Gab bangun dari tidurnya dan melihat sekeliling kamarnya yang sudah sangat lama dia tinggali. Gab melihat jam di dinding kamarnya dan sudah menunjukan pukul 11 siang dirinya langsung bangun dan bergegas ke rumah sakit.
"Mom." teriak Gab saat menuruni tangga rumahnya
"Brisik deh!" omel Deline saat melihat dirinya yang turun dengan pakaian rapihnya
"Mommy mana?" tanya Gab kepada Deline dan Deline hanya mengangkat bahu tidak tahu
Gab langsung menyambar tas dan berjalan menuju garasi, melihat koleksi mobilnya masih berjejer rapih di garasi membuatnya tersenyum.
Gab melajukan mobilnya menuju rumah sakit, sampainya di rumah sakit terlihat sosok Al sedang duduk di bangku tatapannya kosong, bajunya belum terganti yang Gab yakin Al tidak pulang dari rumah sakit.
Gab berdiri di hadapan Al, menyodorkan Roti dan susu yang dia beli di bawah. Tetapi Al bukan mengambil roti yang dia kasih alih-alih malah menarik lengan Gab dan memeluknya.
Membuat Jantung Gab dua kali berdetak lebih cepat, dan membuat Gab merasakan sesak di dadanya.
"Gua kangen lu." Al berkata membuat Gab terdiam di pelukan Al membiarkan Al memeluknya
"Jangan pergi lagi Gab." Al berkata lagi membuat Gab menahan air matanya
Ini yang Gab takuti, dia akan luluh kembali kedalam pelukan Al, Gab takut kalau nyatanya dia hanya berputar di garis yang sama, tidak ada perubahan, tidak ada kemajuan.
"Ehem." dehaman seseorang membuat Gab langsung melepaskan pelukan Al dan menoleh ke samping. Mendapatkan Michaell bersama Gita
"Hai." sapa Gab sambil tersenyum dan tak lama Al menarik lengan Gab membuat Gab menoleh
"Apaansih?" tanya Gab menatap Al dengan tatapan tajam
"Roti yang tadi mana?" tanya Al membuat Gab langsung mengasih roti dan susu kepada Al. Lalu dirinya memilih untuk duduk di samping Al memainkan handphonenya, mengcek Email yang masuk dari data perusahaan.
Saat lagi asik mengetik tiba-tiba handphonenya ditarik, membuat Gab langsung melotot tajam kearah Al yang mengambil handphonenya. Dan reflek Gab langsung memukul bahu Al
"Balikin Al!" teriak Gab yang sudah kesal membuat semua pengunjung menatap tajam ke arah Gab. Dan Al langsung menyumpal mulut Gab dengan roti isi miliknya
"Makan tuh roti, bawel." ucap Al membuat Gab langsung menarik Al yang hendak pergi membuat Al yang tidak seimbang menahan berat badannya langsung jatoh ke lantai bersama Gab di atasnya karena Al menarik lengan Gab.
Gab diam, kaget menjadi satu. Detak jantungnya mulai menggila, ini gak bisa dibiarin. Ini salah, batin Gab.
"Ish Al! Bego banget sih lu." omel Gab yang bangun dari pelukan Al dan memukul Al tanpa ampun.
Al membalas perlakuan Gab dengan mengapit pipi Gab membuat bibirnya mengerucut dan Al tertawa kencang. Seakan- akan tidak ada seseorang mereka asik dengan tingkah konyolnya padahal ada satu hati yang teriris melihat kelakuan dua orang di hadapannya.
Ckrek
Satu jepretan foto berhasil Al ambil dengan muka Gab yang dibilang absurd karena pipi Gab di apit oleh tangan Al. Membuat Gab langsung diam mencerna apa yang Al lakukan barusan.
"ALVREDO!" teriak Gab membuat Al langsung menutup mulut Gab dengan telapak tangannya
"Brisik! Ini rumah sakit, bodoh!" omel Al dan Gab langsung cengengesan, seakan baru sadar kalau sekarang dirinya berada di rumah sakit.
Tiba-tiba pintu ruangan Kila terbuka muncul dokter membuat Al langsunh bangkit dan menghampiri dokter.
"Dok, gimana keadaan adik saya?" tanya Al kepada Dokter tersebut yang dibalas senyuman yang sangat manis dikalangan Dokter
Al yang melihat Gab menatap Dokter dengan tatapan memuja, Al langsung menutup mata Gab dengan tangannya.
"Shakila sudah bisa dipindahkan di ruangan biasa." ujar Dokter kemudian pergi dan Al melepaskan tangannya dari mata Gab
"Ngapain sih lu make segala nutupin mata gua." protes Gab kepada Al yang sedang menatapnya
"Gak boleh! Ganjen banget natap natap dokter lu."
"Ye suka-suka gua, gua kan masih single gak ada yang nglarang dong." jawab Gab membuat Al terdiam, membenarkan perkataan Gab. Buat apa dirinya repot menutupi mata Gab saat ada Dokter tadi. Dirinya bukan siapa-siapa Gabriell.
"Gua kan temen lu." Al berkata setelah lama terdiam membuat Gab yang gantian terdiam mendengar ucapan Al
'Hanya dianggap teman, sudah biasa.' ucap Gab membatin
Memang nyatanya disini dirinya hanya cuma sebatas teman dengan Al yang diam-diam Gab mencintainya. Mau diapakan pun perasaan Al terhadapnya tidak akan berubah seperti yang dia harapkan
Salahkan perasaannya mengapa terlalu gampang menyukai sosok Al, padahal sudah jelas-jelas Al masih mencintai Gita yang sudah berstatus menjadi istri dari sahabatnya.
Jangan lupa V O M E N T !
Lasyuuu
-FitaFL💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Strong [Completed]
Romance[Seri ke- 2 Stuck On You] Sungguh indah bukan orang yang kamu cintai akan menikahimu, keinginanmu tercapai bisa hidup bahagia bersamanya, mempunyai keluarga kecil dengan orang yang kamu cintai. Tetapi, apakah dia mencintaimu seperti kamu mencintainy...