu menyayangiku, dan mereka sudah menganggapku seperti putri mereka sendiri.

Cih,apa itu. Beraninya Ia bertingkah centil dengan sok-sok'an tertawa sambil menutup mulutnya.Merasa dipandangi, perempuan itupun segera berpindah tempat dan meninggalkanku sendiri diruang tamu.
Dasar perempuan menyebalkan,berani-beraninya ia bertingkah seperti itu.Heyy..aku Calon Istri Johan kenapa dia tidak memberikan Seluler itu padaku saat tau yang menelpon itu Johan.

Tidak mau kalah akupun  bergegas kedapur.ya aku akan mengambil seluler itu, enak saja dia yang berbicara pada Johan.Aku juga merindukan Johan jadi aku juga ingin berbicara dengan Johan.

Langkahku terhenti di ruang tengah yang dijadikan ruang untuk  makan.pemandangan dimeja makan membuat hatiku terluka.

"Sayang jangan lupa makan dan kau harus tidur yang teratur jangan terlalu malam tidurnya" Kulihat seluler itu sudah berpindah pada Ibu. Disampingnya ada Ayah dan perempuan itu yang duduk di meja makan kulihat lengan perempuan itu memeluk Ibu.Aku bisa mendengar suara Johan dari tempatku berdiri,mereka melospeaker suara ponselnya.

Sekarang aku tau porsiku bagi mereka seberapa besar,dan ternyata porsiku dibawah perempuan itu.Aku dapat melihat kedekatan mereka dengan perempuan itu.Begitu dekat hingga mereka lupa dengan keberadaanku.

TBC

Selamat membaca
vote dan comentnya jangan lupa ya...

with me,

Afiah_ Hidayah

EGOISTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang