Bagian 3

1K 108 15
                                    

Viktor masih menetap di Jepang, ia masih betah tinggal di Hasetsu bersama Yuri. Setelah berhari-hari beristirahat, Viktor mulai melatih Yuri lagi. Terutama teknik lompatan lipat empat (quadruple) yang terkadang masih agak menyulitkan Yuri.

“Kalau kau sudah lancar melakukan quadruple flip, aku akan mentraktirmu makan malam!”janji Viktor.
“Su...sungguh? Hanya kita berdua.”tanya Yuri tidak percaya.
“Tentu saja, memangnya kau mau kita pergi dengan siapa lagi?”
“Ba...baiklah, aku akan berusaha!”
“Ganbatte-ne, Yuri!”

Yuri semakin bersemangat menjalani latihannya bersama Viktor. Hari demi hari berlalu, ia terus mengasah kemampuan lompatan lipat empatnya, terutama quadruple flip. Seringkali ia terjatuh, bahkan terluka karena gagal melakukan lompatan. Akan tetapi dia tidak menyerah, dia ingin berhasil dan merayakannya dengan makan malam bersama Viktor. Entah kenapa, dia ingin sekali bisa makan malam di restoran mewah bersama Viktor. Dia membayangkan makan malamnya dikelilingi cahaya lilin yang menciptakan suasana romantis. Membayangkan hal itu membuatnya malu sendiri.

“Ba...baka, apa yang aku pikirkan sih? Ti...tidak mungkin kan itu terjadi.”batin Yuri.

Yuri kembali melanjutkan latihannya. Akan tetapi, karena berkali-kali terjatuh ia pun terluka. Yuri meringis kesakitan.

“Ittai....”keluh Yuri
“Kau tidak apa-apa Yuri?”tanya Viktor.
“Tidak apa-apa, sepertinya hanya luka ringan!”
Viktor mengambil obat dan plester untuk mengobati kaki Yuri yang terluka. Jantung Yuri terasa berdebar-debar saat Viktor mengobati kakinya.
“Duh, jangan terlalu memaksakan diri, Yuri. Beristirahatlah.”pesan Viktor, ia menepuk pelan pundak Yuri.
“A...aku tidak sabar untuk bisa makan malam denganmu, Viktor.”ujar Yuri malu-malu.
Viktor mengangkat dagu Yuri dan mendekatkan wajahnya ke wajah Yuri seolah ingin mencium Yuri.
“Aku juga!”ujar Viktor sambil tersenyum ke arah Yuri.
Wajah Yuri memerah padam dan jantungnya berdegub semakin kencang.

Di Rusia, Yurio kembali berlatih dengan pelatih Yakov. Yurio sudah menunjukkan prestasi yang gemilang di usia muda, tidak kalah dengan Viktor. Tetapi dalam hati Yakov, dia masih ingin Viktor kembali berseluncur dan memenangkan medali emas. Ia memutuskan untuk menghubungi Viktor.

“Halo, Vitya!”sapa Yakov melalui telepon.
“Pelatih Yakov! Ada apa?”tanya Viktor.
“Apa cutimu sudah cukup? Kembalilah ke Rusia dan kembalilah berseluncur. Aku masih ingin melatihmu, ini masih terlalu dini untuk pensiun. Mengingat kau banyak memberi prestasi yang memuaskan di tahun-tahun terakhir ini.”

Viktor terdiam, dia masih bingung akan melanjutkan karir sebagai pelatih Yuri atau kembali berseluncur. Sebenarnya, ia masih ingin berseluncur. Akan tetapi, dia juga ingin menjadi seorang pelatih terutama pelatih bagi Yuri.

“Aku masih belum bisa memutuskan. Jika aku kembali, bagaimana nasib Yuri?”kata Viktor.
“Bukankah kau melatih Yuri Jepang itu untuk membantunya meraih medali emas di Grand Prix Final? Dia sudah mendapatkannya, misimu sudah selesai. Kembalilah berseluncur dan menangkan Grand Prix Final lagi! Tolong pikirkan lagi, aku akan menunggu jawabanmu! Secepatnya hubungi aku jika kau sudah memutuskan jalan mana yang kau pilih!”pinta Yakov.
“Baiklah, aku mengerti.”

Viktor menutup teleponnya, lalu ia melihat Yuri yang sedang berlatih keras. Ia mulai bimbang, jalan mana yang harus ia pilih. Menjadi pelatih atau melanjutkan karir lamanya sebagai peseluncur. Beberapa saat kemudian, Yuri kelelahan karena berlatih, ia beristirahat dan menghampiri Viktor.

“Viktooor! Bagaimana latihanku hari ini?”tanya Yuri. Semangat masih terpancar di matanya.
“Eh? Oh, kau sudah banyak peningkatan.”jawab Viktor.
“Hmm...”
“Ada apa?”
“Kau melihatku latihan atau tidak sih?”
“Tentu saja aku melihatnya, dari tadi aku hanya berdiri di sini.”
“Yah, aku hanya merasa kau tidak fokus saja hari ini.”
“Jadi kau menyadarinya ya?”
“Tentu saja, sudah berapa lama aku bersamamu?”

Viktor terdiam, ia bingung harus bercerita kepada Yuri atau tidak. Ia takut akan membuat mental Yuri down dan akan mengacaukan latihannya.

“Viktor, ada masalah apa?”tanya Yuri.
“Kalau aku ceritakan, aku takut akan membuat mentalmu down. Aku tidak ingin itu terjadi, aku bisa mengacaukan latihanmu.”jawab Viktor. Raut wajahnya terlihat sedih.
“Ceritakan saja padaku! Saat kau menjadi pelatihku, mentalku menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Aku tidak apa-apa.”
“Aku hanya..., baru saja menerima telepon dari Yakov. Dia.... menginginkanku kembali berseluncur. Apa tidak apa-apa jika aku kembali berseluncur?”
Yuri terkejut, ia terdiam sesaat. Air mata mulai mengalir di pipinya.
“Apa yang dia bicarakan? Apa Viktor sudah bosan denganku sehingga dia memilih untuk berhenti menjadi pelatih dan kembali berseluncur?”batin Yuri.
“Yu...Yuri? Kau tidak apa-apa?”tanya Viktor.
“Kenapa? Apa kau sudah bosan denganku?”tanya Yuri sedih.
“Maksudku bukan seperti itu. Aku hanya meminta pendapatmu. Aku takkan pernah bosan menjadi pelatihmu. Itu tidak mungkin terjadi.”
Yuri memeluk Viktor erat.
“Tetaplah menjadi pelatihku, Viktor! Aku tidak bisa sampai sejauh ini tanpamu. Berkatmu, aku bisa mendapat medali emas di Grand Prix Final. Aku mohon jangan bosan denganku, jangan berhenti menjadi pelatihku!”pinta Yuri.
Viktor hanya diam, ia semakin tak tega meninggalkan Yuri.
“Dan aku... aku juga ingin selalu bersamamu, Viktor.”ujar Yuri.
“Kenapa kau ingin selalu bersamaku?”tanya Viktor.
Yuri melepas pelukannya, lalu ia menundukkan kepalanya.
“Itu... itu..... karena....., a.....aku mencintaimu, Viktor. Aku bisa berseluncur hingga memenangkan medali emas karena cinta, cintaku padamu.”ucap Yuri.
Viktor terkejut mendengarnya. Ia terkejut sampai tidak bisa berkata-kata.
“A....anooo...., Viktor?”tegur Yuri.
Viktor menghela nafas.
“Yuri...., aku...., aku tidak menyangka kau memiliki perasaan yang sama denganku....”ujar Viktor.
“Heh? La...lalu?”Yuri terkejut mendengar pengakuan Viktor. Yuri tak menyangka bahwa Viktor memiliki perasaan yang sama dengannya.
“Dan aku juga ingin selalu bersamamu, aku masih ingin menjadi pelatihmu. Aku rasa, prestasiku sebagai peseluncur sudah cukup. Kini, aku ingin mendampingimu meraih medali emas keduamu, ketigamu dan seterusnya. Dan aku juga masih ingin memakai cincin emas pemberianmu ini.”lanjut Viktor.

Yuri terharu, ia kembali memeluk erat Viktor. Viktor membalas pelukan Yuri. Pada akhirnya, Viktor memilih untuk menjadi pelatih Yuri ketimbang melanjutkan karirnya sebagai peseluncur profesional. Viktor menghubungi Yakov, dan karena itu ia pun terkena omelan Yakov. Tapi, Viktor tidak peduli, ia tetap pada pendiriannya.

Hari demi hari berlalu, Yuri sudah lancar melakukan Quadruple Flip. Sesuai janji, Viktor mengajaknya makan malam di sebuah restoran mewah. Makan malam mereka dikelilingi oleh cahaya lilin. Yang menambah suasana romantis di makan malam mewah mereka.

“Pelatih Viktor, makan malam ini....”Yuri belum menyelesaikan kalimatnya, namun Viktor menyelanya.
“Seperti yang kau bayangkan bukan?”terka Viktor.
“Ke...kenapa kau bisa tahu?”
“Aku juga membayangkan hal yang sama.”

Mereka berdua pun tertawa. Yuri yang dulunya sering terlihat murung, terlihat sangat bahagia. Apalagi Viktor, kehadiran Yuri telah memberikan hadiah yang berharga bagi Viktor. Yuri membuatnya menemukan “kalimat L” selain Life, yaitu Love. Lalu, sesuatu yang bulat dan berwarna emas, cincin emas yang melingkar di jari manis mereka dan juga medali emas Grand Prix Final yang menjadi pertanda cinta mereka.

TAMAT

*********
Domo arigatou yang udah baca FF ini. ^_^
Terus dukung FF ini ya, dengan voment FF ini.
Lagi proses bikin FF viktuuri lagi, yah moga aja jadi ya! XD

Something Round and Gold (Yuri on Ice FanFiction) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang