Part 8

35 2 0
                                    

Uda jam sepuluh pagi ternyata.Seharusnya jam segini Papa nelpon kerumah.Menjadi kebiasaan sejak dulu jika weekend Papa akan menelepon kerumah untuk menanyakan kabarku.Semenjak pisah dengan mama,Papa memutuskan untuk menetap di Amerika untuk mengurus perusahan Adikumara dan setiap sebulan sekali akan pulang keindonesia.Bohong jika aku tidak merindukan Papa.Memang Papa setiap weekend akan menelponku,tapi tetap sajakan berbeda rasanya jika bicara melalui video call, aku nggak bisa meluk dan manja-manja sama Papa.

Tok... Tok..

"Non... Dibawa ada tamu" suara ketukan pintu dan dibarengi oleh panggilan dari Bi Minah sukses membangunkanku dari lamunan.

"Iya Bi,suruh tunggu sebentar aku mau mandi dulu"

"Cepat ya Non.Bibi mau kepasar soalnya"

Dengan segera Aku bangkit dari kasurku yang empuk menuju lemari untuk mengambil baju dan bergegas kekamar mandi untuk mandi.Siapa sih jam segini uda kerumah? nggak mungkin Papa.jika Papa, Bibi tidak akan mengetuk Pintu kamarku dan mengatakan ada Tamu.Bibi Minah akan berteriak dengan lantang memanggilku dari lantai bawah.hehe.. sudah lama menjadi pengurus rumah membuat Bi Minah dan Kang Ujang tidak Segan lagi pada Papa dan Aku,Papa sudah menganggap kedua pengurus rumah itu sebagai keluarga sendiri.
.
.
.
Selesai Mandi dan berganti baju,Aku berjalan menuju ruang tamu untuk menghampiri Sang tamu.

"Lha..mana tamunya?" Bingung.apa Bi minah mengerjaiku? nggak mungkin.Apa mungkin tamunya uda pulang.

"Bi..Tamunya uda pulang ya?" kebetulan Bi Minah lewat dengan memegang keranjang belanjaan.

"Oh..tamunya lagi ditaman.ya udah Non. Bibi kepasar dulu"

Ditaman?siapa sih.Penasaran dengan sang tamu akhirnya akupun melangkahkan kakiku kearah Taman.sesampainya ditaman aku mencari keberadaan Tamu dan untuk kedua kalinya aku dibuat kebingungan.Yeps..Tamunya gak ada.
Sumpah siapapun Tamunya.Dia sukses membuatku naik darah.

"Dasar Tamu Menyebalkan."

"Siapa yang menyebalkan?"

Deg.

Suara ini.Nggak mungkin,orang menyebalkan itu masih diluar Kota.jadi nggak mungkin sekarang dia ada disini.Dengan segera aku membalikan badanku dan hal pertama yang tertangkap oleh indra penglihatanku adalah sosok pemuda dengan baju Kantoran yang tidak terlihat rapi lagi.Lihatlah kemejanya sebagian sudah terlepas dari dalam celananya dan sebagian lagi masih didalam celana dan lengannya juga digulung hingga siku dan jangan lupakan dasi beserta jas yang telah hilang dari tubuhnya.

"Johan..." Tanpa pikir panjang lagi,Aku menghampiri lebih tepatnya berlari dan melompat kedalam pelukan  Sang Pemuda yaitu Johan.Aku memeluknya dengan begitu erat.errr apa aku terlihat like a Monkey? Bodoh amat.Aku benar-benar merindukan Laki-laki yang ada dalam pelukanku ini sekarang,dua hari tidak melihatnya membuatku setengah mati merindukannya.eh? dua hari.Bukankah seharusnya Johan pulangnya besok.

"Kok kamu pulangnya sekarang? katanya kamu diBatam tiga hari?"melepaskan pelukanku dengan setengah hati, aku mulai menanyakan pertanyaan yang terus berkecamuk didalam otakku.

"Ada gadis menyebalkan yang marah padaku dan mematikan Telefonnya sehingga membuatku susah menghubunginya"

Eh..oh iyaya akukan kemaren kesal pada Johan dan mematikan selulerku dari kemaren.Tunggu apa Johan kuatir padaku?

Blush...

Air... air.. tolong berikan Fishya air.Fishya gak kuat.

"Kemaren aku kesal sama kamu makanya aku matiin telefonnya.Kamusih nyebelin aku semaleman nangisin kamu tau.kamu tuh uda sukses nyakitin aku" Upss..aduh kenapa bisa keceplosan sih.ininih kebiasaan lama.aku emang gak pernah bisa bohong sama orang yang aku sayangi.dan mulutku akan mengeluarkan semua uneg-uneg yang ada dihatiku tanpa bisa disaring dulu sama otak yang ada dikepalaku.

"maaf"

"Eh..."

"aku nggak bermaksud nyakitin kamu"

"Aku uda maafin Johan kok."mencoba memberikan senyuman terbaikku pada Johan,sebagai bukti aku benar-benar telah memafkannya.ya mauh gimana lagi,aku emang gak bisa lama-lama marah sama Johan.

"Hm..Thanks"

Tidak tahan lagi,dengan segera aku kembali memeluk Johan dengan begitu erat.Dan dapat kurasakan kedua lengan kokoh milik Johan juga balas memelukku.Memejamkan mata mencoba meresapi detakan jantung Johan yang berirama sama ditelingaku seperti detakan jantungku.Begitu cepat.Ini membuatku sesak,bukan sesak yang menyakitkan namun sesak yang membuatku setengah mati menahan gelombang kebahagiaan.Ku harap kau mulai Membalas perasaanku Johan.Karena sampai kapanpun kau adalah orang ketiga yang tidak dapat membuatku marah untuk waktu yang begitu lama setelah Mama yang menduduki posisi yang pertama dan Papa diposisi yang kedua.

TBC

Hai aku datang lagi.
selamat membaca dan jangan lupa vomentnya.

with me,

Afiah_Hidayah


EGOISTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang